KOMPAS.com - Anak-anak sekolah di jam istirahat pasti mencari jajanan. Bisa di kantin, atau di luar pagar sekolah. Hal ini wajar bagi siswa karena jajan adalah wajib bagi mereka.
Khusus bagi siswa SD, jajanan di luar sekolah terkadang lebih menarik dibanding yang ada di kantin sekolah. Meski demikian, untuk kualitas makanan atau minuman belum bisa terjamin.
Jadi, gimana caranya menentukan jajanan itu sehat atau tidak? Berikut tips yang dibagikan dari laman Sahabat Keluarga Kemendikbud untuk memilih jajanan sehat atau tidak.
Informasi ini sangat cocok dibagikan pada orangtua atau pihak sekolah serta anak itu sendiri. Tujuannya agar anak/ siswa terhindar dari jajanan tidak sehat.
Namun, informasi ini hanya himbauan saja. Sebab, dimungkinkan jajanan di luar sekolah juga ada yang sehat. Hanya saja anak/ siswa harus lebih berhati-hati ketika membeli jajanan dari luar.
Ini 6 cara menentukan jajanan sehat atau tidak:
1. Amati warnanya
Ketika ada penjual makanan atau minuman di luar sekolah, misalnya es krim, mi atau kerupuk, maka coba amati warnanya. Jika berbeda dan mencolok dengan warna aslinya (bahan makanan) maka sebaiknya dihindari.
Karena kemungkinan menggunakan zat pewarna kimiawi yang bisa berakibat buruk pada tubuh.
2. Cicipi rasanya
Jika sudah terlanjur membeli, maka sebaiknya dicicipi terlebih dahulu rasanya. Kalau terasa sangat tajam atau keras, hampir bisa dipastikan makanan itu tidak sehat.
Karena rasa tajam itu (sangat gurih/manis) biasanya karena menggunakan obat gula, bukan gula asli. Jajanan berasa tajam juga karena mengandung monosodium glutamate (MSG) yang tinggi.
3. Sentuh dan cium aromanya
Khusus pada makanan basah seperti roti, gorengan atau makanan rebusan, jika berbau apak, tengik atau permukan makanannya berlendir, pertanda makanan itu sudah rusak atau terkontaminasi mikro organisme yang dapat membahayakan kesehatan.
4. Cek kemasan terdaftar atau tidak
Jika ada jajanan dalam bentuk kemasan yang diproduksi oleh rumah tangga atau pabrik, selalu pastikan bahwa produk itu terdaftar dan memiliki izin dari BPOM atau Dinas Kesehatan (Izin Industri Rumah Tangga/I-IRT) atau tidak.
Jika tidak ada informasi itu sama sekali, maka sebaiknya jangan dikonsumsi. Amati pula secara teliti, komposisi bahan-bahan yang dipakai jika terdapat informasi tentang kandungan nutrisi makanan yang ada di dalam makanan.
Hindari jajajan yang mengandung garam dan kalori tinggi. Hasil amatan ini dapat diterapkan pada kondisi tubuh/kesehatan (putra-putri) Anda. Ini bisa jadi acuan membantu Anda memutuskan untuk mengonsumsinya atau tidak.
5. Perhatikan batas kadaluwarsa
Ini juga sangat penting untuk melihat jajanan itu sehat atau tidak, yakni dengan memperhatikan batas kadaluwarsa produk itu.
Biasanya terdapat di bagian bawah, samping atau atas kemasan. Jika sudah mendekati apalagi melampaui tanggal kadaluwarsa, lebih baik jangan dimakan.
Ada cara untuk mengetahui suatu produk sudah kadaluwarsa atau belum, selain dengan mengecek tanggal expired datenya, bisa juga dengan melihat tekstur makanannya. Apakah ada bagian yang sudah berubah warna atau lebih keras/padat atau berjamur.
6. Perhatikan kemasan
Cara yang keenam ialah memperhatikan kemasan. Kalau kemasan rusak maka sudah ada proses kimia yang berbahaya. Minimal, jika penyebab kerusakan kemasan adalah faktor non kimiawi.
Contohnya robek saat dibawa, tetap saja jajajan tersebut berbahaya karena sudah tidak higienis akibat telah terpapar udara luar yang besar kemungkinan membawa beragam bakteri dan kuman.
Jadi bagi orangtua, cara paling ideal ialah tidak membeli jajanan dari luar sekolah. Tapi jika ingin membeli ya sebaiknya Anda mendampingi anak Anda. Atau perhatikan 6 cara di atas.
Jika tidak membeli jajanan dari luar, maka sebagai gantinya, orangtua sebaiknya menyediakan menu sarapan sehat dan bergizi.
Bisa pula dengan membekali anaknya dengan jajanan buatan sendiri yang sudah sesuai dengan tuntunan kesehatan. Maka kualitas dan kesehatan makanan itu lebih terjamin.
https://edukasi.kompas.com/read/2020/02/09/14135671/perhatikan-6-cara-tentukan-jajanan-di-luar-sekolah-sehat-atau-tidak