Salin Artikel

Mengawal Mutu Pendidikan Tanpa Mengorbankan Kemerdekaan Belajar

KOMPAS.com - Pidato Menteri Pendidikan Nadiem Makarim pada Hari Guru Nasional (25/11/2019) mendapat sambutan positif banyak pihak, termasuk kalangan guru selaku ujung tombak pendidikan.

Mendikbud Nadiem dipandang banyak pihak sudah memahami simpul-simpul apa saja yang perlu diperhatikan dalam mengurai duduk soal penguatan pendidikan di Indonesia.

Darmawan Putera, Guru SD 08 Kendawangan, Ketapang, Kalimantan Barat menaruh harapan besar pada Mendikbud Nadiem untuk melakukan perubahan. 

"Guru kembali bersemangat. Belaiu memahami permasalahan guru yang habis untuk  soal administrasi sekolah sehingga mengurangi waktu interaksi dengan siswa. Sebentar-sebentar di panggil ke kantor menyelesaikan soal administrasi," ujar Darmawan di sela-sela yang digelar LPMP Kalimantan Barat (2/12/2019).

Mengawal 8 standar mutu

"Dalam K13 (kurikulum 2013) sebenarnya lebiha banyak melibatkan siswa berinteraksi dalam pembelajaran sehingga guru didorong untuk terus memperkaya diri dengan inovasi pembelajaran kreatif agar siswa antusias dalam belajar," Darmawan.

Lebih jauh ia menyampaikan, para guru di Kalimantan Barat terus meningkatkan kualitas pembelajaran dalam berbagai kegiatan yang dilaksanakan, baik melalui kegiatan Kelompok Kerja Guru, seminar maupun kegiatan evaluasi mutu yang diadakan LPMP (Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan).

Lembaga yang berada di bawah Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah dan dikoordinasikan Direktorat Tenaga Kependidikan memiliki perhatian khusus pada 8 standar pendidikan meliputi; Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Pengelolaan, dan Standar Sarana/Prasarana dan Standar

Asep Sukmayadi, Kepala LPMP Kalimantan Barat (Kalbar) menyampaikan, "Secara ideal sesungguhnya standar mutu pendidikan itu sendiri tentu tidak dapat dipisahkan dari aspek administrasi dan manajerial satuan pendidikan sebagai pemenuhan aspek pembiayaan dan pengelolaan."

Dalam hal ini, Asep Sukmayadi menekankan pentingnya prinsip-prinsip school-based manajemen dapat diimplementasikan dengan baik dengan didukung oleh sistem administrasi pendidikan yang efisien sebagai bagian integral dari sistem penjaminan mutu eksternal yang harus terus diperkuat.

Kepala LPMP Kalbar menambahkan, pihaknya terus melakukan pendampingan melalui program sekolah binaan yang dilakukan fasilitator untuk mendorong sekolah dapat membangun sistem penjaminan mutu internalnya.

Disamping itu pendampingan juga secara simultan diarahkan untuk mendorong sekolah menemukenali dan mengembangkan kekhasan sekolah sebagai inovasi untuk membangun sekolah kreatif.

"Harapannya, sekolah dapat memenuhi standar nasional pendidikan yang telah ditetapkan," lanjut Asep. 

Link and match dan karakter

Mulyo Subiarto, Guru Matematika SMKN 7 Pontianak Kalimantan Barat menyampaikan akreditasi sekolah menjadi salah satu sarana melihat indikator mutu sebuah sekolah. Misal terkait kompetensi lulusan yang menjadi isu besar SMK selama ini.

"Terkait isu link and match, SMKN 7 berupaya membangun kemitraan dengan perusahaan seperti Honda. Sehingga lulusan dapat langsung terserap di jaringan mereka, bukan hanya untuk teknisi atau mekanik namun juga untuk sales dan juga administrasi," cerita Mulyo.

Mulyo mengatakan, lulusan SMK di tempatnya banyak terserap DIDU (dunia industri dan dunia usaha) karena mutu standar proses pembelajaran dan standar pendidik yang terus dijaga.

"BIla standar mutu sekolah dijalankan dengan baik, sebenarnya yang bilang lulusan SMK banyak menganggur, ya sebenarnya juga tidak semua SMK. Bahkan ada siswa kami yang selain bekerja juga melanjutkan kuliah, tidak kalah bersaing dengan siswa SMA lain," tegas Mulyo.

Misal perhatian khusus sekolah terhadap kompetensi dan pendidikan karakter. Karakter penting agar siswa benar-benar siap masuk dunia kerja, tidak hanya cukup kompetensi DIDU (Dunia Usaha Dunia Industri) tetapi juga karakter seperti disiplin," ujarnya.

Peran LPMP dalam hal ini, menurutnya, sangat membantu dalam menjaga kualitas mutu dalam pelaksanaan program termasuk juga dalam perencanaan dan laporan keuangan. Sehingga persiapan terkait akreditasi dapat mencapai hal itu.

Asep Sukmayadi berharap pendampingan yang dilakukan LPMP dapat mendorong lebih banyak satuan pendidikan bermutu sehingga pemerataan mutu pendidikan dapat secara bertahap dapat diwujudkan.

"Pendampingan juga sesungguhnya merupakan kesempatan utk bergotong royong bersama Pemda dan para pihak peduli pendidikan.dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas secara lebih luas dan merata," ujar Kepala LPMP Kalbar ini menutup pembicaraan.

https://edukasi.kompas.com/read/2019/12/06/17422601/mengawal-mutu-pendidikan-tanpa-mengorbankan-kemerdekaan-belajar

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke