Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Belajar dari Rumah lewat TVRI: Jadi Tuntunan dan Tontonan

Oleh: Muhchamad Haris Tarmidi

KOMPAS.com - Pembelajaran daring (dalam jaringan) akhir-akhir ini sangat populer di masyarakat berbagai lapisan. Tidak bisa dipungkiri hal ini dikarenakan wabah pandemi Covid-19 atau lebih populer disebut dengan Virus Corona.

Namun dengan kondisi geografis Indonesia yang begitu banyak pulau terdiri dari pesisir pantai hingga dataran tinggi pegunungan terkadang menyulitkan pemerataan sinyal internet.

Bukan hanya itu tingkat kepemilikin gawai yang meskipun tinggi namun belum merata jumlahnya menjadi kendala tersendiri. Termasuk di dalamnya adalah kemampuan orangtua dalam membeli kuota internet.

Dengan berbagai kondisi diatas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mencoba mengatasi segala bentuk keterbatasan tersebut dengan menggandeng TVRI.

Tentu bukan tanpa alasan TVRI dipilih untuk jadi mitra penyebar belajar dari rumah tersebut. Hal ini dimungkinkan karena tingkat keterjangkauan tayangan TVRI yang begitu tinggi hingga ke pelosok negeri.

Tayangan ramah milenial

Langkah yang di lakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tersebut perlu di apresiasi, pasalnya niatanya adalah daya jangkau pendidikan bagi segenap insan peserta didik di seluruh nusantara.

Namun, alangkah baiknya jika tayangan tersebut juga mempertimbangkan sisi konten hiburan menarik selain konten edukasi tentunya.

Kenapa harus menarik, karena realitanya anak milennial zaman sekarang lebih mengedepankan tontonan atraktif dan menantang daripada tontonan monoton yang sekedar menggurui.

Intinya acara yang akan diproduksi tersebut haruslah “ramah” untuk anak milenial.

Pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga mestinya membuat acara yang akan mulai tayang mulai Senin, 13/4/2020 tersebut lebih interaktif sehingga ada komunikasi dua arah.

Hal ini bisa ditempuh dengan membuka telpon interaktif, Videocall atau tayangan tersebut bisa live srteaming terhubung dengan media sosial yang kini tengah digandrungi oleh anak muda.

Unsur hiburan dalam acara yang edukatif seperti ini diperlukan bukan untuk merubah esensi dari tayangan tersebut, lebih dari itu juga untuk memastikan tayangan ini bisa digemari oleh peserta didik yang notabenya adalah kaum muda sehingga bisa setia mengikuti acara hingga tuntas.

Oleh karena itu, pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan beserta TVRI perlu “kreatif” agar bisa menghasilkan tuntunan yang edukatif namun juga menarik untuk dijadikan tontonan bagi segenap anggota keluarga.

Konten siswa berkebutuhan khusus

Perlu juga di akomodir konten untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), hal ini juga penting karena sejatinya pendidikan harus bisa diakses untuk semua kalangan dan semua kondisi anak didik.

Jangan sampai dalam keadaan yang mengharuskan segenap peserta didik untuk belajar di rumah ini anak berkebutuhan khusus merasa ditinggalkan karena ketiadaan konten untuk mereka.

Selain itu diperlukan kebijakan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk juga menggandeng Dinas terkait hingga tingkat Kabupaten agar mengintruksikan kepada setiap sekolah guna mengarahkan setiap siswa untuk mengikuti tayangan belajar dari rumah tersebut.

Tak lupa, orangtua siswa juga perlu diedukasi sehingga menjatuhkan pilihan pada tayangan belajar dari rumah ini serta bersedia mendampingi anak-anaknya pada saat menonton acara tersebut.

Acara parenting dibutuhkan bagi orang tua siswa yang untuk sementara menjadi “guru” dirumah.

Terakhir harapan kita semua tentu agar segenap peserta didik bisa tetap sehat diperlukan tayangan yang menghibur jiwanya serta mengaktifkan fisiknya sehingga tayangan bermakna yang dikehendaki Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim tidak melulu tentang ketakutan dalam menghadapi Virus Corona.

Penulis: Muhchamad Haris Tarmidi, Fasilitator Program Pintar Tanoto Foundation,
Kendal, Jawa Tengah.

https://edukasi.kompas.com/read/2020/04/12/175902671/belajar-dari-rumah-lewat-tvri-jadi-tuntunan-dan-tontonan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke