JAKARTA, KOMPAS.com - Langit senja di batas utara Kota Jakarta masih tampak bercahaya pada Jumat (22/11/2019 lalu. Lebih dari seribu taruna berbaris rapi di lapangan yang berada di kompleks Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Marunda, Jakarta Utara.
Usai apel pesiar, para taruna meninggalkan kampus tersebut secara berkelompok, mulai dari taruna tingkat empat, dua, dan yang terakhir satu. Nyaris tanpa suara berbincang mereka meninggalkan lembaga pendidikan kedinasan seluas sekitar 32 hektar itu.
Para taruna itu ada yang dijemput keluarganya, ada yang menumpang bus jemputan sampai pada titik tertentu, ada pula yang menggunakan sarana transportasi umum.
Adapun STIP memiliki 3 program studi yakni Nautika, Teknika, dan Ketatalaksanaan Angkutan Laut dan Kepelabuhanan (KALK).
Ketua STIP Marunda Capt. Marihot Simanjuntak mengatakan, ketiga program studi tersebut menyandang akreditasi A. Bahkan, STIP telah mengantongi ISO 9001: 2015.
Pendidikan yang diberikan di kampus itu, ia menambahkan, sesuai dengan standar internasional dan telah diakui Masyarakat Ekonomi Eropa.
Selain belajar di ruang kelas, para taruna ditempa di laboratorium, bengkel, dan kapal latih.
“Kami bisa mengeluarkan sertifikat yang berlogo garuda dan berlaku di dunia internasional,” ujar Marihot, Jumat (22/11/2019) lalu.
Tak ada mahasiswa tingkat tiga saat apel pesiar itu digelar. Mereka tengah berlayar di kapal. Magang merupakan bagian dari proses belajar di lembaga pendidikan milik Kementerian Perhubungan itu.
Praktek kerja di industri pelayaran menjadi makanan wajib para taruna. Mereka mesti mencari lahan praktek kerja yang sesuai dengan program studi masing-masing.
Ya, pengalaman bekerja menjadi kunci dari penguasaan keterampilan para mahasiswa yang menjadi modal masuk ke dunia kerja.
SDM unggul
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menekankan pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang unggul saat pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI pada 20 Oktober lalu.
Presiden Jokowi menegaskan, membangun SDM berkualitas menjadi strategi utama Indonesia dalam menghadapi puncak bonus demografi.
Bukan hanya pekerja keras, Jokowi berharap SDM Indonesia dinamis, terampil, serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Target itu tentu tak bisa dicapai dengan cara-cara lama. Ia meminta, semua pihak mengembangkan cara-cara baru untuk melahirkan SDM unggul. Salah satunya, ia melanjutkan, menggandeng dunia industri dalam mewujudkan SDM berkualitas.
“Kerja sama dengan industri juga penting dioptimalkan. Dan juga penggunaan teknologi yang mempermudah jangkauan ke seluruh pelosok negeri,” kata Jokowi.
Sejalan dengan misi Presiden Jokowi, PT Karya Citra Nusantara (KCN) berupaya mendukung dunia pendidikan untuk menghasilkan SDM unggul.
Salah satu strategi yang dilakukan perusahaan itu adalah dengan memberikan beasiswa kepada mahasiswa STIP dan membuka peluang kerja bagi alumninya untuk bekerja di Pelabuhan Marunda.
Direktur Utama PT KCN, Widodo Setiadi mengatakan pemberian beasiswa merupakan bagian dari program Corporate Social Responsibility (CSR) PT KCN.
Ia menjelaskan, KCN berkomitmen menyisihkan dana sebesar 5 persen dari total laba bersih untuk kepentingan tersebut. Sebagai informasi, pendapatan KCN kini mencapai Rp 200 miliar per tahun.
KCN sendiri merupakan Badan Usaha Pelabuhan hasil kerja sama PT Kawasan Berikat Nusantara (KBN) dengan PT Karya Teknik Utama (KTU). Adapun KTU merupakan badan usaha yang telah 36 tahun malang melintang di industri maritim.
Oleh karena itu, Widodo membuka luas peluang magang bagi mahasiswa STIP di KCN. Apalagi, KTU telah terbiasa menerima mahasiswa magang di salah satu bengkel kapalnya di Batam, Kepulauan Riau.
