KOMPAS.com - Peluang kerja kerap menjadi salah satu pertimbangan dalam memilih program studi (prodi) di perguruan tinggi.
Walau peluang kerja sangat bergantung pada usaha kamu selama menjalani perkuliahan, namun mengetahui peluang kerja dari berbagai prodi juga perlu dilakukan.
Dengan begitu, kamu akan lebih tahu tujuan karier sehingga akan lebih siap dan semangat menjalani perkuliahan.
Salah satu prodi yang bisa kamu pertimbangkan ialah Okupasi Terapi (OT) yang masuk dalam Program Pendidikan Vokasi.
Berdasarkan tracer study yang dilakukan Program Pendidikan Vokasi (UI) tahun 2019, menyebutkan bahwa daya serap lulusan prodi OT Vokasi UI adalah 100 persen.
Bahkan 80 persen telah terikat dinas dengan industri saat mereka masih berkuliah semester 5 dan 6 (belum lulus).
"Artinya seluruh lulusan program studi OT diserap di dunia kerja dalam waktu 0-3 bulan dari waktu mereka lulus," tulis laman resmi Universitas Indonesia. Senin (9/3/2020).
Di Indonesia, profesi OT sendiri belum begitu populer. Terbukti dengan hanya da dua pendidikan tinggi yang memiliki jurusan ini, yakni Universitas Indonesia dan Poltekes Surakarta.
OT merupakan salah satu profesi kesehatan yang melakukan terapi kepada individu yang mengalami keterbatasan baik fisik atau mental untuk mampu mandiri di tiga area, yaitu produktivitas, aktivitas keseharian dan pemanfaatan waktu luang.
Selain melaksanakan terapi, lulusan OT Vokasi UI juga mampu membuat alat bantu bagi pasien seperti splint, modifikasi alat makan, dan sebagainya.
"Para mahasiswa OT di Vokasi UI memiliki keahlian penanganan okupasi terapi pada ruang lingkup pediatri (anak), geriatri (lansia), psikososial (gangguan jiwa), gangguan fisik, dan kesehatan kerja," Ketua Program Studi OT Vokasi UI, Gunawan Wicaksono, S.KM., M.Si,. dalam laman tersebut.
Program beasiswa
Menariknya, sejumlah mitra Vokasi kerap memberikan program beasiswa bagi mahasiswa berupa kesempatan bekerja di Rumah Sakit maupun Klinik.
Untuk prodi OT Vokasi UI sediri telah bekerja sama dengan Hermina Group.
"Mereka memberikan beasiswa kepada mahasiswa kami yang duduk di semester 5 dan 6 untuk kemudian bekerja di jaringan rumah sakit yang dimilikinya," ujar Gunawan.
Kini, lulusan OT semakin dibutuhkan oleh beragam bentuk pusat pelayanan kesehatan. Animo kebutuhan tenaga kesehatan di bidang OT masih sangat tinggi karena dalam kondisi ideal, 1 orang pasien perlu ditangani sekurangnya selama 60 menit.
Bahkan, regulasi juga mengharuskan Rumah Sakit minimal tipe C, Klinik, Sekolah-sekolah Inklusi, sekolah anak berkebutuhan khusus, dan yayasan yang bergerak di bidang geriatric untuk memiliki tenaga OT.
Jadi, kamu lulusan SMA sederajat yang ingin menjadi tenaga ahli di bidang OT, maka program studi OT bisa menjadi pilihan.
https://edukasi.kompas.com/read/2020/03/13/141129271/lulusan-prodi-vokasi-ini-hampir-100-persen-terserap-kerja