KOMPAS.com - Setiap manusia perlu memiliki semangat keterbukaan untuk menghadapi perkembangan teknologi yang menuntut adaptasi cepat. Keterbukaan akan menjadi jendela bagi manusia untuk mengembangkan diri menjadi insan yang mampu menyelesaikan masalah-masalah di dunia.
Hal tersebut disampaikan Rektor Universitas Prasetiya Mulya, Prof Djisman Simandjuntak seusai menghadiri acara wisuda Universitas Prasetiya Mulya dengan tema “Rediscovering Openness in The Age of Connected Intelligent Technologies” yang diselenggarakan di Jakarta Convention Center pada Selasa (10/12/2019).
Prof Djisman mengatakan semangat keterbukaan perlu dimiliki saat menghadapi temuan-temuan ilmu pengetahuan baru. Manusia perlu terbuka untuk memahami dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan.
"Kita tahu keterbukaan itu adalah jendela untuk mengakses teknologi yang diperlukan. Juga jendela kita unutk bertukar pikiran dengan warga dunia. Kalau jendela ini ditutup, kita akan menghadapi masalah besar," ujar Prof. Djisman.
Menurutnya, perkembangan ilmu pengetahuan seperti di bidang teknologi memiliki dua sisi seperti mata pedang. Teknologi bisa membantu manusia sekaligus bisa menyulitkan manusia.
"Tapi seandainya umat manusia bisa memobilisasi seluruh teknologi, maka persoalan besar yang dihadapi manusia saat bisa terselesaikan," tambah Prof. Djisman.
Ia meminta semua aspek turut berpartisipasi dalam keterbukaan guna menjawab tantangan zaman. Menurutnya, saat ini lulusan perguruan tinggi mesti menjadi kampiun dalam rangka penemuan ulang arti keterbukaan.
Mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu mengatakan ketidakpastian yang timbul karena perang dagang global mengakibatkan tantangan bagi perekonomian Asia pada 2020 mendatang.
Untuk itu, Indonesia harus bersiap untuk beradaptasi dengan cepat termasuk menunjukkan sikap keterbukaan terhadap berbagai inovasi yang akan hadir di masa mendatang.
“Dinamika perekonomian global harus disikapi dengan semangat keterbukaan guna menjawab semua tantangan dan mengubahnya menjadi peluang," kata Mari dalam siaran pers yang diterima Kompas.com.
Menurutnya, semangat keterbukaan akan menjadi langkah awal yang penting guna membangun terciptanya kerja sama dengan pihak yang lebih luas baik skala regional maupun global.
"Beragam peluang baru pun akan tercipta melalui kerja sama tersebut, mulai dari mendorong pertumbuhan ekonomi, hingga memperkuat kepercayaan dunia Internasional,” tambahnya.
Wisuda Prasetiya Mulya tahun ini melepas 851 lulusan terbaiknya, yang terdiri dari 690 wisudawan tingkat Sarjana angkatan 2015 (59 S1 Accounting, 407 S1 Business Management, 28 S1 Event, 63 S1 Finance & Banking, 133 S1 Branding) dan 161 wisudawan tingkat Magister Manajemen angkatan 2017 (Kelas MMSM 51, MMSM 52, MMBM 25, MMBM 36, MMR 57 dan MMR 58).
Sejumlah 131 wisudawan S1 dan 10 Wisudawan S2 menerima predikat Cumlaude dan berbagai penghargaan seperti The Best Academic in Major dan Best Contribution.
Sejalan dengan motto Collaborative Learning by Enterprising, Prasetiya Mulya memposisikan mahasiswa dan para lulusannya sebagai pemacu kewirausahaan yang mampu membawa difusi pengetahuan baru kepada masyarakat, terutama di dunia bisnis.
“Melalui tema Rediscovering Openness in The Age of Connected Intelligent Technologies Prasetiya Mulya ingin menanamkan semangat keterbukaan kepada lulusannya untuk bersama mendorong Indonesia menaklukan tantangan zaman dengan mengedepankan semangat keterbukaan melalui kolaborasi teknologi, ilmu pengetahuan serta kewirausahaan agar dapat terus bersaing dan menghadirkan inovasi di bidangnya,” ujar Prof. Dr. Djisman.
https://edukasi.kompas.com/read/2019/12/11/08460761/wisuda-universitas-prasmul-semangat-keterbukaan-jendela-menuju-perubahan