KOMPAS.com- Ada tiga jalur bisa kamu pilih untuk bisa masuk ke perguruan tinggi negeri (PTN) favorit. Tiga cara tersebut yakni Seleksi Nasional Masuk PTN (SNMPTN), Seleksi Bersama Masuk PTN (SBMPTN), serta ujian mandiri yang dilakukan pihak PTN.
Bagi siswa SMA dan sederajat tingkat akhir berprestasi dengan nilai akademik di atas rata-rata, memiliki kesempatan untuk masuk PTN lewat jalur SNMPTN.
Berbeda dengan SBMPTN atau ujian mandiri, SNMPTN ini tanpa melalui tes. Sebab penyaringannya berdasarkan penelusuran prestasi akademik dan portfolio calon mahasiswa.
Hanya saja, syarat lolos SNMPTN ternyata tak bisa hanya bergantung pada rangking satu yang selama ini kamu dapat. Ada sejumlah faktor lain turut menentukan apakah kamu bakal lolos SNMPTN atau tidak.
Berikut sejumlah fakta seputar lolos SNMPTN melansir laman resmi LTMPT serta Rencanamu.id.
1. Riwayat prestasi akademik di sekolah
Bukan melalui tes khusus seperti UTBK dalam SMBPTN, SNMPTN dilakukan berdasarkan hasil penelusuran prestasi akademik dengan menggunakan rapor dan portfolio.
Rapor yang digunakan adalah semester satu sampai dengan semester lima bagi SMA/SMK/MA dengan masa belajar tiga tahun, atau semester satu sampai dengan semester tujuh bagi SMK dengan masa belajar empat tahun.
"Siswa yang berhak mengikuti seleksi adalah siswa yang memiliki Nomor Induk Siswa Nasional (NISN), memiliki prestasi unggul, dan rekam jejak prestasi akademik di PDSS," menurut laman resmi LTMPT.
2. Kuota
Daya tampung setiap Program Studi (prodi) yang disediakan untuk calon mahasiswa baru jalur SNMPTN ditetapkan paling sedikit 20 persen dari daya tampung prodi tersebut. Sedangkan SMBPTN ditetapkan 40 persen.
3. Tergantung pesaing
Walau ranking kamu di sekolah selalu nomor satu, itu tak jadi jaminan. Lolos atau tidaknya SNMPTN juga tergantung pada pesaing kamu dalam SNMPTN.
Bisa saja persentase peluang masuk SNMPTN memang cukup besar, mengingat tak semua siswa bisa ikut jalur ini. Namun, perlu diingat bahwa pendaftar lainnya adalah juara kelas semua.
“Memberikan kesempatan kepada siswa SMA/SMK/MA di dalam dan luar negeri (Sekolah Republik Indonesia/SRI) yang memiliki prestasi unggul untuk menempuh pendidikan tinggi di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) termasuk Universitas Terbuka atau UT (sebagai pilot project untuk 2 program studi),” tulis laman resmi LTMPT.
Ngeri-ngeri sedap jadinya.
4. Pikirkan bila lintas jurusan
Lintas jurusan di SNMPTN memang diperbolehkan, namun siswa perlu mempertimbangkan kemampuan dan aturan dari PTN yang dituju.
Pasalnya, setiap perguruan tinggi memiliki aturan lintas jurusan yang perlu kamu ketahui. Misalnya saja di Universitas Indonesia (UI), anak IPA boleh lintas jurusan mengambil prodi soshum, tetapi anak IPS/Bahasa tidak boleh mengambil jurusan Saintek.
Jadi, jangan sampai kamu gagal 'hanya' karena lintas jurusan.
5. Prodi tak bisa diganti
Baiknya kamu tidak asal memilih prodi hanya karena peluangnya besar atau gengsinya besar. Sebab, jika kamu diterima di SNMPTN, otomatis kamu harus mengambilnya dan tidak bisa ikut SBMPTN.
Perlu diingat, kuliah tidaklah sebentar. Jangan sampai, selama empat tahun ke depan kamu bakal jenuh kuliah karena prodi dipilih tak sesuai dengan hati.
https://edukasi.kompas.com/read/2020/01/08/19315701/5-hal-perlu-kamu-perhatikan-agar-lolos-seleksi-snmptn-2020