KOMPAS.com - Terkait pandemi Covid-19, pemerintah secara resmi menjalankan kebijakan belajar dari rumah. Dengan demikian, pendidikan SMK saat ini diharapkan dapat menciptakan strategi belajar tepat sasaran demi menjawab tantangan pendidikan saat wabah Corona.
Dalam pidato peringatan Hari Pendidikan Nasional 2020 lalu, Mendikbud Nadiem Makarin mengusung tema “Belajar Dari Covid-19”.
Mendikbud menyampaikan, “Krisis ini menjadi tantangan luar biasa bagi negara kita dan seluruh dunia. Tetapi, dari krisis ini kita mendapatkan banyak sekali hikmah dan pembelajaran yang bisa kita terapkan saat ini dan setelahnya."
“Betapa pentingnya norma-norma kemanusiaan di dalam masyarakat kita. Timbulnya empati, timbulnya solidaritas di tengah masyarakat kita pada saat pandemi Covid-19 ini merupakan suatu pembelajaran yang harus kita kembangkan. Bukan hanya di masa krisis, tetapi juga di saat krisis ini telah berlalu," tegasnya.
Produksi APD dan antiseptik
Terkait kondisi tersebut, SMKN 3 Kudus, SMKN 1 Kudus, dan SMK Duta Karya Kudus, ketiganya binaan Djarum Foundation, turut berperan aktif memberikan solusi permasalahan pandemi Covid-19.
Berangkat dari kelangkaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga medis di rumah sakit di seluruh Indonesia, siswa SMKN 3 dan SMKN 1 Kudus berinisiatif dan mendapat bimbingan guru untuk memproduksi APD.
Siswa jurusan Tata Busana di kedua sekolah tersebut berpartisipasi dan mempraktekkan langsung pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki untuk membuat pola APD.
Proses produksi tetap menjaga kualitas material dan pola APD yang sesuai dengan standar rumah sakit. Produksi APD dilakukan oleh siswa-siswi dengan kondisi tubuh yang fit dan sehat.
Prosedur dan anjuran menjaga kesehatan selama pandemi Covid 19 juga tetap diberlakukan. Siswa mengenakan masker higienis, menjaga kebersihan, dan menerapkan physical distancing demi keamanan bersama ketika memproduksi APD di lingkungan sekolah.
Mereka berhasil memproduksi 400 set APD hanya dalam kurun waktu kurang dari satu bulan.
Selain APD, permasalahan lain yang timbul adalah kelangkaan cairan antiseptic pencuci tangan (hand sanitizer) di pasaran.
Hal tersebut juga menjadi dasar gerakan pemecahan masalah yang dilakukan oleh siswa di SMK Duta Karya Kudus. Sekolah vokasi yang berfokus pada kimia industri ini membuat hand sanitizer yang dibagikan kepada masyarakat secara cuma-cuma.
Produksi hand sanitizer dilakukan oleh siswa yang dilengkapi dengan standar laboratorium kimia industri. Mereka berhasil memproduksi 1.500 botol hand sanitizer yang siap beredar memenuhi kebutuhan masyarakat luas.
Pada 4 Mei 2020, ketiga kepala sekolah yaitu Saiful Hadi (SMKN 1 Kudus), Budi Susanto (SMKN 3 Kudus), serta Muhammad Thoat (SMK Duta Karya Kudus) menyumbangkan produksi APD dan hand sanitizer tersebut kepada perwakilan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Kudus yang diterima oleh Achmad Syaifudin.
Bantuan kemudian didistribusikan kepada rumah sakit dan masyarakat membutuhkan. Rencananya, produksi akan tetap dilanjutkan dengan target 1.000 set APD selesai pada akhir Mei 2020.
Program Associate Bakti Pendidikan Djarum Foundation Galuh Paskamagma menyampaikan hal ini menjadi bukti siswa SMK tidak hanya siap terjun ke lapangan berbekal keterampilan namun juga mampu berkontribusi dalam penanganan Covid-19.
“Dengan kejadian luar biasa selama pandemi, siswa SMK sanggup menjadi problem solver dalam mengatasi kelangkaan APD dan hand sanitizer di lingkungan di sekitarnya," ujarnya.
Galuh menambahkan, "Mereka melakukan aksi nyata sebagai hasil pembelajaran mereka dengan pendampingan dan pembinaan yang tepat di lingkup pendidikan mereka.”
Lebih lanjut, Galuh juga berharap aksi ketiga SMK binaan Djarum Foundation ini dapat menginspirasi SMK di seluruh daerah untuk bersama-sama ikut bergerak meningkatkan makna pendidikan, makna belajar dan nilai kemanusiaan melawan pandemi Covid-19.
https://edukasi.kompas.com/read/2020/05/10/095652371/smk-kudus-bergerak-bersama-bantu-redam-wabah-covid-19