KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mendorong kampus-kampus kecil dan besar untuk saling berkolaborasi untuk meningkatkan kualitas mahasiswa.
Kolaborasi antar kampus bisa mengurangi ketakutan berbagai pihak yaitu mahasiswa dari kampus kecil tak mendapatkan kesempatan magang lantaran perusahaan memilih mahasiswa dari kampus-kampus tertentu yang memiliki daya saing tinggi daripada kampus kecil saat ingin magang.
Kampus kecil di sini yang dimaksud adalah kampus yang tak banyak dikenal oleh masyarakat ataupun dunia industri, masih baru didirikan, dan lainnya. Sementara kampus besar adalah kampus yang telah dikenal luas di Indonesia seperti UI, ITB, UGM, UNAIR, Universitas Trisakti, Universitas Atmajaya, dan lainnya.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud, Nizam mengatakan bentuk kolaborasi yang bisa dilakukan seperti memberikan kesempatan pertukaran mahasiswa satu semester di kampus lain.
Hal itu bisa dilakukan dengan kondisi seperti mahasiswa ingin mendalami suatu bidang dalam studinya atau mengetahui kualitas pengajar yang baik di kampus lain.
"Dia bisa saja mengambil mata kuliah itu di sana (kampus lain). Dengan begitu portofolio dia, oh ini saya ambil di UI, di ITB, di UGM," kata Nizam seusai acara Sosialisasi Kebijakan Kampus Merdeka di Kemendikbud, Jakarta, Kamis (6/2/2020).
Menurutnya, hasil studi saat pertukaran mahasiswa bisa menjadi bagian portofolio yang bisa digunakan untuk mengajukan program magang ke sebuah perusahaan.
Nizam mengatakan perguruan tinggi bisa berkolaborasi membuat program pembelajaran bersama baik offline maupun online.
"Sekarang terbuka sekali untuk kesempatan itu. Jadi kami di satu sisi untuk engage dengan industri, kami juga mendorong untuk saling kolaborasi," ujarnya.
Dengan kolaborasi antar kampus, lanjut Nizam, akan membangun potensi kemampuan untuk maju bersama.
Kemendikbud, lanjutnya, ingin menciptakan ekosistem yang membangkitkan kreatifitas di dunia kampus.
"Nanti yang lemah-lemah bagaimana berkolaborasi dengan yang kuat. (Kampus) Yang punya program beragam bisa menawarkan yang terbatas," kata Nizam.
Dengan demikian, kolaborasi akan memungkinkan mahasiswa juga memiliki kesempatan memilih keberagaman pilihan mata kuliah. Nizam mengatakan Kemendikbud ingin berfokus kepada peningkatan kualitas mahasiswa.
"Jadi pintu semua perguruan tinggi terbuka untuk siswa. Fokus kami kan ke mahasiswanya. Kami berikan kepada mereka (mahasiswa) tadi bisa belajar di perguruan tinggi ternama. Bukan namanya ya tapi kualitasnya. Sekarang terbuka lebar," tambahnya.
Seleksi Mendorong Kualitas
Nizam mengatakan pihak industri sebagai perusahaan penerima mahasiswa magang berhak melakukan seleksi calon peserta magang. Menurutnya, perusahaan akan menentukan peserta magang yang sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan perusahaan.
"Jad tetap industri berhak melakukan seleksi. Artinya itu mendorong semua perguruan tinggi, semua level untuk sungguh-sungguh menyiapkan mahasiswanya menyiapkan kompetensi dan mereka (mahasiswa) bisa masuk ke tadi magang," ujarnya.
Nizam menyebutkan banyak perusahaan yang memiliki program magang bersertifikat seperti PT. PLN. Ia menyebutkan, PT. PLN sendiri membuka kesempatan untuk mahasiswa yang ingin melakukan program magang.
"Terbuka untuk tidak hanya menerima dari (kampus) Best Ten, enggak. Dan selama memenuhi kriteria silahkan masuk," kata Nizam.
Kemendikbud saat ini juga telah terus berkoordinasi dengan pihak-pihak seperti Kementerian Perindustrian, Kementerian Pekerjaan dan Perumahan Rakyat, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, dan pihak industrinya.
https://edukasi.kompas.com/read/2020/02/07/17151381/mahasiswa-kampus-kecil-jangan-takut-tak-dapat-magang-ini-kata-kemendikbud