KOMPAS.com - "The more that you read, the more things you will know. The more that you learn, the more places you'll go."
Kata bijak dari seorang pengarang dan kartunis Amerika yang terkenal karena buku anak-anaknya, Theodor Seuss Geisel mengingatkan orangtua bahwa betapa pentingnya menanamkan kegemaran membaca buku kepada anak-anak.
Buku bisa menjadi media pembelajaran yang akan mengantarkan anak menjadi sosok penuh pengetahuan, memiliki bekal kuat dalam meniti masa depan.
Namun, kegemaran membaca tak muncul seketika. Anak, perlu dibiasakan membaca sedari kecil agar anak merasakan kenikmatan dari membaca buku tanpa perlu dipaksa.
Salah satu cara menumbuhkan kesenangan membaca sejak dini ialah menyediakan buku-buku cerita anak dan mendongengkannya di waktu luang atau sebelum tidur.
Tak hanya menyediakan buku atau membacakannya, orangtua juga perlu melakukan cara asyik membaca dongeng agar anak ingin terus dibacakan.
Berikut cara asyik yang bisa dilakukan orang tua agar sesi membaca dengan anak menjadi menyenangkan.
Buku fisik dan interaksi aktif
Menurut sebuah penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat, membaca dongeng dari buku fisik ternyata lebih baik daripada buku elektronik.
Membaca dongeng dari buku fisik bisa membuat orangtua lebih banyak berinteraksi dengan anak, sehingga mampu membentuk ikatan emosional yang lebih dalam.
Itu mengapa, banyak ahli yang menyarankan orangtua untuk berdongeng di samping anak sebagai salah satu pilihan aktivitas yang berkualitas usai beraktivitas.
Agar kegiatan membaca terasa lebih asyik dan menyenangkan, baiknya orangtua memilih buku dengan media gambar yang cukup banyak untuk anak usia prasekolah.
Gunakan intonasi suara yang berbeda sesuai alur cerita. Lalu, minta anak menebak apa yang terjadi di halaman selanjutnya agar interaksi terjadi lebih hangat.
Selama sesi membaca, simpan ponsel, matikan televisi, dan media elektronik lain yang bisa mengganggu keasyikan membaca buku.
Membaca buku elektronik juga asyik, asalkan...
Kehadiran buku elektronik atau e-book memungkinkan orangtua mengeksplorasi lebih banyak buku cerita anak tanpa mengeluarkan banyak biaya.
Namun, membaca dongeng dari buku elektronik dapat membuat mata anak cepat lelah dan berair, terutama saat membaca dongeng bergambar dan berwarna cerah.
Jadi, agar tak mengurangi esensi membaca buku, gunakan buku elektronik untuk memperkaya bacaan dongeng. Misalnya, anak diajak membaca buku elektronik setelah membaca 3 buku dongeng fisik.
Lalu, pilih cerita di buku elektronik dengan durasi baca tak lebih dari 15 menit. Akhiri sesi membaca dengan berjalan-jalan keliling komplek atau pekarangan untuk mengistirahatkan mata anak.
Sembari berjalan-jalan, utarakan pada anak bahwa ada cerita menarik lain yang sedang menanti untuk dibaca di lain waktu. Dengan demikian, rasa penasaran anak akan tumbuh dan keinginan membacanya menjadi semakin kuat.
Artikel ini telah muncul di Bobo.id dengan judul: "Cara Asyik Membaca Dongeng, Bisa dari Buku Fisik dan Buku Elektronik"
Artikel ini sekaligus menjadi kampanye kolaborasi bersama #MendongenguntukCerdas antara Bobo dan Kompas.com untuk penguatan literasi anak/ siswa Indonesia.
https://edukasi.kompas.com/read/2020/01/26/16300011/agar-anak-gemar-membaca-lakukan-cara-asyik-membacakan-dongeng-ini