Salin Artikel

Kampanye Anti Bullying, Perlu Kerja Sama Guru dan Orangtua

KOMPAS.com - Perundungan atau akrab dikenal bullying masih banyak ditemukan di Indonesia. Bullying bisa terjadi seperti bullying verbal hingga non-verbal.

Melihat hal itu, Universitas Mercu Buana (UMB) mengadakan Kuliah Peduli Negeri (KPN) yang diselenggarakan mahasiswa jurusan Public Relations Fakultas Ilmu Komunikasi dari tim Find Project.

Kegiatan ini digelar dalam bentuk program "Social Campaign Anti Bullying" di MTSN 27 Jakarta, Kamis (28/11/2019). Peserta acara berasal dari siswa kelas 8 MTSN 27 Jakarta dan turut dihadiri beberapa guru.

Antariksa Satya Negara selaku Ketua Pelaksana "Social Campaign Anti Bullying" tak lepas dari permasalahan di lingkungan sekolah yang akhir-akhir ini terjadi di Indonesia.

Menghargai teman

Antariksa menyebutkan dalam kampanye ini, pemateri memberikan informasi mengenai bullying dan dampaknya. Pemateri, lanjutnya, menekankan bullying bisa terjadi di mana saja dan kapan saja.

“Dengan adanya sosialisasi ini, saya berharap para siswa tidak lagi melakukan bullying kepada temannya, tidak lagi mengejek temannya dengan perkataan kasar," kata salah satu pemateri kampanye, Nurul Rizka dalam siaran pers diterima Kompas.com.

Menurutnya, peran dari orangtua dan juga guru sangat berpengaruh mengajarkan siswa bahwa bullying itu tidak boleh dilakukan. Orangtua dan guru perlu bekerjasama mengajarkan sejak dini agar tak menjadi kebiasaan melakukan bullying.

Dalam acara ini, pemateri juga mengenalkan jenis-jenis bullying seperti bullying verbal, bullying non- verbal, bullying fisik, dan bullying elektronik.

Antariksa Satya mengatakan “Diharapkan dengan adanya program ini, adik–adik usia menengah dapat membiasakan diri untuk tidak melakukan tindakan bullying dan lebih menghargai sesama teman."

"Agar tidak terjadi tindakan bullying di dalam lingkungan sekolah," kata Antariksa saat dihubungi Kompas.com.

Ia menambahkan guru pun menjadi orang kedua setelah orangtua yang dapat meminimalisir kan adanya tindakan bullying. Orangtua bisa mulai dari memberi arahan dan pencegahan bahwa apa itu bahaya dan dampak dari bullying tersebut.

"Untuk guru mungkin bisa dengan cara membentuk kelompok belajar dan akan diubah per minggu atau bulannya. Yang mana bertujuan untuk membuat murid muridnya bisa timbul rasa kerja sama dan kompak satu dengan lainnya," ujar Antariksa.

Dari sisi orangtua, lanjutnya, bisa mengingatkan terus kepada anak agar selalu baik dan sayang kepada semua orang termasuk teman sendiri.

https://edukasi.kompas.com/read/2019/12/02/21373531/kampanye-anti-bullying-perlu-kerja-sama-guru-dan-orangtua

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke