Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

"Lucida Sidera, Fatihversary", dari Tsunami Aceh ke Prestasi Dunia

KOMPAS.com - Tsunami Aceh menjadi titik balik kebangkit Aceh dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam bidang pendidikan. Kehadiran banyak para relawan dalam dan luar negeri untuk membangun kembali menjadikan pendidikan Aceh kembali bersinar.

Semangat ini coba kembali dimunculkan dalam Fatihversary ke-10 yang digelar sebagai peringatan hari lahir sekolah khusus puteri Teuku Nyak Arif Fatih Bilingual School, Banda Aceh dan diadakan pada 20-23 November 2019.

"Fatihversary dirancang sebagai ajang unjuk prestasi dan pengembangan bakat dan potensi siswa, melatih kemampuan berorganisasi dan berkolaborasi siswa," ujar Mustafa Cakallioglu, General Manager Teuku Nyak Arif Fatih Bilingual School.

Pada tahun ini Fatihversary mengusung tema "Lucida Sidera", berasal dari bahasa latin bermakna “Pancarkan Sinarmu”.

"Melalui penyelenggaraan Fatihversary tahun ini sekolah Teuku Nyak Arif Fatih mengajak seluruh siswa di Banda Aceh khususnya dan Aceh umumnya untuk berani mengekspresikan dan menunjukkan potensi dan talenta masing-masing dan mengarahkannya ke kegiatan dan ajang yang positif," jelas Mustafa.

Dari tsunami ke prestasi dunia

"Ketika awal tsunami, merekalah yang mula-mula mendirikan sekolah. Sesudah sekolah hancur semua, mereka (Fatih School) mendirikan model sistem yang baru," kenang Prof. Yusni Saby, tokoh pendidikan di Banda Aceh yang juga merupakan Rektor ke 8 Uin Ar-Rainiry.

Prof. Yusni Saby menlanjutkan, "Kelebihan lain juga bagaimana mereka membangun jaringan menjaga silahturahmi dengan para tokoh di sini. Hal ini membuat anak-anak Aceh kemudian dikenal tidak hanya menjadi juara di daerah namun juga mengikuti berbagai olimpiade internasional."

Tokoh pendidikan Aceh ini mengharapkan ajang ini dapat berlanjut di tahun-tahun selanjutnya dengan jangkauan yang lebih luas setidaknya di seluruh Aceh.

"Fatihversary dapat memberi dampak berupa bermunculannya dorongan semangat menggali potensi diri, berkarya dan berprestasi dari para anak dan remaja sekolah di Aceh," tegas Prof. Yusni.

Hal senada disampaikan Wakil Walikota Banda Aceh H. Zainal Arifin yang memberikan apresiasi atas prestasi diraih siswi Fatih Bilingual School dalam mengharumkan nama Banda Aceh baik di tingkat nasional dan internasional.

"Kami memberikan apresiasi atas apa yang telah telah dilakukan Fatih selama ini. Kami menitipkan harapan agar Fatih Bilingual School dapat terus mengekspolorasi bakat anak di luar buku-buku pelajaran sehingga mereka dapat terus meningkatkan kemampuan sumber daya manusia," ujar Zainal Arifin.

Dinas Pendidikan Banda Aceh Saminan menyampaikan, "Kami mendukung sepenuhnya atas capaian yang telah dilakukan Fatih School mulai dari tingkat daerah, nasional maupun internasional."

"Selama ini Fatih juga tela banyak membantu guru-guru kita dalam rangka memahami sains. Semoga hal ini akan terus berlanjut sehingga menjadi pembiasaan di sekolah-sekolah ini," lanjut Saminan.

Saminan mengatakan selama ini Fatih dikenal dengan sains-nya dan kini memberikan perhatian khusus kepada budaya lewat Fatihversary.

"Fatih juga menunjukan bahwa tidak hanya kuat dalam sains juga menunjukan prestasi dalam tahfiz Quran seperti yang diharapkan walikota. Kami berharap 4 pilar pendidikan Banda Aceh terus bisa dikembangkan yakni mengembangkan jiwa, hati, dan kognitif dan pendidikan inovatif sehingga karakter dan jiwa anak terbentuk," harap Kepala Dinas Pendidikan Aceh.

Terkait pendidikan karakter, Ketua Yayasan Fatih Indonesia, Surahman Sirait, "Pembangunan karakter, termasuk agama juga menjadi perhatian penting di sini, dan ini terintegrasi dalam pembelajaran maupun program kegiatan oleh para guru di sini baik di sekolah maupun di asrama."

Zarina, konselor sekolah menyampaikan program pendidikan karakter mendapat porsi sama penting seperti pengembangan akademik. "Banyak orangtua di sini berpandangan akademik penting namun pendidikan karakter tidak kalah penting," ujarnya.

"Seseorang bisa saja lulus Cambridge atau Oxford, namun kalau tidak memiliki karakter saya yakin belum tentu mereka bisa berhasil," ujar Zarina. 

Lebih jauh Prof. Yusni Saby menyampaikan, "Tantangan pendidikan anak saat ini adalah bagaimana membangun literasi di tengah maraknya dunia digital ini. Peran sekolah, guru dan orangtua bagaimana membangun konsistensi pendidikan anak baik di sekolah maupun di rumah."

"Peran orangtua sangat penting, kalau tidak anak akan terseret ke mana-mana," tegas Prof. Saby.

Memandang peran serta orangtua, Fatih School menjalin komunikasi yang intensif dan mengajak orangtua dalam kegiatan sekolah. Bentuk kerjasama dilakukan mulai dari program kunjungan guru ke orangtua hingga membentuk beragam klub orangtua di sekolah.

"Dengan terlibat aktif di kegiatan sekolah, orangtua jadi berempati pada anak di sekolah. Keterlibatan orangtua justru membuat orangtua bisa melihat langsung perkembangan anak. Hal ini sekaligus menjadi peluang untuk membangun komunikasi dengan pihak sekolah," ujar dr Rindang Indayani, orangtua yang menyekolahkan 2 puterinya di Fatih School.

Vella Ketua Pelaksana Acara Fatihversary menjelaskan ada beragam kompetisi diadakan dalam gelaran tersebut di antaranya; debat bahasa Inggris, cerdas cermat, tari tradisional, basket, olimpiade sains dan matematika, scrabble, hingga spelling bee dengan 600 lebih partispan siswa dari berbagai sekolah di Aceh dan sekitarnya.

Mustafa, General Manager Fatih School berharap ajang ini dapat berlanjut di tahun-tahun selanjutnya dengan jangkauan lebih luas setidaknya di seluruh Aceh.

"Selain itu Fatihversary diharapkan dapat memberi dampak berupa bermunculannya dorongan semangat menggali potensi diri, berkarya dan berprestasi dari para anak dan remaja sekolah di Aceh," tutup Mustafa.

https://edukasi.kompas.com/read/2019/11/27/20430161/lucida-sidera-fatihversary-dari-tsunami-aceh-ke-prestasi-dunia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke