KOMPAS.com - Rumah sejatinya adalah tempat untuk beristirahat, bermain dengan keluarga hingga sosialisasi dengan tetangga.
Menjadikan rumah sebagai ruang belajar hingga bekerja selama masa darurat Covid-19 bisa menjadi hal menantang untuk sejumlah keluarga.
Namun, untuk mengajak anak fokus belajar, sebenarnya orangtua tak harus menyediakan ruang belajar khusus untuk anak. Orangtua bisa memanfaatkan ruang manapun di dalam rumah untuk belajar dan bekerja.
Ada sejumlah manfaat saat anak memiliki ruang belajar yang kondusif, yakni anak menjadi lebih fokus, anak memiliki ruang untuk berkreasi, hingga membangun kebiasaan untuk belajar secara mandiri.
Psikolog anak Devi Sani mengatakan, untuk anak yang akan menjalani serangkaian ulangan hingga ujian sekolah, perlu disediakan ruang belajar di rumah agar mereka paham bagaimana cara belajar yang efektif.
Terlebih, kegiatan belajar hingga ujian saat ini juga dilakukan di rumah, sehingga perlu dipersiapkan dengan lebih baik.
“Dengan begitu, diharapkan anak tidak akan belajar sambil menonton televisi yang membuat fokusnya terganggu karena ingin menonton. Atau anak juga tidak akan belajar di kasur yang membuatnya mengantuk,” papar Devi saat dihubungi Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Berikut cara yang bisa dilakukan orangtua untuk menyediakan ruang belajar ramah anak di rumah. Sehingga orangtua pun bisa fokus untuk bekerja seraya anak belajar.
1. Pilih ruangan bersama
Putuskan bersama dengan anak di mana lokasi anak akan belajar serta orangtua bekerja, namun hindari belajar di atas kasur karena selain membuat anak mudah ngantuk, belajar dengan posisi tidur bisa menggangu kenyamanan tubuh dan mata.
Bila belajar di ruang keluarga dengan televisi, pastikan televisi dimatikan selama prosesg belajar untuk membantu anak untuk fokus.
Setelah menentukan ruang untuk belajar, bantu ia menata ruang belajar tersebut dengan buku-buku bacaan, alat tulis, alat menggambar, hingga materi-materi belajar. Dengan begitu, suasanya mendukung untuk belajar maupun berkreasi.
Baiknya tidak memilih ruangan berisik atau banyak dilalui oleh anggota keluarga lainnya karena sangat mungkin membuat anak hilang fokus.
Hadirkan ruang yang tak terlalu panas dengan cara membuka jendela, menyalakan penyejuk ruangan, atau memilihkan ruangan dengan udara paling sejuk di rumah.
2. Tetapkan waktu belajar
Tentukan berapa lama anak akan belajar. Ini bisa disesuaikan dengan jumlah materi dan usia anak. Untuk anak kelas 1-2 SD misalnya, orangtua bisa mulai menetapkan waktu pendek dahulu, misalnya selama 10 menit, lalu perlahan dinaikkan setiap hari.
Lakukan kebiasaan belajar ini setiap hari walau anak tak memiliki PR. Dengan menjadikannya sebuah kebiasaan, maka anak tak akan menganggap belajar bukanlah sebuah paksaan melainkan kesenangan.
Hadirkan pula buku-buku bacaan edukasi di luar pelajaran serta kegiatan eksperimen agar proses belajar tidak membosankan.
3. Manfaatkan alarm
Ajarkan anak untuk berkomitmen dengan waktu belajar dengan cara memasang alarm. Secara tidak langsung, anak akan belajar untuk menghargai waktu.
Jika anak mulai terlihat gelisah karena jenuh atau materi dianggap sulit, minta ia untuk tarik napas panjang dari hidung dan perlahan keluarkan dari mulut. Dilanjutkan dengan melakukan kegiatan yang menyenangkan.
Ajarkan teknik relaksasi ini setiap kali anak cemas, gelisah, atau marah. Dengan begitu anak akan terbiasa untuk menenangkan dirinya bila alami stres.
4. Hindari distraksi
Batasi penggunaan TV, tab dan smartphone saat anak mulai belajar. Di sini, orangtua adalah role model utama.
Dengan kata lain, saat orangtua ingin anak fokus belajar atau membaca, lakukan hal serupa agar anak mengerti bahwa ponsel atau televisi perlu disimpan selama proses belajar, maupun di kegiatan lain, semisal saat makan keluarga.
5. Simulasi ujian
“Penting juga untuk melakukan role-play ujian sesuai dengan batas waktu ujian sebenarnya. Dengan menggunakan soal-soal latihan ujian, minta anak untuk berlatih di mana ia benar-benar sedang menghadapi ujiannya,” kata Devi.
Orangtua bisa berpura-pura sebagai guru dan mengatakan “Baik waktunya mulai ujian”, kemudian membagikan soal. Setelah selesai, minta anak meletakkan jawaban dan bicarakan poin-poin yang perlu ditingkatkan. Terakhir, hargai usaha anak agar ia semangat belajar.
https://edukasi.kompas.com/read/2020/03/27/091849971/5-cara-jadikan-rumah-tepat-belajar-yang-efektif