Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kemendikbud Jelaskan Bentuk Pendidikan Karakter selama Belajar di Rumah

KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengimbau guru dan orang tua untuk mewujudkan pendidikan yang bermakna di rumah, dan tidak hanya berfokus pada capaian akademik atau kognitif semata.

Imbauan ini muncul terkait banyaknya keluhan dari sejumlah orangtua yang mengalami kesulitan untuk memenuhi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), baik dalam hal akses internet hingga banyaknya tugas-tugas yang diberikan.

Hal tersebut kembali ditegaskan oleh Pelaksana tugas Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Hamid Muhammad.

Anak-anak, kata Hamid, harus mempunyai aktivitas pembelajaran meskipun berada di rumah seperti membaca, mengerjakan tugas yang diberikan guru, dan kegiatan positif lainnya.

“Ini penting untuk mengurangi tekanan dan kejenuhan di rumah,” ucap Hamid dalam Dialog Khusus RRI dan Kemendikbud, melansir laman Kemendikbud, Senin (4/5/2020).

Menurut Hamid, banyak kecakapan hidup (life skill) yang bisa dipelajari dan dipraktikkan oleh siswa selama belajar dari rumah, sebagai bagian dari pendidikan karakter.

"Pendidikan life skill di antaranya membantu orang tua membersihkan rumah, memasak, dan berkebun," jelas Hamid.

Selain itu, penjelasan tentang Covid-19 menurut Hamid juga perlu diberikan oleh guru maupun orangtua.

Mulai dari bagaimana karakteristiknya, pola penyebarannya, dan bagaimana cara menghindarinya adalah contoh pendidikan kontekstual. Sehingga, siswa memiliki wawasan dan kepekaan tentang apa yang terjadi di sekitarnya.

Perpaduan antara penguasaan ilmu pengetahuan dan budi pekerti diyakini mampu menjadi fondasi dalam mencetak SDM unggul Indonesia.

Pendidikan "life skill" sebagai pembangun karakter mulia

Dalam kesempatan yang sama, Peneliti Kebijakan Publik Rico Santoro menyampaikan, salah satu target pendidikan adalah pembangunan karakter.

Pentingnya pendidikan kecakapan hidup (life skill) yang dipupuk dalam pendidikan keluarga juga disepakati Rico sebagai syarat untuk membangun karakter mulia.

“Amanat pendidikan menyebutkan, proses belajar bukan teori namun juga praktik secara terus menerus melibatkan seluruh aspek kehidupan,” terang Rico.

Rico menambahkan, mencetak manusia unggul bukan hanya tanggung jawab sekolah melainkan juga keluarga dan masyarakat secara menyeluruh.

Selama ini, kata dia, banyak keluarga yang cenderung tidak siap menjadi ‘guru’ bagi anak-anaknya. Segala urusan pendidikan diserahkan ke sekolah.

Sehingga, adanya Covid-19 yang memindahkan urusan pendidikan ke rumah membuat keluarga tergagap-gagap beradaptasi.

“Kendala belajar bermunculan mulai dari kesulitan akses internet, beratnya biaya pengadaan pulsa kuota, sulitnya menjadi guru bagi anak-anak, dan lain-lain,” papar Rico.

Karena itulah, Hamid mengatakan, Kemendikbud saat ini fokus untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan di rumah dan bukan menambah beban psikologis anak.

Menurutnya, komunikasi dan kolaborasi antara sekolah dan orang tua adalah kunci keberhasilan mendidik anak.

Oleh karena itu Hamid mengimbau kepada guru, orang tua, kepala sekolah, dan pegiat pendidikan untuk tetap optimis memberikan layanan pendidikan yang terbaik.

“Di tengah situasi darurat ini, tidak masalah bagi guru-guru yang belum mencapai target kurikulumnya. Karena yang terpenting dari proses belajar bukan soal ketuntasan belajar melainkan anak-anak yang bahagia menjalani proses belajarnya di rumah,” tutup Hamid.

https://edukasi.kompas.com/read/2020/05/06/150000371/kemendikbud-jelaskan-bentuk-pendidikan-karakter-selama-belajar-di-rumah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke