KOMPAS.com – Ruang kelas di sekolah memang dikondisikan agar anak fokus untuk belajar. Namun, bagaimana dengan di rumah?
Saat anak-anak beranjak remaja, umumnya anak sudah memiliki kamar pribadi dan selera ruang belajarnya sendiri. Namun, jika kini anak masih di usia sekolah dasar, baiknya orang tua membantu anak dengan menyediakan ruang belajar layak.
Ada sejumlah manfaat saat anak memiliki ruang belajarnya sendiri di rumah, yakni anak menjadi lebih fokus, anak memiliki ruang untuk berkreasi, hingga membangun kebiasaan untuk belajar sejak dini.
Psikolog anak Devi Sani mengatakan, untuk anak SD yang baru pertama kali atau telah menjalani serangkaian ulangan hingga ujian sekolah, perlu disediakan ruang belajar di rumah agar mereka paham bagaimana cara belajar yang efektif.
“Dengan begitu, anak tidak akan belajar di ruang televisi yang membuat fokusnya terganggu karena ingin menonton. Atau anak juga tidak akan belajar di kasur yang membuatnya mengantuk,” papar Devi saat dihubungi Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Berikut cara yang bisa dilakukan orangtua untuk menyediakan ruang belajar ramah anak di rumah.
1. Tentukan ruang bersama
Putuskan bersama di mana lokasi anak akan belajar. Bantu ia menata ruang belajar tersebut dengan materi-materi belajar maupun perlengkapan berkreasi.
Untuk anak SD yang baru pertama kali ujian, bisa diajarkan tentang bagaimana cara belajar yang efektif dengan cara menyediakan meja, kursi, buku soal, serta jam.
2. Waktu yang realistis
Tentukan berapa lama akan belajar. Pastikan untuk menyesuaikan dengan usia anak. Untuk anak kelas 1-2 SD, orangtua bisa mulai menetapkan waktu pendek dahulu, misalnya selama 5 menit, lalu perlahan dinaikkan. Waktu tersebut bisa lebih lama bila memang anak membawa PR dari sekolah.
Lakukan kebiasaan belajar ini setiap hari walau anak tak memiliki PR. Dengan menjadikannya sebuah kebiasaan, maka anak tak akan menganggap belajar menjadi paksaan apalagi beban saat akan menghadapi ujian.
3. Mulai satu halaman
Letakkan semua materi di meja belajar dan minta anak memilih satu halaman atau satu lembar materi yang akan ia pelajari. Sembari katakan pada anak, “Sekarang kita fokus, satu per satu dahulu”.
Setelah anak memahami materi tersebut, maka ajak anak untuk memahami materi di lembar berikutnya pada keesokan hari.
Cara ini akan membiasakan anak untuk mendalami setiap materi pelajaran secara bertahap dan menghindari anak belajar dengan “sistem kebut semalam” saat mereka beranjak remaja.
4. Pasang waktu
Ajarkan anak untuk berkomitmen dengan waktu belajar dengan cara memasang alarm. Jika anak mulai terlihat gelisah karena jenuh atau materi dianggap sulit, minta ia untuk tarik napas panjang dari hidung dan perlahan keluarkan dari mulut.
Ajarkan teknik relaksasi ini setiap kali anak cemas, gelisah, atau marah. Dengan begitu anak akan terbiasa untuk menenangkan dirinya bila alami stres saat menjalani ujian.
5. Hindari gangguan
Batasi penggunaan TV , tab dan smartphone saat anak mulai belajar. Di sini, orangtua adalah role model utama.
Dengan kata lain, saat orangtua ingin anak fokus belajar atau membaca, lakukan hal serupa agar anak mengerti bahwa ponsel atau televisi perlu disimpan selama proses belajar, maupun di kegiatan lain, semisal saat makan keluarga.
6. Simulasi ujian
“Penting juga untuk melakukan role-play ujian sesuai dengan batas waktu ujian sebenarnya. Dengan menggunakan soal-soal latihan ujian, minta anak untuk berlatih di mana ia benar-benar sedang menghadapi ujiannya,” kata Devi.
Orangtua bisa berpura-pura sebagai guru dan mengatakan “Baik waktunya mulai ujian”, kemudian membagikan soal. Setelah selesai, minta anak meletakkan jawaban dan bicarakan poin-poin yang perlu ditingkatkan. Terakhir, hargai usaha anak agar ia semangat belajar.
7. Hadirkan kenyamanan
Bila memungkinkan hadirkan ruang belajar nyaman dengan udara yang tidak terlalu panas atau dingin. Pastikan pula ruang tersebut tidak terlalu bising yang dapat memengaruhi konsentrasi anak.
https://edukasi.kompas.com/read/2020/01/22/15271141/7-cara-ciptakan-ruang-belajar-efektif-untuk-anak-tanpa-biaya-besar