KOMPAS.com - Desain pembelajaran Kampus Merdeka yang disampaikan Mendikbud Nadiem Makarim mendapatkan sembutan positif dari Dewan Pengurus Nasional Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Indonesia (DPN AFEBI).
AFEBI adalah forum asosiasi dekan atau perwakilan dekan FEB Perguruan Tinggi Negeri (PTN) se-Indonesia yang bekerja sama dalam meningkatkan kinerja Fakultas Ekonomi dan Bisnis serta memberikan masukan bagi pemerintah dalam bidang ekonomi dan keuangan.
Dalam rangka meningkatkan kompetensi, kapasitas, dan kapabilitas Fakultas Ekonomi dan Bisnis PTN se-Indonesia, AFEBI melakukan kunjungan ke Universitas Terbuka (UT) di Operation Room UT, Tangeran Selatan (7/2/2020).
“Model Pembelajaran Daring” menjadi tema utama yang diangkat dalam kunjungan kali ini dan dihadiri 9 orang pengurus DPN AFEBI berasal dari berbagai universitas di antaranya; Universitas Negeri Semarang, Universitas Padjajaran, Institut Pertanian Bogor, Universitas Indonesia, Universitas Brawijaya. Universitas Hasanuddin, dan Universitas Diponegoro.
Pemerataan kualitas dan standar nasional
"(Pertemuan) Ini menjadi relevan ketika Mas Menter Nadiem mengatakan bahwa ada desain Kampus Merdeka yang memberikan hak kepada mahasiswa untuk memperoleh pengajaran, kita langsung sambut," ujar Anggota Dewan Pengurus Nasional AFEBI Suharnomo.
Suharnomo menambahkan AFEBI memutuskan untuk kemudian melakukan kerja sama untuk pertukaran mahasiswa antar-universitas dengan menggunakan UKT (uang kuliah tunggal) universitas asal.
"Yang kedua kami berterima kasih kepada UT, kita ingin ada beberapa mata kuliah bersama yang diakui secara nasional," lanjut Suharnomo.
Ia menjelaskan masing-masing universitas akan mengumpulkan apa yang menjadi expertise untuk kemudian dirangkum menjadi mata kuliah bersama yang diakui dan dapat diakses seluruh fakultas ekonomi dan bisnis di Indonesia.
"Ini adalah kombinasi dari kompetensi AFEBI dan pembelajaran daring dari UT, di mana materi blended learning ini pembelajarannya up to date, sehingga ini menjadi mutual benefit untuk mahasiswa," ujar Suharmono.
Diharapkan dengan materi pembelajaran bersama yang bersifat nasional ini akan meningkat mutu dan pemerataan kualitas fakultas ekonomi dan bisnis. "Kemudian untuk penyebarannya kita menggunakan metode pembelajaran daring," tambahnya.
Dalam kesempatan sama, Wakil Rektor Bidang Akademik UT Mohamad Yunus menyampaikan untuk bahan ajar perlu dikembangkan lebih lanjut. "Paling lambat Desember atau Januari tahun depan, itu sudah dapat ditawarkan ke mahasiswa dan masyarakat umum," ujar Mohamad Yunus.
Ia menegaskan UT ditugaskan pemerintah untuk mengembangan mata kuliah menjadi mata kuliah nasional dan memfasilitasi perguruan tinggi (PT) lain yang belum memiliki sistem pembelajaran jarak jauh.
"Mata kuliah yang memiliki keinovasian yang tinggi yang mungkin menjadi keunikan dan keunggulan masing-masing perguruan tinggi dapat di-share sehingga perguruan tinggi lain yang memiliki prodi itu bisa memanfaatkan keunggulan itu," harap Mohamad Yunus.
Untuk dapat menjalankan hal tersebut, salah satu upaya yang dilakukan yaitu dengan melakukan kerja sama dengan PT lain untuk mengembangkan mata kuliah nasional yang dibuat oleh para pakar dari masing-masing PT serta melakukan pelatihan e-learning bagi dosen maupun mahasiswa.
"Akhirnya semua perguruan tinggi bisa bergerak, mungkin tidak harus bersama, namun setidaknya sudah melampaui titik minimum yang sama," harap Mohamad Yunus.
Dengan adanya kunjungan tersebut diharapkan FEB dapat mengakomodasi pembelajaran daring di PT masing-masing atau bekerja sama dengan UT dalam rangka memperluas akses kesempatan belajar untuk seluruh masyarakat Indonesia.
https://edukasi.kompas.com/read/2020/02/10/22380741/pemerataan-kualitas-prodi-ekonomi-dan-bisnis-lewat-pembelajaran-daring