KOMPAS.com - Pernahkah membayangkan bila sepuluh tahun lagi bahasa daerah tempat kita dilahirkan tak lagi terdengar? Walau berbeda-beda, namun bahasa daerah lah yang membuat Indonesia menjadi berwarna dan memiliki jati diri.
Hingga 2019, Badan Bahasa Kemendikbud telah memetakan 718 bahasa daerah di Indonesia (tidak termasuk dialek dan subdialek). Jumlah ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya dan akan terus meningkat seiring bertambahnya jumlah titik pengamatan.
Dalam rangka memeringati Hari Bahasa Ibu Internasional yang jatuh setiap tanggal 21 Februari, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud (Badan Bahasa) akan menyelenggarakan seminar “Gelar Wicara dan Penampilan Tunas Bahasa Ibu” dengan tema “Melestarikan Bahasa Daerah untuk Pemajuan Bangsa”.
Bahasa ibu sendiri merupakan bagian dari kearifan lokal yang perlu dipertahankan, menjadi salah satu upaya memperkuat jati diri masyarakat pengguna bahasa.
Gelar Wicara dan Penampilan Tunas Bahasa Ibu akan menghadirkan berbagai pembicara, yaitu Pelaksana Tugas Kepala Badan Bahasa Kemendikbud, Dadang Sunendar; Ketua Harian KNIU UNESCO, Arief Rachman; Bupati Bungo, Provinsi Jambi, H. Mashur; Tokoh Adat Maluku, Elizza M. Kissya; Poliglot Indonesia; dan Wikitongue.
Acara akan diselenggarakan pada Selasa, 25 Februari 2020 di Aula Sasadu, Gedung M. Tabrani, Badan Bahasa, Jakarta. Kegiatan ini dapat diikuti oleh dosen, guru, mahasiswa, sastrawan, budayawan serta peminat bahasa dan sastra.
Setiap peserta akan mendapatkan sertifikat, kit seminar, kudapan, dan makan siang.
Pendaftaran
Bagi masyarakat yang berminat untuk berpartisipasi dalam acara ini dapat mendaftar melalui laman http://bit.ly/seminarbahasaibu2020 dengan jumlah peserta maksimal 200 orang.
Pendaftaran dilakukan paling lambat 14 Februari 2020. Peserta yang lolos seleksi akan diumumkan pada tanggal 18 Februari 2020 melalui laman badanbahasa.kemdikbud.go.id.
https://edukasi.kompas.com/read/2020/02/13/20000081/peduli-bahasa-daerah-yuk-ikut-seminar-dan-dapat-sertifikat-kemendikbud-