Menghadapi kebijakan belajar di rumah selama 14 hari, guru-guru SDN 2 Patukangan Kendal membuat program dengan melibatkan paguyuban orangtua dalam mendampingi belajar di rumah.
"Orangtua siswa yang tergabung dalam paguyuban kelas kami libatkan dalam program ini. Agar mereka juga patuh untuk tidak keluar rumah kalau tidak penting sekali selama wabah penyebaran virus corona," kata Ninik Chaeroni, Kepala SDN 2 Patukangan, Kendal Jawa Tengah yang juga fasilitator Program Pintar Tanoto Foundation.
Berikut beberapa tips melibatkan orangtua dalam proses belajar di rumah terkait penanganan virus corona;
1. Materi belajar lewat HP orangtua
Meski tak dapat bertatap muka, para guru sudah menyiapkan materi pembelajaran dan tugas untuk siswa.
Setiap pagi tugas diberikan melalui HP atau telepon seluler milik orang tua. Hal ini dimaksudkan agar apa yang dikerjakan siswa diketahui dan dalam pantauan orang tua.
Tugasnya terdiri dari dua macam. Bagi siswa kelas V dan VI guru-guru menyiapkan kelas daring yang memanfaatkan Google Classroom. Sedangkan siswa kelas I sampai dengan IV mengerjakan tugas yang diberikan guru lewat grup WA paguyuban orangtua siswa.
Melalui Google Classroom, guru kelas V dan VI membuat materi pembelajaran tematik dan penugasan yang bisa langsung dikerjakan siswa dan orangtua.
Mereka juga bisa mengetahui hasil belajar siswa setelah mengerjakan tugas di Google Classroom karena hasilnya sudah bisa langsung dilihat.
2. Guru dan orangtua laporkan hasil belajar
Pemberian tugas daring ternyata meningkatkan antusias siswa dalam mengerjakan tugas. Begitu kelas daring dibuka, menurut para orangtua anak-anak segera mengerjakan dan mengirimkan jawaban dari tugas yang dia kerjakan.
Demikian juga bagi siswa kelas I sampai IV yang mengerjakan tugas dengan menggunakan MS Word.
"Setiap harinya guru kelas dan paguyuban orangtua bersepakat untuk melaporkan perkembangan hasil belajar siswa di rumah. Hal ini untuk memastikan siswa tetap belajar di rumah," kata Ninik lagi.
Yang menarik, adanya kegiatan belajar di rumah ini membuat orangtua siswa yang sebelumnya enggan terlibat dalam paguyuban kelas, kini menjadi antusias. Ke depan, diharapkan kerja sama orangtua dan sekolah dalam pengelolaan pembelajaran menjadi semakin tinggi.
Penugasan yang dibuat guru juga harus disesuaikan dengan kompetensi dasar yang ada di dalam kurikulum. Bentuk tugasnya juga bervariasi sesuai tujuan pembelajaran yang dibuat guru.
Bisa saja kegiatan penugasannya siswa membantu pekerjaan di rumah seperti menyapu, mengepel, atau membantu memasak di rumah.
"Yang penting relevan dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai," kata Ninik lagi.
4. Belajar sesuai jadwal sekolah
Di SMPN 2 Kendal, kegiatan belajar di rumah langsung dipandu oleh guru mata pelajaran sesuai jadwal pembelajarannya. Artinya mereka tidak mengubah jadwal pelajaran, hanya cara belajarnya yang berbeda.
Setiap jam mata pelajaran akan berlangsung, guru akan mengirimkan materi dan lembar kerja (LK) melalui WA orangtua siswa. LK yang diberikan siswa memuat pertanyaan produktif, terbuka, atau imajinatif, seperti yang dilatihkan Program Pintar Tanoto Foundation.
"Tujuannya agar siswa tetap aktif, kreatif, dan produktif dalam belajar di rumah," kata Irina Kurniati Lubis guru IPA SMPN 2 Kendal.
Para guru mapel akan memantau diskusi di group WA kelas, terutama bila ada pertanyaan dari siswa atau orangtua.
5. Portofolio siswa di grup WA
Tugas yang sudah dikerjakan siswa, difoto dan dikirimkan kembali melalui WA group orangtua sehingga hasilnya bisa diketahui bersama. Cara ini membuat ada komunikasi antara anak, orangtua, dan guru dalam belajar di rumah.
Hasil tugas tertulis juga wajib dikumpulkan siswa menjadi portofolio. Siswa menyimpan hasil karya dari tugas yang dikerjakan dalam file holder portofolio.
Setiap hasil karya diberi identitas lengkap mulai dari hari, tanggal, mata pelajaran, jam pelaksanaannya.
6. Buka call center sekolah.
Sekolah juga membuka call center atau pusat layanan bila orangtua dan siswa menemukan kendala selama proses pembelajaran di rumah. Dengan adanya himbauan belajar di rumah selama 14 hari semua siswa tetap bisa beraktivitas belajar dan berkreasi dari rumah.
"Saat siswa masuk pada 30 Maret 2020, semua harus membawa tugas portofolio tersebut dan disampaikan pada guru mata pelajaran masing-masing," kata Irina lagi.
https://edukasi.kompas.com/read/2020/03/17/160835971/belajar-di-rumah-cara-unik-sekolah-kirim-tugas-lewat-wa-orangtua-apa-lagi