KOMPAS.com- Program studi (prodi) Kedokteran, Pendidikan Dokter, atau Kedokteran Gigi menjadi prodi favorit sekaligus tersulit di SNMPTN maupun SBMPTN.
Mendapatkan nilai UTBK di atas rata-rata menjadi syarat utama untuk bisa masuk ke prodi tersebut, sehingga persiapan matang perlu dilakukan, mulai dari baca buku pelajaran, latihan soal, ikut try out, dan kalau perlu ikut les tambahan.
Namun, dari segala persiapan akademik yang kamu lakukan, ada persiapan lain yang baiknya tidak diabaikan agar perjalanan panjang menjadi seorang dokter tak banyak rintangan.
Untuk menjadi dokter yang sukses, ada beberapa skill yang perlu kamu miliki. Skill atau kemampuan tersebut tidak hanya berupa hard skill atau kemampuan yang didapatkan dari pendidikan formal dan dibutuhkan untuk sebuah pekerjaan, namun juga soft skill.
Soft skill lebih mengarah pada kepribadian, seperti kemampuan beradaptasi, kemampuan berkomunikasi, kemampuan berinteraksi, yang menentukan “kelangsungan hidup” kamu dalam sebuah lingkungan.
Melansir Rencanamu.id, berikut sejumlah skill yang perlu kamu miliki yang nantinya menentukan “kecocokan” kamu dengan prodi Kedokteran atau Kedokteran Gigi.
1. Passion
Passion yang dalam bahasa Indonesia berati “gairah” atau “semangat” menjadi modal penting yang kamu miliki untuk menjadi dokter. Perlu dipahami, untuk bisa menjalani praktek, apalagi menjadi dokter spesialis, perjalanan yang akan kamu lalui akan sangat panjang.
Menurut dokter umum sekaligus narasumber 101 Youthmanual Sania, passion sangat penting bagi mahasiswa kedokteran agar kuliah tak putus di tengah jalan.
“Kalau memang sudah punya passion [menjadi dokter], pasti bisa kok belajar apa saja,” jelas Sania.
2. Suka Biologi.
Bila kamu menyukai pelajaran Biologi, kemungkinan kamu cocok dengan prodi kedokteran. Sebab, Biologi menjadi salah satu pelajaran yang paling sering kamu pelajari saat menjadi mahasiswa kedokteran.
Seandainya kamu tidak suka dengan pelajaran ini, coba pikirkan lagi apa betul kamu benar-benar berniat untuk masuk prodi kedokteran?
3. Tekun dan komitmen kuat
Ketekunan dan komitmen untuk terus belajar perlu dimiliki oleh mahasiswa kedokteran. Ujian kuliah bisa menjadi “santapan” harian, sehingga akhir pekan pun harus rela belajar.
Selain itu, usai menjadi Sarjana Kedokteran, mahasiswa juga harus menjalani program profesi atau Koas dalam kurun waktu 1-1,5 tahun sekaligus tahap yusidium untuk bisa menyandang title dokter (dr.). Lalu, untuk bisa membuka praktik, dokter muda harus lolos Ujian Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI) yang materi ujiannya tidak mudah.
Itu baru “setengah jalan” bila kamu ingin mengambil Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) dan Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis (PPDGS).
“Sebetulnya ada aja mahasiswa yang malas-malasan. Tapi mereka yang begitu bakal tereliminasi dengan sendirinya, kok. Setiap tahun, ada banyak juga mahasiswa Kedokteran yang berguguran,” cerita Shabrina, alumni FK Universitas Indonesia.
4. Kepedulian
Misi mulia menjadi seorang dokter ialah menolong orang lain. Bila kamu memiliki kepedulian tinggi, maka siapapun orang yang berobat, apapun penyakitnya, kamu akan memiliki dorongan untuk membantu mereka.
Modal inilah yang akan membuat kamu mudah untuk mengembangkan karier sebagai seorang dokter dan disukai oleh banyak pasien.
5. Komunikatif
Tugas dokter sejatinya tak hanya mendengar keluhan pasien dan kemudian memberikan obat. Seorang dokter sebaiknya juga bisa menyampaikan ilmu dan analisanya terhadap sebuah penyakit pada pasien.
Kemampuan berkomunikasi akan memudahkan dokter untuk berinteraksi dengan segala macam pasien, dari tingkat usia yang berbeda, ekonomi berbeda, bahkan pendidikan yang berbeda. Dengan begitu, perawatan dan pengobatan yang diberikan bisa lebih efektif.
6. Cekatan
Sejak di bangku kuliah, mahasiswa FK sudah dituntut untuk mampu bertindak dan berpikir dengan cepat, namun tetap akurat. Ketelitian, keterampilan tangan, serta kesigapan dalam bergerak sangat diperlukan.
7. Detail
Selain cekatan, seorang dokter juga harus mampu bekerja secara detail. Ada banyak hal yang harus dikerjakan secara detail, misalnya dalam memberi dosis obat, melakukan jahitan dan banyak hal lain.
Kemampuan detail akan membantu seorang dokter menegakkan diagnosa tepat. Tanpa kemampuan ini, dokter bisa saja melakukan kesalahan diagnosa yang berbahaya.
https://edukasi.kompas.com/read/2020/01/16/11361901/7-skill-yang-perlu-dimiliki-saat-memilih-prodi-kedokteran