BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Jaga Bhumi - Jaga Wiyata
Salin Artikel

Jaga Wiyata, Ajarkan Siswa SD Peduli Lingkungan di Riau

PERAWANG, KOMPAS.com – Awan mendung menggantung pekat di langit Perawang, Kabupaten Siak, Riau. Suhu udara pada pagi hari pukul 07.30 WIB itu pun terasa cukup sejuk.

Walau gerimis tipis sempat turun, namun tak menyurutkan semangat siswa-siswi Sekolah Dasar (SD) di Perawang untuk belajar memadamkan api dan menanam tanaman obat.

Mengenakan seragam pramuka lengkap dengan hasduk, mereka bersemangat menyanyikan jargon dari sekolah masing-masing sambil saling berkenalan.

Dari wajah anak-anak itu terpancar ekspresi antusias untuk mengikuti edukasi lingkungan yang digelar di lapangan SD YPPI Perawang.

Sebagai informasi, Provinsi Riau di mana mereka tinggal, merupakan provinsi dengan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terluas. Artikel Kompas, Senin (16/9/2019) menyebutkan, per Agustus 2019, 49.266 hektar (ha) lahan terbakar di sana.

Itulah salah satu alasan Yayasan Kebun Raya Indonesia (YKRI) menggagas Gerakan Jaga Wiyata untuk mendorong masyarakat, khususnya siswa sekolah dasar (SD), untuk peduli lingkungan.

Edukasi generasi muda

Sebagai langkah edukasi, YKRI mendatangi beberapa SD di Indonesia seperti di DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Bali dengan mengusung gerakan yang disebut Jaga Wiyata.

Tahun ini, Gerakan Jaga Wiyata melibatkan sembilan sekolah di Perawang dan kurang lebih 100 siswa pilihan yang berpartisipasi.

“Gerakan ini memberikan penekanan aksi terhadap edukasi dalam rangka mengenalkan Indonesia dan keragaman hayatinya,” kata Michael Sumarijanto di Perawang, Riau, Rabu (29/1/2020), saat kegiatan Jaga Wiyata di SD YPPI Perawang.

Jaga Wiyata merupakan salah satu upaya yang dilakukan YKRI untuk memberikan pemahaman mengenai pelestarian lingkungan sejak dini.

Dengan menyasar siswa sekolah dasar, tahun ini Jaga Wiyata fokus pada pengenalan tanaman obat atau apotek hidup.

Hal itu dilakukan mengingat Indonesia mempunyai kekayaan tanaman obat yang melimpah dan memiliki banyak manfaat.

Michael menilai, perlu upaya mengenalkan kembali kepada masyarakat, utamanya anak-anak, untuk menjaga eksistensinya.

Michael menyayangkan, keanekaragaman hayati tersebut belum dimanfaatkan.

“Maka dari itu perlu adanya inisiasi Kebun Raya Tanaman Obat. Nantinya, Kebun Raya Tanaman Obat ini tidak hanya digunakan untuk wisata, tetapi juga bisa untuk pusat studi,” ungkapnya.

Dukungan swasta

Gerakan yang digalakkan YKRI sejak akhir tahun lalu mendapat dukungan positif dari pihak swasta, salah satunya adalah Dyandra Promosindo dan 2 unit Asia Pulp&Paper (APP) Sinarmas (PT Arara Abadi dan PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk–Perawang).

Direktur PT Indah Kiat Pulp&Paper Tbk–Perawang, Hasanuddin The mengatakan, dengan mengajak siswa-siswi sekolah diharapkan dapat menjadi sebuah langkah agar generasi muda sejak dini memiliki rasa cinta terhadap lingkungan.

“Sehingga semakin banyak generasi mendatang yang peduli terhadap lingkungan,” kata Hasanuddin.

Dengan kolaborasi berbagai pihak, lanjut Hasanuddin, Gerakan Jaga Wiyata bertujuan menjamin kelestarian lingkungan di masa depan.

Dalam upaya memberi edukasi pelestarian lingkungan melalui kegiatan Jaga Wiyata, siswa-siswi dari 9 sekolah di Perawang diajarkan mengenai dua hal, yaitu cara menaman tanaman obat dan mencegah kebakaran.

Kesembilan sekolah tersebut yakni SDN 03 Perawang, SDN 05 Perawang, SDN 06 Perawang, SDN 07 Perawang, SDN 08 Perawang, SDN 15 Perawang, SDIT Aiti, SDS Al Wathaniyah, dan SDS Muhammadiyah.

Pada gelaran itu, Zubaidah, petani program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) binaan PT Arara Abadi mengenalkan tanaman obat kepada para siswa.

Ia menekankan pentingnya membudidayakan dan melestarikan tanaman obat, termasuk membagikan pengalamannya yang secara perlahan sembuh dari penyakit asam lambung dengan mengonsumsi tanaman obat.

Menurutnya, memelihara tanaman obat memiliki banyak manfaat. Selain memberi efek positif terhadap kesehatan, tanaman obat dapat dikonsumsi sebagai sumber apotek hidup keluarga dan memiliki nilai ekonomi.

Para siswa diajarkan mulai dari cara menanam hingga memanen dengan cara yang benar. Penanaman dilakukan di dalam pot atau disebut potting, agar mudah diterapkan oleh anak-anak.

Tanaman obat yang dikenalkan kepada para siswa di antaranya adalah daun sembung, barucina, binahong, daun ungu, kencur, temulawak, dan lidah buaya.

Selain itu, APP Sinarmas melalui tim Fire Operation Management (FOM) ikut mengedukasi siswa-siswi SD akan pentingnya menjaga lingkungan dari ancaman bahaya kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

“Kami ingin edukasi tentang ancaman dan bahaya karhutla dapat diberikan kepada generasi muda sejak dini, khususnya yang tinggal di wilayah kehutanan,” kata Deny Widjaya, FOM Head PT Arara Abadi.

Deny mengatakan dengan pengenalan pencegahan kebakaran sejak dini, di masa mendatang mereka memiliki pemahaman, dalam melakukan kegiatan bercocok tanam tidak perlu lagi dilakukan dengan cara lama yaitu membakar lahan.

Siswa-siswi dari sekolah dasar di Perawang tampak bersemangat mengikuti kegiatan edukasi lingkungan itu. Salah satunya adalah Ferdy, siswa kelas 4 SDS Al Wathaniyah yang berhasil menjadi juara 1 lomba menulis tema lingkungan dalam kegiatan Jaga Wiyata itu.

“Saya belajar tentang peduli lingkungan. Saya jadi tahu cara memadamkan api saat kebakaran. Saya juga belajar menanam tanaman obat di halaman rumah,” ujarnya.

https://edukasi.kompas.com/read/2020/01/30/20475961/jaga-wiyata-ajarkan-siswa-sd-peduli-lingkungan-di-riau

Bagikan artikel ini melalui
Oke