Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

SBMPN 2020 Telah Dibuka, Ini 6 Alasan Politeknik dan Vokasi Jadi Pilihan

KOMPAS.com - Jalur Seleksi Bersama Masuk Politeknik Negeri (SBMPN) telah resmi dibuka hari ini, Selasa, 19 Mei 2020 secara daring oleh Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud, Wikan Sakarinto.

Tahun ini sebanyak 42 politeknik negeri dari seluruh wilayah Indonesia berpartisipasi dalam SBMPN tahun 2020. Jalur SBMPN 2020 membuka kuota sekitar 40 persen dari sekitar 46 ribu kursi yang tersedia di politeknik negeri Indonesia.

Dalam kesempatan tersebut, Dirjen Vokasi Wikan Sakarinto menitipkan pesan kepada calon mahasiswa untuk memilih program studi nantinya sesuai dengan passion atau renjana.

Ia berpesan, "Anak muda jangan sekedar cari ijazah. Berani jujur masuk (pendidikan tinggi) karena passion, bukan karena bangga masuk kampus yang sedang tren."

"Jadilah profesional yang kompeten dan mencintai pekerjaan. Memilih prodi sebaiknya harus sesuai passion dan visi jelas. Mau jadi apa, bidang pekerjaan apa, pilihlah yang membahagiakan. Jangan hanya ikut teman dan pilihan orangtua" ujarnya.

Dihimpun dari berbagai sumber, berikut 6 alasan kamu perlu mempertimbangkan perguruan tinggi vokasi sebagai pilihan melanjutkan pendidikan:

1. Bergelar sarjana

Pada SBMPN ini ditawarkan prodi Sarjana Terapan (D4) dan prodi D3. Untuk Sarjana Terapan, yang se-level S1, menerapkan komposisi pembelajaran minimal 60 persen praktek dan 40 persen teori, sama dengan prodi D3.

Oleh karena itu, calon mahasiswa harus bisa menentukan passion, apakah condong ke praktikal dan penerapan ilmu pengetahuan, atau condong ke analisis dan pengembangan ilmu pengetahuan? Silakan.

2. Pilihan bekerja dan kuliah

Sebagian besar lulusan vokasi akan terjun dan mewarnai dunia kerja secara signifikan, dan sebagian lain yang menginginkan studi lanjut, maka bisa melanjutkan ke Magister (S2)

Terapan yang sudah mulai banyak dibuka di Indonesia, dan bisa juga melanjutkan di kampus-kampus ternama di luar negeri. Dan, kelak bisa juga melanjutkan ke jenjang Doktor (S3) Terapan.

3. Kerja sama industri

Sesuai arahan menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makariem, dunia pendidikan harus benar-benar "menikah" dengan industri dan dunia kerja.

Maksudnya, Pendidikan Vokasi, termasuk juga pendidikan tinggi vokasi, harus terus melakukan inovasi dan terobosan untuk terus berkolaborasi, serta mengoptimalkan link and match dengan industri dan dunia kerja.

Target utama lulusan pendidikan tinggi vokasi adalah SDM unggul dan berkompeten.

4. Peminat dan politeknik meningkat

Dari tahun ke tahun jumlah peserta jalur penerimaan ini meningkat. Dan hingga tahun 2019 tercatat sejumlah 42 politeknik yang mengikuti seleksi ini.

Tahun 2020 ini, istilah UMPN berganti nama menjadi Seleksi Bersama Masuk Politeknik Negeri (SBMPN). Meski terdapat perubahan penamaan, namun mekanisme dan proses seleksi jalur ini masih sama seperti UMPN dan diikuti pula oleh 42 politeknik negeri se-Indonesia.

Tak perlu risau, jalur SBMPN ini tetap akan mengakomodir calon peserta/siswa yang berasal dari keluarga ekonomi lemah dengan prestasi yang baik sebagai peserta program Beasiswa Bidikmisi yang kini berubah menjadi KIP-Kuliah.

6. Pilihan sesuai renjana

Selain jumlah politeknik bertambah, pilihan program studi juga kian beragam; mulai dari teknik, elektronika, akuntansi, manajemen, informatika, kimia, pangan, pariwisata hingga pelayaran dan perikanan.

Memilih program studi tempat kuliah dan menuntut ilmu harus sesuai dengan passion atau renjana dan harus disertai visi yang jelas. Yaitu mau jadi apa kelak di masa depan? Bahagiakah hati ketika bekerja di bidang yang dipilih? Kalau bekerja saja sudah bahagia (karena sesuai passion), maka gaji dan income adalah bonus dari kebahagiaan tersebut.

Informasi lengkap serta tata cara pendaftaran Jalur SBMPN dapat diakses melalui laman https://sbmpn.politeknik.or.id 

https://edukasi.kompas.com/read/2020/05/20/083719571/sbmpn-2020-telah-dibuka-ini-6-alasan-politeknik-dan-vokasi-jadi-pilihan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke