KOMPAS.com - Long life learner atau menjadi manusia pembelajar menjadi intisari dari pendidikan, tidak hanya bagi siswa namun juga bagi para guru sebagai ujung tombk pembelajaran di dalam kelas.
Semangat menjadi manusia pembelajaran inilah yang coba dipantik dalam Cambridge School Conference yang digelar di Bali, 9-10 Desember 2019 dengan mengangkat tema besar "Evaluating Impact: How Effective Our School and Classrom Practice".
Konferensi internasional Cambridge Internasional tahun ini diikuti setidaknya 217 sekolah dari 37 negara. Sebanyak 140 delegasi dari Indonesia mengikuti konferensi internasional ini.
Dalam sambutannya, Ben Schmidt (Regional Director Southest Asia & Pacific, Cambridge International) mengangkat soal indahnya perbedaan yang terangkum dalam filosofi Bhinneka Tunggal Ika. Ia berharap semangat ini dapat menjadi semangat dalam konferensi internasional ini.
"Berbagai praktisi pendidikan dari berbagai negara berkumpul di sini untuk saling berbagi pengetahuan mereka dan semoga ini dapat saling memperkaya dan memajukan pendidikan," ujar Ben dalam sambutannya.
Guru jadi kunci keberhasilan
Menyampaikan pesan Christine Ozden (Chief Executive Cambridge International), Ben Schmidt menjelaskan berdasarkan hasil riset, guru yang baik menjadi kunci keberhasilan menghasilkan lulusan unggul.
"Dan salah satu fokus dan tujuan Cambridge International adalah membantu sekolah bagaimana memperkuat kompetensi guru dalam melakukan praktik pembelajaran di kelas," tegasnya.
Hal senada disampaikan Tristian Stobie (Director Education Cambridge Internasional). Ia menyampaikan guru yang luar biasa adalah guru yang terus membua progress pembelajaran untuk para siswa dari latar belakang berbeda.
Menurutnya keberhasilan guru dalam pembelajaran bukan hanya menyiapkan siswa ke jenjang pendidikan tinggi namun membuat siswa menjadi manusai yang selalu haus akan pengetahuan dan menjadi manusia pembelajar.
Untuk itu Tristian mendorong sekolah dan guru tidak cepat berpuas diri dengan capaian yang telah diraih. "Guru dan sekolah harus terus melakukan evaluasi profesional atas praktik pembelajaran yang mereka lakukan di kelas," tegas Tristian.
Rob Coe yang pernah menjabat profesor di School of Education, Durham University, Inggris menyampaikan keberhasilan pembelajaran hanya akan berhasil bila guru terus melakukan evaluasi dan perbaikan terus menerus.
"Guru yang luar biasa adalah guru yang memiliki komitmen untuk terus memperbaiki proses pembelajaran yang lebih baik dan efektif dibandingkan tahun sebelumnya," ujar Rob Coe.
Rob Coe juga mengajak para guru untuk melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran di kelas lewat berbagai pertanyaan kristis yang memicu siswa berpikir kritis, berani memberikan soal HOTS (higher order thinking skills) dan membuka ruang diskusi di kelas.
Rob Coe menjelaskan setidaknya ada 4 kerangka penting yang harus dijalankan guru dalam pembelajaran di kelas yakni: (1) Memahami konten pembelajaran, (2) Menciptakan suasana pembelajaran yang mendukung, (3) mengoptimalkan penugasan siswa daripada ceramah di kelas, serta, (4) mengaktifkan pembelajaran kritis dan kreatif.
Dian Apriyani Senior Country Manager Cambridge International untuk Indonesia mengharapkan acara ini menjadi media pembelajaran dan berbagi jaringan antar para guru, khususnya guru-guru di Indonesia.
"Ini merupakan konferensi pertama di Indonesia untuk Cambridge School International Conference. Ini merupakan platform yang luar biasa bagi sekolah untuk belajar banyak hal supaya pendidikan makin maju di seluruh dunia, termasuk Indonesia," harap Dian.
https://edukasi.kompas.com/read/2019/12/09/10343891/konferensi-internasional-cambridge-guru-didorong-jadi-manusia-pembelajar