KOMPAS.com - Evaluasi pembelajaran tidak hanya menjadi kebutuhan siswa melainkan juga guru sebagai bagian subyek pembelajaran di kelas. Evaluasi guru ini penting agar mereka dapat meningkatkan diri menjadi lebih baik.
“Evaluasi guru adalah salah satu pendorong utama untuk membuat perubahan. Guru adalah bagian terpenting dari pembelajaran namun tidak semua guru atau cara mengajar mereka sama efektifnya," ujar Gerard Calnin, The Education University of Hong Kong dalam konferensi internasional yang digelar Cambridge International di Bali (9/12/2019).
Konferensi internasional yang digelar Cambridge Internasional tahun ini diikuti setidaknya 217 sekolah dari 37 negara. Sebanyak 140 delegasi dari Indonesia mengikuti konferensi internasional ini.
"Perbedaan kualitas mengajar (setiap guru) menjadi tantangan bagi sebagian besar sekolah, dan untuk menghadapi tantangan itu kita harus membangun kapasitas secara bersama-sama,” ujar Gerard.
Kerja kompleks guru
Lebih jauh Gerard menyampaikan kerja guru sangat kompleks, bukan hanya soal akademis melainkan juga termasuk aspek emosional dan perhatian terhadap kebutuhan setiap murid.
Dalam hal ini, kemampuan membangun hubungan dengan siswa, kemampuan berkomunikasi menjadi sanga penting.
"Aspek-aspek yang mendukung pengajaran tidak hanya pengetahuan atau skill, tapi juga sikap dan kepercayaan guru, efektivitas praktik mengajar, kondisi pembelajaran, dan kolaborasi profesional,” ujar Gerard menjelaskan.
Untuk itu ia mendorong sekolah harus merancang model evaluasi kompetensi guru berdasarkan konteks di setiap sekolah, berdasarkan 7 prinsip berikut:
Administratif bukan evaluasi
Meski demikian, Gerard menilai melakukan evaluasi guru saja belum cukup. “Banyak model evaluasi guru yang ada saat ini tidak tepat sasaran. Kita tidak bisa mengaplikasikan satu model evaluasi guru dari satu sekolah ke sekolah-sekolah lain," jelasnya.
“Evaluasi tidak cukup untuk membuat perubahan. Feedback yang produktif juga harus disertai dengan kesempatan untuk membuat perbaikan. Evaluasi yang baik mengidentifikasi kekuatan dan area untuk perbaikan, melacak progres, dan mengukur performa berdasarkan kriteria yang sudah disetujui bersama," jelasnya.
Gerard juga menegaskan ada beberapa faktor yang menyebabkan evaluasi guru tidak berjalan baik, diantaranya; tujuan (evaluasi) yang tidak jelas, proses administrasi yang tidak efektif dan membuang waktu, tolak ukur yang tidak jelas, tidak adanya implementasi serta tidak berjalannya fungsi kepemimpinan.
Gerard Calnin kemudian menyampaikan setidaknya ada 6 model evaluasi kompetensi guru yang dapat dilakukan, yakni;
"Evaluasi saja tidak akan membuat perubahan. Perubahan hanya dapat terjadi bila disertai memberi kesempatan guru untuk (terus) belajar," tegas Gerard.
https://edukasi.kompas.com/read/2019/12/10/09133761/gerard-calnin-penguatan-evaluasi-guru-bukan-sekadar-soal-administrasi