Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kampus Merdeka Diharapkan Munculkan "Blue Ocean" Pendidikan Tinggi Indonesia

KOMPAS.com - Arah kebijakan Kampus Merdeka yang diinisiasi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim diharapkan juga mampu memunculkan keunggulan pendidikan tinggi Indonesia.

Di era persaingan global, kekuatan atau kearifan lokal Indonesia diharapkan dapat menjadi kunci dalam melahirkan SDM unggul berkualitas dan mampu bersaing secara internasional.

"SDM lulusan Indonesia sebenarnya tidak kalah bersaing dengan SDM luar, namun user atau perusahaan kita seringkali lebih PD (percaya diri) membayar mahal konsultan luar yang sebenarnya biasa-biasa saja," ujar Prof. Bramantyo Djohanputro, Direktur Eksekutif PPM Manajemen di sela-sela acara konferensi pers di Jakarta (14/2/2020).

Ia berharap "kemerdekaan belajar" akan berlanjut dalam menetapkan konten dan kurikulum.

"Sebagai institusi yang dekat dengan industri, kami juga mereview kurikulum agar relevan dengan industri. Kalau kemerdekaan bisa diarahkan ke situ, maka kemerdekaan itu akan menghasilkan lulusan yang memang betul-betul dibutuhkan," tambahnya. 

Tantangan pendidikan tinggi 

Lebih jauh Prof. Bramantyo mengharapkan, kebijakan Kampus Merdeka yang digadang-gadang Mendikbud Nadiem Makarim dapat memunculkan "blue ocean" dari kekuatan pendidikan tinggi Indonesia yang tidak dimiliki negara lain.

Blue Ocean adalah istilah dalam marketing yang merujuk pada strategi untuk keluar dari "samudra merah" persaingan yang sangat ketat dengan cara menciptakan kekuatan/keunggulan yang belum ada pesaing sehingga kata kompetisi menjadi tidak relevan. 

"Tantangan ke depan pada persaingan. Kita perlu berpikir kembali membangun kurikulum yang bagus. Ini menjadi local wisdom yang menjadi keunggulan bagi PPM Manajemen dan kampus-kampus Indonesia," tegas Prof. Bramantyo.

Tantangan lain, menurutnya, adalah penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran.

"Intinya bukan pada penggunaan teknologinya. Tetapi pengajar, mahasiswa dan konten pembelajaran bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja. Kalau tidak diiringi dengan budaya, investasi teknologi besar-besaran akan menjadi sia-sia," jelas Prof. Bramantyo.

Tugas pendidik selanjutnya, menurut Prof. Bramantyo, adalah mengarahkan mahasiswa agar menggunakan teknologi tersebut untuk hal-hal yang poduktif.

Blended learning dan kerja sama internasional

Dalam kesempatan sama, Pepey Riawati Kunia, Direktur Pengembangan Ekskutif PPM Manajemen menyampaikan pihaknya tidak saja memberikan ijazah kepada para lulusan namun juga melengkapi dengan sertifikasi kompetensi yang dibutuhkan.

"Kontribusi PPM Manajemen dalam pembentukan SDM Unggul Indonesia diwujudkan dalam pengembangan individu dan pengembangan organisasi," ungkap Pepey.

Hal ini, jelasnya, diwujudkan dalam bentuk pembekalan sertifikasi bagi lulusan dan juga program kerja sama dengan beberapa universitas internasional yang masuk dalam 100 terbaik universitas dunia, di antaranya; University of Queensland (Australia), INHA University (Korea Selatan), Kedge Business School (Prancis) dan Asia University (Tiongkok).

Selain itu, Pepey menyampaikan pihaknya juga telah menjalankan proses pembelajaran berbasis blended learning di mana proses belajar sudah dilakukan 50 persen daring dan 50 persen tatap muka.

