KOMPAS.com - Sejak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim meluncurkan Empat Pokok Kebijakan Pendidikan "Merdeka Belajar" di Jakarta, Rabu (11/12/2019) ragam tanggapan dan komentar terus mengalir.
Termasuk mantan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah juga turut berkomentar terkait digantinya ujian nasional (UN) dengan Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter.
Dalam cuitannya di akun twitter pribadinya dan dirangkum Kompas TV, Fahri menilai hal itu tidak sesuai dengan visi Presiden Jokowi.
"Tidak mudah memang, dan pak menteri masih muda. Tapi bapak juga diberi kesempatan oleh bangsa ini melalui presiden agar berkarya yang terbaik," tulisnya lagi.
Disitu, Fahri coba memberikan masukan agar Mendikbud melakukan yang terbaik dan tidak melibatkan diri dalam debat berulang-ulang.
"Kerjakan saja apa yang terbaik bisa dipersembahkan. Saya yakin pak menteri dan jajarannya sebagai tim bisa karena saya orang kampung, menulis ini di kampung," ujar Fahri di akunnya itu.
Bahkan Fahri juga mengatakan seakan di depan sebuah sekolah yang nampak rapuh karena tak datang kabar baik dan hawa segar kepada mereka (orang kampung).
"Perdebatan kalian di pusat bikin pesimis, itu suara hati mereka," imbuh Fahri.
Fahri berharap, Nadiem Makarim bisa membuat orang kampung optimis, senyum sekolah dan anak didik di seluruh negeri serta memudahkan hidup guru yang susah.
Harapan lain, Menteri Nadiem mampu membuat jembatan teknologi agar anak bangsa tidak lagi mengalami kesulitan namun menjadi cerdas sesuai amanah Pembukan UUD.
"Ada uang, ada ruang, apa lagi? Tulislah sesuatu yang akan jadi kebangggaan Ibu Pertiwi," tulis Fahri Hamzah dalam akunnya tersebut.
https://edukasi.kompas.com/read/2019/12/14/13332551/fahri-hamzah-semprot-nadiem-terkait-penggantian-un