Salin Artikel

3 Peran Orangtua Didik Anak di Era "Zaman Now"

KOMPAS.com - Menjadi orangtua adalah impian setiap pasangan suami istri. Terlebih jika memiliki anak, maka orangtua bakal punya tugas lebih besar di dalam keluarga.

Apa saja tugas itu? Tentu ada banyak, salah satunya mendidik anak untuk menjadi pribadi yang baik dalam segala hal.

Namun yang paling penting, orangtua adalah pendidik yang utama dan pertama di dalam keluarga. Terlebih di era "zaman now" ini, pendidikan di keluarga sangat penting sebagai pondasi tumbuh kembang anak.

Jika dipersingkat lagi, sebenarnya ada tiga peran orangtua dalam mendidik anak-anaknya. Seperti dikutip dari laman Sahabat Keluarga Kemendikbud RI, 3 peran orangtua tersebut yaitu:

1. Orangtua sebagai trainer

Bahasa umum, trainer adalah orang yang yang memberikan pelatihan berupa pengetahuan dan keterampilan. Ternyata peran ini sangat cocok bagi orangtua untuk mendidik anak terutama saat anak berusia 1-7 tahun.

Di usia tersebut saat yang tepat memberikan pondasi kehidupan berupa pengetahuan dan keterampilan dasar. Misalnya pengetahuan mengenai perilaku atau nilai-nilai yang baik maupun yang buruk.

Bisa pula dengan mengajarkan anak tentang toilet training. Peran orangtua ialah memberikan detail, cara yang baik bagaimana buang air.

2. Orangtua sebagai coach

Arti dari coach sendiri yakni orang yang membantu seseorang mencapai tujuannya dengan memaksimalkan potensi dari dirinya. Seorang coach/pelatih ini akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebagai sarana untuk mencapai tujuan.

Orangtua menjadi coach saat si anak berada pada usia 8-21 tahun. Walaupun ditujukan pada anak-anak remaja, ilmu coaching bisa diterapkan pada usia anak berapapun.

Pada peran ini, orangtua memaksimalkan potensi yang ada dalam diri anak untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk bisa memaksimalkan potensi diri anak, tentu orangtua harus mengetahui dan bisa menggali potensi yang dimiliki anaknya.

Ketika mencapai usia 15 tahun, anak sudah menginjak kedewasaan. Maka orangtua hanya perlu mendampingi dengan pertanyaan mendalam yang akan memaksimalkan potensi anak.

Keterampilan coaching ini sangat bermanfaat bagi orangtua dalam hal menemani tumbuh kembang anak. Secara alamiah, sebenarnya orangtua sudah bertindak sebagai coach.

Jika proses alamiah ini ditingkatkan dengan ilmu dan keterampilan, diharapkan proses yang dilakukan menjadi lebih baik dan lebih efektif.

3. Orangtua sebagai terapis

Jika bahasa awam, terapis adalah orang yang memberikan terapi kepada kliennya dengan cara tertentu. Terapi diberikan pada seseorang yang dalam kondisi negatif.

Peran orangtua disini, jika memiliki anak dengan mental lemah, kurang percaya diri, gugup, ragu, malas, trauma, depresi dan lain-lain, maka orangtua harus mampu melakukan segala hal agar anak jadi lebih baik dan maju.

Orangtua menjadi terapis saat anak berusia remaja yang umumnya labil dan mencari identitas diri, sehingga kerap berperilaku yang tidak semestinya.

Contohnya, anak mulai merasakan kesulitan dengan pelajaran tertentu, sehingga terkadang dia sampai malas sekolah.

Orangtua juga bisa menjadi terapis terutama ketika memiliki anak berkebutuhan khusus, kecanduan gawai yang akut, kecanduan pornografi, dan perilaku negatif lainnya.

https://edukasi.kompas.com/read/2020/01/24/23223121/3-peran-orangtua-didik-anak-di-era-zaman-now

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke