Salin Artikel

Nadiem: Kemendikbud Buka Peluang Kerja Sama dengan Negara Sahabat

KOMPAS.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim mengatakan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) membuka peluang kerja sama pendidikan dengan negara sahabat.

Hal itu disampaikan Nadiem dalam forum diskusi “Discussion with Development Partners on Policy Direction and Potential Collaboration”, di kantor Kemendikbud, Jakarta, Rabu (12/2/2020).

“Kita (Kemendikbud) ingin membuka partisipasi kemitraan yang besar. Dari sisi regulasi, kami mendukung agar kerja sama dapat terimplementasi dengan baik,” kata Nadiem.

Nadiem mengatakan, pendidikan di Indonesia memiliki konsep Merdeka Belajar untuk menjawab tantangan dunia yang lebih mengedepankan kreativitas, rasa ingin tahu, tahan banting, empati, berpikir kritis, kemampuan menyelesaikan masalah, percaya diri, kerja sama, serta jiwa pembelajar.

“Di era yang serba tidak menentu, kita perlu punya kreativitas untuk bisa beradaptasi. Kita harus ciptakan SDM yang terus belajar dari hari ke hari. Growth mindset individualy,” katanya.

Perbaikan arah kebijakan pendidikan begitu penting agar proses pembelajaran tidak hanya fokus pada pencapaian nilai akademik, tetapi juga bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan bagi para siswa dan guru.

Di samping itu, guru juga diajak untuk terlibat lebih banyak sebagai fasilitator dalam pembelajaran. Dengan itu, kompetensi guru harus ditingkatkan secara berkala melalui banyak pelatihan praktik dengan evaluasinya dilakukan secara holistik.

“Budaya pendidikan kita harus berubah, bagaimana cara guru mengajar, bagaimana cara meningkatkan motivasi siswa belajar itu sangat penting untuk diperhatikan,” terang Mendikbud saat menerangkan konsep pendidikan di Indonesia.

“This is massive don't underestimate our resource,” tegasnya.

Forum diskusi bersama 9 duta besar, 6 konselor, dan 6 organisasi internasional dapat menjadi upaya untuk menyinergikan langkah untuk memajukan pendidikan di Indonesia, khususnya dalam menerapkan kebijakan Merdeka Belajar.

“Kita ingin semua ekosistem pendidikan mengambil perannya dalam membangun dunia pendidikan, termasuk sekolah, guru, siswa, orang tua, masyarakat, organisasi, dan pemerintah, baik di dalam maupun di luar negeri. Tanpa dukungan dari semua pihak, kebijakan ini tidak akan berhasil,” jelas Nadiem.

Undangan yang hadir merupakan perwakilan dari berbagai negara sahabat, yakni Kedutaan Besar Finlandia, Kedutaan Besar Prancis, Kedutaan Besar Irlandia, Kedutaan Besar Jepang, Kedutaan Besar Norwegia, Kedutaan Besar Singapura, Kedutaan Besar Swedia, dan Kedutaan Besar Republik Korea.

Ada juga Kedutaan Besar Inggris, Kedutaan Besar Jerman, Kepala Deputi Australia untuk Indonesia, Kepala Deputi untuk Netherlands, Kedutaan Besar New Zealand, Konselor China, Kepala Seksi Ekonomi Switzerland, Staf Kemitraan Publik Inggris, Asian Develompment Bank, Asian Infrastucture Investment Bank, SEAMEO, UNESCO, Unicef, dan World Bank.

Deputy Head of Mission Netherlands Ardi Stoios-Braken menyampaikan apresiasinya atas kebijakan Merdeka Belajar: Kampus Merdeka.

Ia mengatakan, kebijakan Kampus Merdeka yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertemu dan berpartisipasi dalam dunia kerja secara langsung dapat memperkaya wawasan dan pengalaman.

Nadiem berharap kehadiran 22 mitra negara sahabat menjadi sinyal positif yang akan mendukung kebijakan Kemendikbud pada masa mendatang.

“Kita semua memiliki visi yang sama untuk bersama-sama mendukung pendidikan yang lebih baik. Indonesia memiliki banyak potensi untuk bisa bermitra, banyak peluang yang kita bisa jalin bersama,” pungkas Nadiem.

https://edukasi.kompas.com/read/2020/02/14/16562391/nadiem-kemendikbud-buka-peluang-kerja-sama-dengan-negara-sahabat

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke