Salin Artikel

Menristek Dorong Apple Buka Lebih Banyak Akademi untuk Memperkuat Inovasi

KOMPAS.com - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro mendorong Apple Academy dapat membuka lebih banyak cabang di Indonesia.

Bambang Brodjonegoro dalam kesempatan ini menyampaikan langsung kepada Worldwide Director for Apple Developer Academy Gordon Shukwit untuk membuka lebih banyak lokasi Apple Developer Academy di setiap pulau besar di Indonesia.

"Mereka (Apple Academy) di Brazil punya sepuluh. Untuk Indonesia paling tidak di pulau besar atau di wilayah kepulauan itu ada satu. Di Jawa sudah ada dua (Tangerang Selatan dan Surabaya. Di Sumatera sudah ada di Batam. Mudah-mudahan nanti ada di Kalimantan, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, maupun Papua," harap Menristek.

Harapan Menristek dan Kepala BRIN ini disampaikan dalam graduation atau wisuda angkatan kedua program Apple Developer Academy, Selasa (14/1/2020) di BSD, Tangerang Selatan.

Apple Developer Academy bekerja sama Universitas Binus telah meluluskan 194 wisudawan dalam program beasiswa pelatihan coding angkatan kedua.

Dalam graduation ini, para wisudawan yang telah lolos seleksi program beasiswa mendapat pelatihan coding sama sepuluh bulan sejak April 2019 hingga Januari 2020 dan telah menghasilkan 36 aplikasi untuk Apple Store.

Turut ditampilkan pada wisuda ini lima aplikasi dari 36 aplikasi yang sudah dapat diunduh di antaranya:

  • Qiroah: aplikasi belajar membaca Quran secara tatap muka (talaqqi), yang dapat memberikan koreksi pada bacaan yang kurang tepat menggunakan teknologi Machine Learning.
  • Teman Netra: aplikasi yang dapat membacakan tulisan pada setiap tulisan yang difoto melalui aplikasi tersebut guna dapat membantu kaum tuna netra berbahasa Indonesia dalam membaca teks pada media apapun.
  • Leastric: aplikasi mengawasi penggunaan listrik pakai di rumah dan bertujuan membantu pengguna dalam menghemat konsumsi listrik.
  • Hearo: aplikasi mengubah bahasa isyarat menjadi teks dan suara. Aplikasi ini bertujuan membantu para tuna rungu dan tuna wicara berkomunikasi.
  • Canting: aplikasi mendesain batik pada gadget produksi Apple terkoneksi Apple Pencil untuk menciptakan berbagai model batik dengan berbagai fitur digital sebelum desain batik tersebut dipasang pada kain.

Membangun ekonomi digital

“Developer, programmer, atau ahli di bidang coding itu akan menjadi kebutuhan dan di sinilah saatnya kita mendorong institusi seperti Apple Developer Academy untuk bisa membina anak muda kita untuk bisa menekuni bidang yang sesuai arus ekonomi digital," ungkap Menristek.

Lebih lanjut Menristek berharap para lulusan dapat berkontribusi dalam berbagai bentuk yaitu pengembangan produk yang dapat menjadi startup potensial dengan membuka peluang entrepreneurship.

Atau para lulusan juga dapat memenuhi kebutuhan SDM kompetitif dari berbagai perusahaan digital yang saat ini masih sebagian besar diisi oleh tenaga asing.

Kemenristek/BRIN sendiri saat ini sudah memiliki program hibah permodalan dan inkubasi atau pembinaan bagi para startup. 

"Hibah sudah dianggarkan. Kita bahkan sudah menyiapkan yang 2021. Yang 2020 sudah dianggarkan dan sudah mulai jalan. Intinya kita sudah punya program. Nanti lulusan Apple Developer Academy atau siapapun yang punya aplikasi atau games yang dikembangkan dan ingin membangun startup, langsung ke Kemenristek," jelasnya Menteri Bambang.

https://edukasi.kompas.com/read/2020/01/15/16130431/menristek-dorong-apple-buka-lebih-banyak-akademi-untuk-memperkuat-inovasi

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke