Salin Artikel

Menristek Usulkan ke Kemendikbud dan Dinas Pendidikan untuk Adopsi Metode STEAM

KOMPAS.com - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Prod. Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro mengusulkan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan dinas pendidikan di daerah untuk mengadaptasi model pembelajaran STEAM (Science Technology Engineering Arts Mathematics) yang dilakukan Jakarta Intercultural School (JIS).

Metode pembelajaran STEAM dianggap bisa menciptakan sumber daya manusia yang inovatif dan adaptif dengan perkembangan Revolusi Industri 4.0.

"Kami ingin mengusulkan kepada Kemendikbud maupun dinas pendidikan di daerah untuk bisa mengadaptasi model (STEAM) ini. Tak harus di setiap sekolah tetapi menggunakan fasilitas bersama sehingga setiap sekolah SMP/SMA benar-benar bisa memanfaatkan adanya pemahaman mengenai revolusi sejak dini (SMP)," ujar Prof. Bambang dalam acara Education 4.0 di JIS, Kamis (16/1/2020).

Ia menegaskan untuk menjadi negara maju di masa depan terutama 2045, Indonesia harus mengubah midnset Indonesia dari negara yang sudah terbiasa dengan kelebihan sumber daya alam menjadi negara berbasis inovasi.

Tentunya, tahap inovasi membutuhkan sumber daya manusia yang memadai.

"Tentu tak bisa mengandalkan yang sudah kuliah atau bekerja sekarang tapi sudah harus disiapkan sejak SMP," kata Prof. Bambang.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dr. Poppy Dewi Puspitawati berharap sekolah Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK) bisa mencontoh langkah pengajaran metode STEAM yang sudah dilakukan JIS.

"Mudah-mudahan akan menular ke SPK-SPK lain. Karena SMP di Indonesia ada 40 ribu. Kalau bisa bangun di tiap Kabupaten-Kota sekolah seperti ini, sehingga mudah-mudahan Indonesia siap menyambut perubahan zaman," tambah Poppy.

Head of School Jakarta International School ( JIS), Dr. Tarek Razek mengatakan pola pendidikan dengan metode STEAM bisa membuat anak lebih berpikir kritis, mampu memecahkan masalah, mudah beradaptasi, dan komunikatif. Anak-anak juga juga bisa belajar menjadi pemimpin, kreator, dan wirausaha.

"Saya pikir STEAM itu sangat penting karena ada peningkatan level kreativitas. Kebanyakan peneliti dan ahli matematika itu hanya berorientasi kepada proses tapi dengan tambahan Arts, bisa melihat sesuatu hal, menggunakan bagian lain dari otak untuk menyelesaikan masalah," kata Tarek kepada Kompas.com di JIS, Jakarta, Kamis (16/1/2020).

Dr. Tarek menyebutkan pihaknya terbuka untuk berkolaborasi dengan lebih banyak sekolah di Indonesia. Sejauh ini, lanjut Dr. Tarek, JIS telah memiliki sister school yaitu SMAN 8 dan SMAN 74 Jakarta.

"Kami berencana untuk membuat kolaborasi dengan lebih banyak sekolah. Kami sangat ingin bekerjasama dengan Mendikbud Nadiem, dan juga Dinas Pendidikan Jakarta untuk mengetahui bagaimana kami bisa melakukan pembelajaran di JIS dan menggunakan fasilitas di sekolah kami lebih dari yang kami lakukan di sini," tambahnya.

Dr. Tarek menyebutkan bentuk kolaborasi yang ditawarkan JIS adalah pelatihan guru seperti dengan mengajak guru sekolah lain untuk mengenal materi-materi dan fasilitas pembelajaran yang dimiliki JIS.

Selain itu, kolaborasi juga bisa dilakukan dengan mengajak murid-murid sekolah lain untuk belajar bersama murid-murid JIS.

https://edukasi.kompas.com/read/2020/01/17/20000041/menristek-usulkan-ke-kemendikbud-dan-dinas-pendidikan-untuk-adopsi-metode

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke