Salin Artikel

Wabah Virus Corona, Bagaimana Guru Membangun Percakapan di Kelas?

KOMPAS.com - Bukan ketakutan tak mendasar, melainkan sebuah pemahaman yang perlu ditanamkan oleh para guru kepada anak didik terkait virus Corona yang mewabah di berbagai negara termasuk Indonesia.

Sebagai guru, membangun percakapan efektif di kelas terkait virus Corona sangtlah penting. Tak sekadar membuat anak tahu virus Corona sedang mewabah, namun juga mengajak anak mempelajarinya melalui proses literasi.

Dalam Surat Kabar Guru Belajar (SKGB) Edisi 22, Ketua Kampus Guru Cikal Bukik Setiawan mengatakan, literasi bukan sekedar kemampuan membaca buku dan mengacu hanya pada buku teks pelajaran.

"Penting mengembalikan literasi menjadi sesuatu yang bermakna bagi anak dan kehidupannya. Beri kesempatan berimajinasi. Beri kesempatan melakukan pengamatan. Minta mereka mewujudkan hasil imajinasi dan hasil pengamatan dalam bentuk nyata, menggunakan gambar, suara, gerak, maupun huruf dan angka," papar Bukik.

Ada sejumlah langkah berliterasi yang bisa dilakukan guru dalam melakukan percakapan di kelas terkait suatu masalah atau isu, termasuk tentang wabah virus Corona.

Merangkum dari SKGB edisi 22, berikut cara membangun percakapan di kelas terkait wabah virus Corona, yakni:

1. Masalah di sekitar

Guru menyiapkan masalah atau kenyataan yang terdekat dengan murid. Misalnya tentang virus Corona.

2. Guru bertanya

Guru bertanya pada murid "Adakah masalah di sekitar kita?" dan "Adakah hal unik di sekitar di sekitar kita?"

3. Gali pertanyaan

Guru menggali pertanyaan dari permasalahan yang ditemukan murid. Bila tidak, maka guru bisa melemparkan pertanyaan stimulus.

4. Diskusi

Langkah selanjutnya setelah menemukan permasalahan seperti virus Corona, guru dan murid melakukan diskusi, mengupas masalah, mencari solusi atau jawaban.

5. Sumber resmi

Guru dan murid bersama-sama menggunakan sumber resmi dan terpercaya.

Cara ini juga akan membuat murid terbiasa untuk mengenal sumber-sumber resmi dan terpercaya yang bisa ia andalkan untuk mencari jawaban.

6. Simpulan dan refleksi

Kemudian, guru dan murid bersama-sama menyimpulkan dan berefleksi.

Dengan begitu, Bukik melanjutkan, maka program literasi bisa menjadi jauh lebih kreatif. Program literasi tidak lagi semata menjadi urusan kekurangan fasilitas atau buku penunjang.

Program literasi menjadi sesuatu yang berakar pada kebiasaan sehari-hari dan melekat pada lingkungan sekitar. Pada titik tersebut, program literasi adalah pintu masuk menuju terbentuknya budaya literasi. Literasi yang dipraktikkan sehari-hari.

https://edukasi.kompas.com/read/2020/03/04/18044551/wabah-virus-corona-bagaimana-guru-membangun-percakapan-di-kelas

Terkini Lainnya

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke