KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 telah memengaruhi banyak aspek, tak terkecuali dalam bidang seni. Sedikitnya 181 acara seni ditunda bahkan dibatalkan dalam satu bulan terakhir, membuat banyak pekerja seni kehilangan pencaharian.
Hal tersebut disampaikan oleh Koordinator Advokasi Koalisi Seni Hafez Gumay dalam konferensi video Menjaga Nyala Seni Semasa Pandemi, di Jakarta, Selasa (6/4/2020).
"Dari data Koalisi Seni per 3 April 2020 Jumat yang lalu, Koalisi Seni sudah berhasil mendapatkan data mengenai 181 acara seni yang ditunda atau dibatalkan. Namun, angka ini belum mencerminkan seluruh kegiatan seni yang terdampak," papar Hafez.
Acara seni yang tertunda dan dibatalkan meliputi bidang film, musik, sastra, seni rupa, tari, teater, pantomim, wayang, boneka, bahkan dongeng.
Lebih lanjut Hafez mengatakan, "Kami juga melihat tren bahwa acara-acara yang tadinya dilaksanakan setelah bulan Mei juga mulai membatalkan diri, tak hanya acara yang dilakukan di bulan Maret dan April. Jadi, angka tersebut akan terus naik dalam beberapa waktu ke depan," imbuhnya.
Menanggapi kondisi ini, Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid mengatakan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) juga telah melakukan pendataan para pekerja seni yang terdampak Covid-19 melalui Borang PSPS sebagai perlindungan pekerja seni.
Sebanyak 37.207 pekerja seni, lanjut Hilmar, telah menjadi responden program Borang PSPS dan memenuhi kriteria 2 (dua) atau lebih diutamakan. Beberapa kondisi yang terbilang memenuhi kriteria 2 antara lain:
"Kita tentu pakai kriteria, tidak mungkin universal. Tidak mungkin setiap kepala rata jumlahnya sama, karena kebutuhannya berbeda-beda. Mau tidak mau kita menyesuaikan bantuan sesuai dengan ketersediaan programnya," kata Hilmar.
Untuk itu, Hilmar mengimbau bagi para pekerja seni terdampak yang memenuhi kriteria dapat segera mendaftar perlindungan pekerja seni Borang PSPS.
Pendaftaran gelombang pertama akan ditutup pada 8 April 2020. Namun, setelah itu akan dibuka pembukaan gelombang selanjutnya.
"Tidak usah khawatir program ini akan berakhir. Pada 8 April akan ditutup gelombang pertama karena itu akan segera diproses. Masih ada banyak pekerjaan untuk memastikan orang-orang yang terdampak mendapatkan bantuan tersebut," terang Hilmar.
Melalui Borang PSPS, Direktorat Jenderal Kebudayaan hendak menginventarisasi para pekerja seni yang terdampak secara ekonomi oleh COVID-19. Pekerja seni terdampak secara ekonomi oleh Covid-19 dapat mendaftarkan diri melalui http://bit.ly/borangpsps
Pesan pekerja seni untuk pemerintah
Selain melakukan riset sederhana untuk terus mencari data acara seni yang terdampak oleh wabah Covid-19, Koalisi Seni juga mencari tahu bagaimana respon setiap negara untuk membantu seni menghadapi Covid-19.
Untuk pemerintah Indonesia, Koalisi Seni memberikan 4 (empat) usulan sebagai upaya perlindungan bagi pekerja seni yang terdampak ekonomi oleh Covid-19. Usulan tersebut antara lain:
1. Program bantuan dana untuk pengganti pendapatan yang hilang bagi seniman dan pekerja seni lainnya.
2. Kebijakan yang memudahkan seniman agar tetap dapat memproduksi karya selama krisis. Ini dapat dilakukan dengan:
3. Kebijakan yang memudahkan masyarakat untuk dapat mengakses karya seni. Ini dapat dilakukan dengan:
4. Kebijakan guna menekan kerugian yang harus ditanggung seniman akibat pembatalan dan penundaan kegiatan seni. Ini dapat dilakukan dengan:
https://edukasi.kompas.com/read/2020/04/07/131812671/penggiat-seni-terdampak-covid-19-segera-daftar-borang-kemendikbud