KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu, seekor harimau di kebun binatang di New York, Amerika Serikat dinyatakan positif terinfeksi Covid-19.
Untuk pertama kalinya, spesies kucing besar terinfeksi virus corona. Wildlife Conservation Society (WCS) melaporkan harimau Melayu di Kebun Binatang Bronx, New York, positif Covid-19.
Tak hanya harimau, sejak virus corona SARS-CoV-2 mewabah ke seluruh dunia, hewan peliharaan seperti kucing juga dilaporkan terinfeksi Covid-19. Kasus pertama terjadi di Belgia, yang mana seekor kucing tertular virus corona dari pemiliknya.
Melansir Medical XPress, Senin (13/4/2020), sebuah studi baru yang dilakukan para peneliti di China melaporkan hasil tes virus corona baru ini pada kucing peliharaan, anjing, babi, ayam, bebek dan musang.
Hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Science ini menemukan bahwa kucing dan musang lebih rentang terhadap infeksi virus corona SARS-CoV-2.
Kondisi tersebut nyatanya menimbulkan keresahan bagi pemilik hewan peliharaan dan masyarakat yang hidupnya dekat dengan kucing atau anjing, hingga mengakibatkan banyak pemilik hewan peliharaan melepas liar hewan kesayangannya itu.
Menurut Prof. Dr. Deni Noviana, dosen Fakultas Kedokteran Hewan IPB University yang juga Kepala Rumah Sakit Hewan Pendidikan IPB University, pemilik hewan diharapkan tidak panik karena kasus tersebut hanya sedikit sekali terjadi.
“Saat ini penularan COVID-19 antara hewan ke hewan lain belum ada bukti. Belum ada juga bukti secara ilmiah yang menjelaskan penularan itu dari hewan ke manusia,” kata Prof. Deni melansir dari laman IPB, Jumat (17/4/2020).
Intinya, lanjut Prof. Deni, jangan sampai kita melakukan tindakan berlebihan.
"Karena paranoid, jadi hewan peliharaan dilepas liar sebagaimana yang terjadi di China dan wilayah lain. Jadi sebisa mungkin kita tetap harus wajib memelihara hewan-hewan tersebut,” ujarnya.
Untuk mengurangi kepanikan, Prof Deni berbagi tips agar para pemilik hewan kesayangan tetap aman saat memelihara hewannya.
Pertama, jaga interaksi dengan hewan. Kasus COVID-19 yang terjadi pada hewan peliharaan, diduga karena intensnya interaksi pemilik yang sebelumnya didiagnosis terkena COVID-19.
Sehingga, apabila ada dugaan bahwa pemilik hewan menderita atau terpapar COVID-19, maka sebaiknya pemilik hewan tersebut tidak berinteraksi dulu dengan hewan peliharaannya. Hewan bisa dititipkan atau meminta bantuan orang lain untuk memelihara sementara waktu.
“Meski kita sehat, tetap batasi interaksi yang terlalu intens. Sebisa mungkin kurangi interaksi dengan hewan. Karena kita sendiri belum mengetahui secara pasti bagaimana mekanisme transisi antara manusia dengan hewan. Namun, hewan tetap diberi makan-minum yang cukup. Sementara itu, pada beberapa hewan yang menjilat, seperti anjing, maka untuk daerah sekitar mulut, hidung serta daerah tempat kotoran hewan, sebaiknya tidak tersentuh oleh tangan,” ujarnya.
Selain itu, sebelum dan sesudah memelihara hewan, seperti memberi makan, segeralah mencuci tangan menggunakan sabun.
Prof Deni menganjurkan, segera konsultasikan ke dokter hewan atau klinik apabila hewan menunjukkan gejala sakit, seperti tidak nafsu makan, minumnya berkurang, terlihat lemah.
“Saat ini beberapa dokter hewan maupun klinik melakukan pelayanan secara online, yang bisa membantu pemilik hewan menjaga kesehatan hewan dengan baik,” ujar Prof. Deni.
Sebaiknya hewan juga tetap dikandangkan dan tidak dilepas untuk mencegah hewan berkeliaran di luar.
https://edukasi.kompas.com/read/2020/04/19/175320371/tips-interaksi-dengan-hewan-peliharaan-di-tengah-corona-ala-pakar-ipb