KOMPAS.com - Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali mengenalkan produk alat pelindung diri (APD). Ini sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat di tengah pandemi Covid-19.
APD yang diberi nama "Water Repellant Reusable Hazmat" itu dirancang tidak sekali pakai. Namun bisa dipakai berulang kali oleh para tenaga medis saat bertugas.
Adapun produk tersebut dikembangkan oleh Dosen Program Studi Kriya, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB bernama Tyar Ratuannisa, S.Ds., M.Ds.
Bahan kain berkualitas
Dia berhasil merancang APD inovatif tersebut dengan menggunakan bahan dasar kain berkualitas dari taslan rinjani. Ternyata, Tyar membuat APD itu karena dia bergabung dengan salah satu komunitas di luar kampus.
Selain itu, kondisi sekarang yang sedang dilanda wabah Covid-19 di Indonesia memunculkan suatu permasalahan yang krusial yaitu kelangkaan ketersediaan APD tenaga medis yang ada di lapangan.
Seperti diketahui, masih banyak tenaga medis yang menggunakan alat pelindung diri seadanya dengan jas hujan. Hal ini tentu menjadi salah satu permasalahan yang harus ditangani secepat mungkin.
Karenanya, APD yang dibuat dengan mempertimbangkan berbagai alternatif, seperti kemudahan dalam replikasi serta pemilihan bahan dasar yang dapat meminimalisasi risiko terpapar Covid-19.
"Bahannya ialah alternatif tekstil dengan spesifikasi minimum untuk keperluan hazmat yakni dengan taslan rinjani (water repellent and clear taslan) tanpa menggunakan coating dengan lilin," ujar Tyar seperti dikutip dari laman resmi ITB, Jumat (15/5/2020).
Keunggulan produk
1. Menggunakan bahan clear taslan
2. Berbahan woven polyester fabric
3. Tahan terhadap air (water repellent)
4. Dapat bergerak dengan lebih leluasa (breathable).
Selain menggunakan bahan yang aman, produk ini juga telah dilakukan pengujian oleh Laboratorium Pengujian Tekstil Kementerian Perindustrian pada 17 April yang lalu.
"Hasil dari pengujian tersebut menunjukkan bahwa dengan penetrasi yang dilakukan terhadap kain taslan rinjani, didapatkan hasil uji senilai 2,5 dan terindikasi aman dan layak untuk digunakan," jelasnya.
Untuk biaya produksi yang dilakukan dalam melakukan satu kali kegiatan produksi ini relatif murah bila dibandingkan dengan jenis APD lainnya, yakni hanya berkisar Rp 120.000 – Rp 125.000 saja.
"Besar harapan saya, dengan adanya Water Repellant Reusable Hazmat ini, dapat memberikan manfaat bagi para tenaga medis yang saat ini masih kekurangan persediaan APD," harapnya.
"Tentu juga memberi perlindungan lebih, dengan harga yang lebih terjangkau, bahan yang lebih sederhana, serta lebih efektif dan efisien dalam penggunaannya," imbuh Tyar.
https://edukasi.kompas.com/read/2020/05/15/163711071/apd-buatan-dosen-itb-bisa-dipakai-berulang-kali-seperti-ini-bentuknya