KOMPAS.com - Lahirnya era revolusi 4.0 tak hanya ditandai dengan semakin berkembangnya teknologi dan bagaimana manusia semakin tak bisa terlepas dari dunia digital. Namun, era tersebut juga menciptakan paradigma baru tentang "lulusan siap kerja."
Hal tersebut diungkapkan oleh Anggota Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Prof Dr Waras Kamdi dalam Seminar Nasional Tren Edutech 2020: Menuju Indonesia Maju, di Balai Kartini Jakarta, Kamis (20/2/2020).
Waras mengatakan, agar lulusan masuk dalam kategori siap kerja, maka baik mahasiswa, guru, maupun dosen harus menerapkan sistem "Belajar Siap Kerja" yang semakin dibutuhkan oleh hampir semua industri di masa datang.
Bila cara belajar tidak menyesuaikan dengan sistem tersebut, maka di tahun 2045 nanti, lulusan hanya akan dianggap sebagai pencari kerja [job seeker], bukannya siap kerja [job creator], imbuh Waras.
Berikut sejumlah hal yang membedakan antara lulusan pencari kerja dan lulusan siap kerja.
Pasif vs aktif
Lulusan pencari kerja identik dengan cara belajar pasif, yang berarti hanya menerima pelajaran yang disampaikan oleh pengajar. Metode belajar yang digunakan pun berfokus pada satu arah, di mana pengajar menyampaikan materi dan murid mendengar.
Sedangkan lulusan siap kerja tak hanya dibekali soal teori, namun juga diberi kesempatan untuk mengaplikasikan teori pada bidang yang paling ia minati. Di samping memahami pendidikan karakter yang membuat lulusan memiliki kemampuan hidup atau life skill.
Satu kurikulum vs kurikulum "prasmanan"
Lulusan pencari kerja hanya mengikuti satu kurikulum yang disajikan. Sehingga kompetensi unggulan tidak diasah dan akhirnya menjadi lulusan yang rata-rata.
Sedangkan lulusan siap kerja akan menggunakan kurikulum "prasmanan" di mana ia meracik sendiri bidang-bidang yang paling diminati atau kuasai. Sehingga menjadi lulusan yang memiliki beragam kompetensi.
Akademis vs praktek
Lulusan pencari kerja umumnya hanya mengandalkan prestasi akademis yang fokus pada meteri, nilai-nilai, dan kata pakar. Sehingga saat lulus, ia belum memiliki pengalaman praktek kerja.
Sedangkan lulusan siap kerja pernah terjun untuk memelajari kehidupan yang sebenarnya, misalnya melalui magang atau praktik kerja lainnya, sehingga telah memiliki pengalaman terjun ke dunia kerja sesungguhnya.
Training vs kursus
Lulusan pencari kerja fokus mengikuti beragam training berbentuk sesi kelas yang disajikan oleh pakar. Sehingga kemampuan berbentuk teori dan sertifikat.
Sedangkan lulusan siap kerja fokus untuk mengembangkan kemampuan melalui kursus-kursus yang menghasilkan "skill" yang bisa langsung digunakan dalam dunia kerja.
https://edukasi.kompas.com/read/2020/02/20/14024031/kamu-lulusan-pencari-kerja-atau-siap-kerja-yuk-kenali-bedanya