Hampir 200 kapal diproduksi KTU setiap tahunnya. Kapal-kapal tersebut, ia melanjutkan, tentu membutuhkan pekerja handal di bidang pelayaran.
“Di Batam, pabrik kapal kami sudah masuk ke sistem robotik. Sejumlah mahasiswa ITS magang di sana,” ujar Widodo saat penandatanganan nota kesepahaman PT KCN dengan STIP di auditorium STIP.
Saat magang, para mahasiswa bekerja sepanjang 4 jam setiap harinya. Dengan pendeknya waktu kerja tersebut, ia beralasan, memungkinkan lebih banyak mahasiswa yang bisa magang di perusahaan itu.
Ia juga membuka kesempatan bagi 5 lulusan terbaik STIP untuk menjadi pegawai KCN tanpa seleksi. Sementara itu, lulusan STIP lainnya tetap memiliki peluang bekerja di KCN lewat jalur seleksi karyawan pada umumnya.
Bukan tanpa alasan Widodo menggandeng STIP jelang 2019 berakhir. Selama ini, kata dia, sektor maritim tidak menjadi pilihan utama bagi generasi muda Indonesia.
“Padahal nenek moyang kita bangsa pelaut. Sudah lama kita memunggungi laut, seperti kata Pak Jokowi. Oleh sebab itu, kami ingin berkontribusi untuk membangun negeri lewat cara ini,” kata dia.
Mulai tahun ini, imbuh dia, KCN akan mengucurkan dana untuk beasiswa para taruna yang diseleksi STIP. Adapun kriteria penerima beasiswa akan ditentukan pihak kampus. Namun demikian, ia berharap masyarakat Marunda menjadi prioritas dalam seleksi tersebut.
Apabila program tersebut telah berjalan, ia melanjutkan, Widodo ingin program tersebut juga berlaku dalam skala nasional.
“Untuk tahun pertama, akan ada penerima beasiswa sejumlah 50 orang yang akan dibiayai secara penuh. Setelah lulus, para penerima beasiswa disalurkan ke berbagai perusahaan pelayaran. Nantinya, mereka wajib memiliki anak didik yang juga mereka beri beasiswa,” ujarnya.
Saat ini, ujar Widodo, sekitar 70 persen yang berlayar berbendara asing. Oleh karena itu, kemampuan berbahasa asing, utamanya Inggris, perlu dikuasai para taruna STIP.
Dengan adanya beasiswa itu, Widodo berharap para taruna STIP bisa meningkatkan kemampuan dan produktivitas. Beasiswa itu bisa digunakan untuk kursus persiapan TOEFL agar lulusan STIP mahir berbahasa Inggris.
“Kalau SDM yang lulus dari STIP berkualitas, tentu ini menjadi daya tarik bagi investor di sektor maritim. Indonesia harus meningkatkan mutu SDM supaya investor mau datang,” katanya.
Link and match
Para dosen yang hadir dalam penandatanganan nota kesepahaman itu pun berharap mendapat kesempatan memperluas wawasan dan keterampilan di PT KCN. Bahkan, para dosen berharap KCN bersedia untuk menjadi obyek penelitian mereka.
Harapan itu ternyata tak bertepuk sebelah tangan. Widodo membuka pintu bagi para dosen STIP untuk bisa mengetahui industri maritim secara riil yang dijalankan PT KCN. Dengan begitu, para dosen bisa menyesuaikan kurikulum di kampus dengan kebutuhan dunia usaha.
“Ini upaya agar terjadi link and match antara institusi pendidikan dengan dunia usaha,” kata dia.
Dengan adanya kerja sama tersebut, Capt. Marihot Simanjuntak berharap lulusan terbaik STIP benar-benar dapat bekerja di PT KCN.
“Setelah tamat, adik-adik taruna akan kami antarkan ke KCN dan biar diseleksi,” katanya.
Ia pun berharap, STIP mampu memberi pendidikan terbaik di tengah pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kerja sama dengan PT KCN, ia menambahkan, merupakan upaya untuk menyesuaikan kebutuhan dunia usaha dengan pendidikan dan keterampilan di STIP.
“Supaya lulusan STIP siap dan bisa diterima di pasar kerja, maka kami membangun jejaring kerja sama dengan berbagai pihak,” ujarnya.
https://edukasi.kompas.com/read/2019/11/27/16150021/dongkrak-mutu-sdm-pelayaran-kcn-kucurkan-beasiswa-bagi-taruna-stip