KOMPAS.com - Di tengah pandemi Covid-19, masalah lingkungan kerap terlupakan. Padahal, lingkungan yang tak dikelola dengan baik, dapat menimbulkan beragam musibah yang menurunkan kualitas hidup manusia.
Menyadari bahwa masalah lingkungan menjadi isu yang penting untuk segera dicari solusinya, Ikatan Alumni Teknik Lingkungan (IA-TL) Institut Teknologi Bandung (ITB) mengadakan diskusi terkait strategi dalam mewujudkan ITB sebagai eco-campus pada Jumat (15/5/2020) lalu melalui Zoom.
Diskusi yang dipimpin oleh alumni serta dosen Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL) Herto Dwi Ariesyady menyebut, untuk menyelesaikan isu lingkungan diperlukan sinergi dari semua sektor termasuk perguruan tinggi.
Eco-campus merupakan satu program dari perguruan tinggi untuk mewujudkan lingkungan kampus yang ramah lingkungan, hijau, berkelanjutan.
Program ini juga menjadi sarana edukasi bagi mahasiswa tentang bagaimana mengelola lingkungan dengan benar.
Untuk mewujudkan eco-campus yang berkelanjutan, tim eco-campus ITB belajar dari berbagai universitas baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Dari hasil studi tersebut, tim eco-campus ITB setidaknya mempunyai panduan dan patokan bagaimana perencanaan dan indeks yang harus dipenuhi dalam kriteria eco-campus.
Menurut Alumni ITB serta tim eco-campus ITB Dida Gardera, ide awal eco-campus ITB sendiri sudah dirancang sejak lama. Diawali saat melihat pengelolaan sampah di ITB yang sudah baik tetapi perlu lebih ditingkatkan.
Dida mengatakan, bahwa fokus awal eco-campus ini hanya di ITB Kampus Ganesa saja tetapi rektor mengarahkan untuk diberlakukan juga di ITB Kampus Jatinangor.
“Konsep eco-campus kita susun perencanaannya. Idenya atau konsepnya nanti tentu mendapat masukan dari masyarakat ITB,” imbuh Dida.
Tujuan akhirnya, terang Dida, adalah menciptakan keberlanjutan eco-campus di ITB dan meraih indeks nomor satu sebagai eco-campus di Indonesia.
Maya yang merupakan Alumni ITB sekaligus ahli di bidang sustainability mengatakan, bahwa banyak masyarakat yang sangat fokus terhadap reputasi ITB dalam eco-campus ini.
Ia menambahkan bahwa maksud dari penyusunan strategi eco-campus adalah untuk mengkaji aspek keberlanjutan dan menyusun rekomendasi strategi peningkatan kinerja dan reputasi ITB sebagai eco-campus
Sehingga, ITB akan semakin dikenal sebagai kampus yang ramah lingkungan dan berkontribusi bagi pencapaian tujuan pembangunan yang berkelanjutan.
Wakil Rektor bidang Keuangan, Perencanaan, dan Pengembangan ITB Ir. Muhamad Abduh dalam sambutannya mengatakan bahwa program eco-campus ini tidak hanya demi kepentingan peningkatan peringkat ITB saja.
Eco-campus, lanjutnya, merupakan sebuah kebutuhan bagi semua orang, tidak hanya saat ini, tetapi juga di masa yang akan datang.
“Saya senang sekali mendengar eco-campus ini, dan pasti kegiatan ini akan didukung, tetapi mungkin hanya perlu sinkronisasi berkaitan dengan kapasitas kita. Karena keberlanjutan itu tidak hanya masalah pribadi tetapi masalah kebersamaan,” ujarnya.
Dalam diskusi tersebut juga ditekankan bahwa kampus harus memberikan contoh kepada masyarakat akademik bagaimana mengelola lingkungan yang berkelanjutan dalam upaya mencapai Sustainability Development Goals (SDGs).
Alumni ITB, terutama dari IA-TL ITB, mendukung serta mengambil bagian dalam mewujudkan ITB sebagi eco-campus yang berkelanjutan. Dukungan ini berupa perencanaan konsep hingga dukungan pembiayaan.
https://edukasi.kompas.com/read/2020/05/27/101730871/itb-siap-wujudkan-eco-campus-kampus-hijau-ramah-lingkungan