Salin Artikel

Pertimbangkan Plus Minus Sebelum Memilih Jurusan Baru

KOMPAS.com - Demi mencukupi kebutuhan tenaga kerja di era Revolusi Industri 4.0 serta Society 5.0, Kemendikbud memberikan otonomi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Swasta (PTS) untuk melakukan pembukaan atau pendirian program studi (prodi) baru melalui kebijakan Kampus Merdeka.

Diharapkan, dengan pembukaan prodi baru di sejumlah kampus dapat membuat lulusan dapat memenuhi kebutuhan "link and match" yakni bukan hanya mendapatkan pendidikan berkualitas, tapi juga bisa langsung bekerja.

Walau begitu, pembukaan prodi baru telah dilakukan oleh sejumlah universitas jauh sebelum adanya kebijakan Kampus Merdeka. Melansir Rencanamu.id, pada SBMPTN 2018 terdapat 147 prodi atau jurusan kuliah baru di perguruan tinggi negeri (PTN).

Bila dijumlah dengan perguruan tinggi swasta (PTS), total prodi baru di tahun yang sama sekitar 500 prodi untuk jenjang D3 hingga S1. Walau masih baru, namun peminat yang masih sedikit membuat prodi baru di PTN kian menjadi incaran.

Sejumlah universitas yang belum lama membuka prodi baru yakni Universitas Gadjah Mada (UGM) yang membuka prodi Teknik Biomedik di bawah fakultas Teknik pada tahun ajaran 2019. Lalu Universitas Hassanudin (Unhas) juga membuka prodi Aktuaria sejak tahun lalu.

Namun, sebelum memilih prodi yang terbilang baru di SBMPTN 2020, pertimbangkan dahulu plus minusnya ini, merangkum Rencanamu.id.

Nilai plus memilih prodi baru

1. Persaingan tidak seketat prodi yang telah lama populer

Sebuah jurusan tentu perlu waktu untuk dikenal oleh lebih banyak calon mahasiswa. Sebab, rata-rata calon mahasiswa bahkan orangtua masih terfokus untuk memilih prodi yang telah populer sebelumnya, dengan pertimbangan mata kuliah yang sudah dikenal dan prospek kerja yang juga sudah jelas.

Dengan begitu, peminat dalam prodi baru umumnya masih sedikit sehingga persaingan di SBMPTN 2020 tidak akan seketat prodi populer. Bila tertarik mencoba, kamu perlu melakukan riset ke universitas tentang prodi ini, mulai dari mata kuliah dan bagaimana prospek kariernya.

2. Prospek karier cerah

Walau terbilang baru, ada sejumlah prodi baru yang dianggap mampu membuat lulusan memiliki kompetensi yang dibutuhkan industri masa kini. Salah satunya prodi Aktuaria.

Di luar negeri, lulusan prodi yang disebut sebagai aktuaris ternyata banyak dicari, bahkan kini menjadi salah satu profesi yang bergengsi. Sehingga, Aktuaria yang mempelajari tentang pengelolaan risiko keuangan pada masa mendatang ini dinilai sebagai jurusan dengan prospek karier cerah.

3. Update kebutuhan industri

Prodi baru diadakan tentu bukan tanpa alasan. Aktuaria misalnya, kebutuhan akan lulusan yang dapat melakukan analisa dan memprediksi keuangan perusahaan ternyata sangat dibutuhkan oleh industri untuk melengkapi akuntan yang mengelola keuangan.

Begitu juga dengan prodi Bisnis Digital Universitas Padjadjaran. Prodi pertama di Indonesia ini didirikan untuk menjawab tantangan industri masa depan yang erat kaitannya dengan teknologi dan dunia digital.

4. Kegiatan belajar mengajar lebih fokus

Sebagai angkatan perdana, jumlah mahasiswa di prodi baru bisa dibilang masih sedikit. Dengan begitu dosen bisa lebih fokus untuk mengajar dan memberikan bimbingan.

Sedikit berbeda dengan jurusan populer yang memiliki segudang mahasiswa. Untuk berdiskusi dengan dosen, kamu perlu membuat jadwal jauh-jauh hari sebelumnya.

5. Diperhatikan kampus

Sebagai prodi baru, jurusan tersebut sangat mungkin untuk mendapat perhatian lebih dari kampus, sebab akan menentukan berhasil atau tidaknya sebuah prodi baru.

Sesuatu yang baru ini dapat membuat kamu "fresh" sebagai mahasiswa sebab kamu akan diberikan kurikulum terbaru, dosen yang update tentang ilmu, materi pengajaran terkini, bahkan fasilitas baru seperti laboratorium, buku penunjang, dan lainnya.

Nilai minus memilih prodi baru

1. Jumlah kursi sedikit

Walau peminat belum banyak, baiknya jangan terlena. Pasalnya, prodi baru umumnya hanya menerima sedikit mahasiswa. Seperti prodi Aktuaria di Universitas Indonesia yang ternyata menjadi salah satu prodi dengan peminat terbanyak di SNMPTN 2018.

Untuk prodi yang sama, Unhas hanya menerima 18 mahasiswa pada tahun 2018 dan hanya melalui jalur mandiri. Dengan kata lain, riset tentang keketatan hingga jalur penerimaan prodi perlu kamu lakukan sehingga bisa tepat sasaran.

2. Kemungkinan belum memiliki akreditasi

Belum memiliki akreditasi, artinya prodi baru di kampus tersebut belum sepenuhnya memiliki kualitas yang baik. Walau begitu, kamu bisa melakukan pertimbangan melalui reputasi kampus atau luasnya lapangan pekerjaan yang membuka peluang untuk lulusan prodi tersebut.

3. Trial and error

Sebagai prodi baru yang mendapat perhatian lebih, pihak kampus sejatinya akan menerapkan proses belajar hingga melaksanakan kurikulum yang efektif. Namun, ada kemungkinan ada perubahan yang juga dilakukan sepanjang perjalanan.

Sehingga, sebagai angkatan awal, kemungkinan kamu akan menjadi "bahan" percobaan trial and error. Dengan begitu, kamu juga perlu mengikuti perubahan tersebut agar memiliki kompetensi yang diharapkan.

4. Tidak punya banyak senior

Saat mengerjakan tugas harian, tugas akhir, maupun skripsi, mahasiswa yang jurusan lain mungkin memiliki banyak referensi. Sedangkan mahasiswa jurusan baru bisa jadi tak memiliki sama sekali, bahkan tidak punya banyak senior yang bisa ditanya.

Dengan kata lain, bila memilih prodi baru, kamu diharapkan memiliki semangat sebagai pembelajar yang aktif seperti memiliki ketertarikan untuk menerima, mengembangkan, bahkan menciptakan ide-ide selama proses belajar mengajar.

5. Perlu meyakinkan orang

Karena belum banyak yang tahu tentang prodi baru, kamu mungkin akan dituntut untuk meyakinkan orangtua hingga meyakinkan perusahaan tentang kompetensi yang didapat melalui prodi tersebut.

Apalagi prodi baru biasanya belum memiliki akreditasi atau prestasi yang diakui, sehingga kamu akan menjadi "perwakilan" yang akan mempresentasikan jurusan tersebut kepada banyak orang. Walau begitu, ini akan mendorong kamu menjadi lulusan yang berkualitas dan siap berkompetisi.

https://edukasi.kompas.com/read/2020/02/12/15253311/pertimbangkan-plus-minus-sebelum-memilih-jurusan-baru

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke