KOMPAS.com - Memastikan anak mengikuti instruksi dan memahami semua tuntutan pelajaran selama belajar di rumah bisa jadi bukan perkara mudah bagi sebagian orangtua.
Hal ini wajar terjadi, mengingat orangtua tak punya pengalaman mengajar secara akademis sebelumnya, di tambah orangtua juga memiliki tuntutan pekerjaan yang juga harus dituntaskan.
Bila kondisi rumah menjadi semakin tidak nyaman karena hal tersebut, Sekolah Lawan Corona berbagi saran agar orangtua dan guru segera berkolaborasi dan berbagi peran.
Pasalnya, masalah belajar di rumah yang berlarut tak hanya rentan membuat orangtua stres, anak pun bisa demikian.
Bahkan, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) telah menerima pengaduan sejumlah orangtua siswa yang mengeluhkan anak-anak mereka malah stres selama belajar daring.
Mengerti bahwa orangtua bisa mengalami sejumlah masalah selama anak belajar di rumah, Sekolah Lawan Corona yang merupakan kolaborasi Kampus Guru Cikal bersama dengan Keluarga Kita, Komunitas Guru Belajar dan Sekolahmu mencoba memberikan solusi.
Dalam program Temu Pendidik Spesial (TPS) yang berlangsung pada Jumat (27/3/2020), Guru Muhammad Niamil Hida dari MI Kranji 01 Kedungwuni dan Guru Nazilatul Khusna dari SD Islam Baitussalam 01, serta Guru Devy Mariyatul dari SMK PGRI 01 Kediri memberikan sejumlah kiat.
Berikut kiat yang bisa dilakukan guru dan orangtua terkait dengan masalah mengajar di rumah.
1. Bukan memindahkan tugas
Guru perlu memahami bahwa belajar di rumah bukanlah sekadar memindahkan tugas guru ke orangtua. Sekolah Lawan Corona mendorong guru untuk merancang pembelajaran yang bermakna, baik bagi anak, orangtua maupun guru sendiri.
Pembelajaran yang bermakna bukanlah sekedar membuat anak menyelesaikan pelajaran akademis, namun mencakup pelajaran yang bisa ia terapkan di rumah. Misalnya, orangtua boleh mengajak anak eksplorasi benda-benda yang ada di rumah sebagai bahan pelajaran.
2. Komunikasi
Komunikasi yang lancar antara guru dan orangtua merupakan salah satu kunci sukses mengajar di rumah. Guru tak hanya menanyakan apakah tugas murid selesai atau tidak, namun dapat menanyakan apa kesulitan yang dialami orangtua di rumah.
Orangtua pun demikian, tidak hanya sekedar menanyakan tugas-tugas, namun juga bisa berbagi informasi tentang kebiasaan belajar anak di kelas dan meminta saran guru tentang teknik mengajar seperti apa yang bisa diterapkan.
3. Dukungan
Guru dapat memberikan dukungan kepada orangtua dalam mendampingi anak belajar di rumah, seperti mengadakan kegiatan parenting bersifat daring atau mengajak orangtua mengunjungi "kelas orangtua" yang diadakan oleh Sekolah.mu.
4. Dari hati ke hati
Selain memberikan penilaian berkala, ada baiknya guru, orangtua, dan anak juga mengadakan sesi berbagi secara daring tentang bagaimana proses belajar di rumah.
Di sesi tersebut, ajak anak mengungkapkan perasaannya, apa saja kesenangan maupun kesulitannya belajar di rumah. Dengan begitu guru tak hanya menilai anak dari hasil tugas tertulis saja, namun menilai lebih komprehensif dari pemikiran anak.
5. Beri anak kebebasan
Bila komunikasi antara anak, guru dan orangtua lancar, maka selanjutnya bisa sama-sama menentukan kegiatan apa yang paling disukai oleh anak.
Kegiatan tersebut dibuat melalui kesepakatan bersama dan masih dalam koridor pengawasan orangtua dan guru sesuai dengan tujuan pembelajaran.
https://edukasi.kompas.com/read/2020/03/31/151646971/orangtua-menyerah-mengajar-anak-di-rumah-lakukan-5-tips-ini