"Kami berharap dengan keberadaan kami dalam dunia pendidikan, dapat berkontribusi pada sumber daya manusia unggul di Tanah Air, demi menopang pembangunan yang saat ini terus dilakukan oleh pemerintah dan menjadi mitra para organisasi," tutupnya.

https://edukasi.kompas.com/read/2020/02/19/12392051/kampus-merdeka-diharapkan-munculkan-blue-ocean-pendidikan-tinggi-indonesia

Terkini Lainnya

Hari Lahir Pancasila, Gerakan Pramuka Tegaskan Komitmen Jadi Pengawal Pancasila
Hari Lahir Pancasila, Gerakan Pramuka Tegaskan Komitmen Jadi Pengawal Pancasila
Edu
10 Jurusan Terketat ITS di UTBK SNBT 2025, Referensi Daftar Jalur Mandiri
10 Jurusan Terketat ITS di UTBK SNBT 2025, Referensi Daftar Jalur Mandiri
Edu
Biaya Sekolah Rakyat Rp 48,2 Juta Tiap Siswa Per Tahun, untuk Apa Saja?
Biaya Sekolah Rakyat Rp 48,2 Juta Tiap Siswa Per Tahun, untuk Apa Saja?
Edu
Ada Beasiswa Pakai Nilai UTBK 2025 di Telkom University, Ini Syaratnya
Ada Beasiswa Pakai Nilai UTBK 2025 di Telkom University, Ini Syaratnya
Edu
Kembangkan Ekosistem Pembelajaran Digital Inklusif, UT Raih 'Digital Innovation in Education'
Kembangkan Ekosistem Pembelajaran Digital Inklusif, UT Raih "Digital Innovation in Education"
Edu
Anggaran Sekolah Rakyat Rp 48,2 Juta Tiap Siswa Per Tahun, Dapat Seragam hingga Laptop
Anggaran Sekolah Rakyat Rp 48,2 Juta Tiap Siswa Per Tahun, Dapat Seragam hingga Laptop
Edu
Cek Dokumen yang Jadi Syarat Umum dan Khusus Daftar SPMB Jabar 2025
Cek Dokumen yang Jadi Syarat Umum dan Khusus Daftar SPMB Jabar 2025
Edu
Universitas Matana Buka Peluang Beasiswa lewat Program Tukar Kartu SNBT
Universitas Matana Buka Peluang Beasiswa lewat Program Tukar Kartu SNBT
Edu
Unika Atma Jaya Gelar 'Open House' di Dua Kampus, Hadirkan Program Beasiswa Menarik
Unika Atma Jaya Gelar "Open House" di Dua Kampus, Hadirkan Program Beasiswa Menarik
Edu
Cek 10 Jurusan Terfavorit dan Terketat IPB Jalur SNBP dan UTBK SNBT 2025
Cek 10 Jurusan Terfavorit dan Terketat IPB Jalur SNBP dan UTBK SNBT 2025
Edu
Kebijakan Trump Picu Gangguan Mental dan Beri Tekanan bagi Mahasiswa Asing di Harvard
Kebijakan Trump Picu Gangguan Mental dan Beri Tekanan bagi Mahasiswa Asing di Harvard
Edu
Gagal UTBK SNBT 2025? Coba Daftar di 42 PTS dan Sekolah Kedinasan Ini
Gagal UTBK SNBT 2025? Coba Daftar di 42 PTS dan Sekolah Kedinasan Ini
Edu
Putusan MK soal Sekolah Swasta Gratis, Momentum Refocusing Anggaran Pendidikan
Putusan MK soal Sekolah Swasta Gratis, Momentum Refocusing Anggaran Pendidikan
Edu
Jangan Pernah Anggap Enteng Perilaku Bullying yang Terjadi
Jangan Pernah Anggap Enteng Perilaku Bullying yang Terjadi
Edu
Putusan MK soal Sekolah Swasta Gratis, P2G Usul Diterapkan ke Sekolah Penerima Dana BOS
Putusan MK soal Sekolah Swasta Gratis, P2G Usul Diterapkan ke Sekolah Penerima Dana BOS
Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke