KOMPAS.com – Bila kamu menyukai hal yang berhubungan dengan desain, terutama desain ruangan, prodi Desain Interior bisa menjadi pertimbangan.
Namun, bila selama ini yang kamu tahu tentang program studi (prodi) Desain Interior hanya sekadar mendekorasi ruangan, ternyata kemampuan lulusan prodi ini tidak sesimpel itu. Itulah yang membuat prospek kerja lulusan Desain Interior cukup menjanjikan.
Berikut seputar Prodi Desain Interior yang perlu kamu ketahui.
Tidak harus jago gambar
Tak masalah bila kamu tidak jago gambar. Selama kamu memiliki minat di bidang desain, kamu bisa menjadi mahasiswa prodi Desain Interior.
“Sekolah Desain Interior di mana saja pasti diajari basic-basic skill, seperti gambar-gambar perspektif. Jadi, kalau memang belum bisa enggak masalah,” papar Ketua Jurusan Desain Interior LaSalle College Jakarta (Sekolah Tinggi Desain LaSalle) Katherine Suteja kepada Kompas.com.
Salam seminar Intercultural Collaboration yang diselenggarakan LaSalle College Jakarta bersama Crescent School of Architecture Chennai India, Jumat (17/1/2020), Katherine menuturkan yang lebih penting justru passion dalam desain, keinginan untuk banyak membaca dan melihat buku-buku desain, agar wawasan tentang desain interior bertambah banyak.
Berbeda dengan Arsitektur Interior
Selain prodi Desain Interior ada pula prodi Arsitek Interior, namun Katherine menjelaskan kalau keduanya berbeda.
“Arsitektur interior lebih ke bangunan, jadi bagaimana bagian dalam dan luar bangunan lebih terintegrasi. Kalau Desain Interior lebih spesifik, misalnya pilih kursi bentuk apa, aksesorinya apa, pencahayaannya bagaimana, belinya di mana, jadi benar-benar detail,” ujarnya.
Tak sekadar mendekor
Bisa dibilang, hampir semua orang bisa mendekor ruangan, namun tak semua orang bisa menghasilkan dekorasi yang seimbang agar tak sekadar enak dilihat, namun juga nyaman digunakan atau dihuni.
Itulah peran seorang desainer interior, mulai dari pengaturan bentuk dan warna dinding, pemilihan lantai, jenis pencahayaan sesuai dengan fungsi ruangan, mendesain furnitur sesuai dengan kebutuhan klien, dan tentunya sesuai anggaran sang klien.
“Project desainer interior bisa berbeda-beda. Misalnya kita mendesain rumah, kita harus tahu klien sifatnya seperti apa, setiap hari dia suka bersih-bersih apa enggak, bahkan suka masak atau enggak, itu menentukan desain ruangan yang merefleksikan si klien,” papar Katherine.
Begitu juga saat mendesain ruang kantor, maka desainer interior harus tahu bagaimana nilai-nilai yang dianut perusahaan, sehingga desain ruangan yang dihadirkan bisa sejalan.
Banyak proyek
Cakupan proyek desainer interior ternyata tak hanya sebatas mendesain ruangan rumah, namun juga restoran, kantor, hotel, hingga resor.
Kemampuan mendesain proyek-proyek besar ini akan kamu dapatkan bila berkuliah di prodi Desain Interior. Menurut Katherin, inilah yang membedakan kemampuan mendesain ruang antara lulusan Desain Interior dan bukan.
“Kalau tidak punya ilmu dan pengalaman, pasti akan kesulitan untuk mengerjakan proyek-proyek desain berskala besar,” ungkap Katherine.
Anggaran
Selain itu, kamu juga akan diajarkan tentang mengatur anggaran.
“Misalnya, klien memiliki uang Rp300 juta untuk renovasi rumah, maka seorang desainer interior harus mampu mendesain ruangan agar nyaman, masuk anggaran, namun sesuai dengan kepribadian klien,” tutur Katherine.
Miliki banyak proftfolio
Portfolio atau karya bisa menjadi modal awal untuk melangkah ke dunia kerja. Berkuliah di Desain Interior akan membawa kamu mengerjakan banyak proyek sehingga memudahkan kamu mendapat pekerjaan.
“Lulusan Desainer Interior umumnya sudah pernah ikut internship, pernah mengerjakan proyek desain rumah, kantor, restoran, toko, hingga hotel, sehingga sudah punya portfolio,” tutur Katherine.
Di LaSalle College misalnya, mahasiswa akan mengikuti Portfolio Class untuk mengasah kemampuan membuat portfolio melalui website pribadi, bikin kartu nama, yang selanjutnya digunakan untuk tender proyek.
Beragam jenjang
Prodi Desain Interior di setiap universitas atau sekolah tinggi bisa berbeda-beda. Untuk LaSalle College Jakarta, jenjang yang ditawarkan ialah Sertifikat, International Diploma dan S1.
“Untuk program sertifikat hanya berlangsung selama 1 tahun, kebanyakan ibu-ibu muda, atau yang pernah bekerja, atau yang pernah kuliah sebelumnya namun mau belajar tentang desain interior,” jelas Katherine.
Prospek karier
https://edukasi.kompas.com/read/2020/01/17/17043891/mengenal-prodi-desain-interior-dan-prospek-kariernya