Salin Artikel

Anak Pedagang Sayur Berhasil Kuliah di Amerika, Ini Kisahnya

KOMPAS.com - Siapa tak sangka, Aula Andika Fikrullah Al Balad (26), anak pedagang sayur di Aceh, ini berhasil bisa memperoleh beasiswa kuliah S2 di Lehigh University, Amerika Serikat.

Sebelumnya, Aula menyelesaikan kuliah S1 di Universitas Syiah Kuala Jurusan Pendidikan Fisika, sesuai dengan keinginannya.

Dilansir dari VOA Indonesia, Aula adalah anak tukang sayur di Gampong Lampasi, Darul Imarah, Aceh Besar. Berkat usaha keras didukung segudang prestasi dimilikinya, Aula mewujudkan impiannya kuliah di Amerika.

Sejak kecil bantu ibu jualan sayur

Saat berusia 7 tahun, tepatnya tahun 2000, sang ibu membangun kios kecil sederhana di depan rumah untuk berjualan sayur.

Namun, sebelum punya kios, sang ibu Siti Narimah atau akrab dipanggil Mak Cut berjualan sayur dengan cara keliling satu rumah ke rumah yang lain.

"Sejak menikah dengan almarhum ayah, ibu sudah jualan sayur," ujar Aula.

Menurut Aula, sang ayah Ridhwan ditemukan meninggal di dekat sawah pada 2004. Waktu itu sedang terjadi konflik di Aceh.

Di tahun yang sama pula, dua kakaknya meninggal karena sakit dan menjadi korban bencana tsunami. Aula sendiri adalah anak bungsu dari tujuh bersaudara.

Meski jadi orangtua tunggal, Mak Cut tetap semangat berjualan sayur untuk mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari.

"Saya ingat dulu sekolahnya jam dua siang. Jadi pagi ngantar ibu ke pasar untuk belanja sayur, kemudian saya jemput lagi. Barulah jam 2 saya berangkat sekolah," tutur Aula.

Hal menarik yang bisa dipetik dari keluarga itu ialah menyangkut pendidikan. Bagi keluarganya, pendidikan adalah hal yang paling utama.

Tak heran ketika Aula duduk di bangku SMP, kakaknya menjual perhiasan hanya untuk biaya sekolah. Begitupun ketika Aula di SMA.

"Ketika SMP, kakak harus jual perhiasan supaya saya masuk sekolah," katanya.

Namun, ketika masih duduk di bangku sekolah, Aula punya segudang prestasi akademik, yakni juara pidato, cerdas cermat, Olimpiade Fisika dan Matematika, public speaking, hingga MTQ.

Pernah pula dia meraih penghargaan di ajang Festival Film Aceh yang digelar dinas sosial dan didukung UNICEF Indonesia.

Tak punya biaya, Aula tolak kuliah di kampus negeri

Begitu lulus dari SMA, Aula bingung karena mendapat undangan masuk ke beberapa perguruan tinggi negeri Indonesia dari program Kemendikbud.

"Saya bingung, karena ini sudah dapat undangan, trus nanti yang bayar uang sekolah siapa? Akhirnya saya tidak terlalu antusias dengan undangan itu," jelasnya.

Akhirnya, dia memutuskan ikut SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) dan memilih Universitas Syiah Kuala di Banda Aceh.

Aula bersyukur karena mendapatkan beasiswa Bidikmisi hingga tamat kuliah.

Selain tak membebani ibu atau kakaknya, Aula justru mampu membantu keuangan keluarganya.

Dia meraih berbagai prestasi, antara lain menjadi Raja Baca Provinsi Aceh, Duta Damai Provinsi Aceh, Duta Bahasa, juga menjadi perwakilan Indonesia dalam kegiatan Nusantara Leadership Camp.

Aula 53 kali gagal dapat beasiswa

Lulus kuliah dan diwisuda November 2016, Aula bekerja freelance sebagai blogger untuk dunia gaya hidup dan juga menekuni bidang media sosial.

Bahkan dia mengajar Al-Qur’an dan Kitab Kuning di pesantren tradisional atau mengajar fisika, baik di kampus juga di sekolah untuk olimpiade sains nasional tingkat Aceh.

Kemudian, muncul pemikiran kuliah di luar negeri. Aula pun dikenal sebagai 'scholarship hunter' alias pemburu beasiswa sejak kuliah.

"Selama S1 saya coba berbagai beasiswa, short course, conference, exchange program ke luar negeri selalu mendapat penolakan," katanya.

Hingga sampai 53 kali Aula mendaftar beasiswa, tetapi tak satu pun yang berhasil.

Kemudian dia mendapat informasi dari rekannya agar daftar beasiswa USAID prestasi untuk program S2 di Amerika. Yang menarik adalah Mak Cut memberi dorongan agar Aula mencobanya.

Hingga Aula berhasil dapat beasiswa kuliah di Amerika dan mampu menginjakkan kaki untuk yang pertama kali di Amerika pada Juni 2018.

Kampus dia adalah Lehigh University di Bethlehem, Pennsylvania, yang masuk ke dalam daftar 50 universitas nasional terbaik di Amerika menurut situs U.S. News & World Report.

Di kampus itu, Aula memilih jurusan Instructional Technology. Dipilihnya jurusan itu karena Ia berencana untuk menjadi bagian dari orang-orang yang membangun teknologi di dunia pendidikan.

Mak Cut jadi "Orangtua Hebat 2019"

Aula yang lahir November 1993 itu ternyata memiliki kesan tersendiri dengan bulan November.

Selain diwisuda pada November 2016, sang ibunda Mak Cut mendapat penghargaan 'Orang Tua Hebat 2019' dari Kemendikbud yang juga diberikan November 2019.

"Ketiadaan orangtua yang lengkap, kemudian orangtua yang tidak berpendidikan, ekonomi yang tidak mendukung itu tidak menghalangi kita untuk mencapai apa yang kita mau," ujarnya.

"Tidak pula menghalangi anak-anaknya untuk bisa berpendidikan dan melanjutkan pendidikan sampai ke level yang tertinggi dan di luar negeri dan di negara yang paling adidaya di dunia," kata Aula.

Aula juga berpesan agar tidak menjadikan keterbatasan sebagai penghalang untuk mendapatkan cita-citanya.

"Tak perlu harus melulu sempurna, tetapi segala cita-cita bisa diraih dengan berusaha," kata Aula.

(Editor: Rachmawati)

https://edukasi.kompas.com/read/2019/12/14/16560431/anak-pedagang-sayur-berhasil-kuliah-di-amerika-ini-kisahnya

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke