Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pancasila Bukan Sekedar Hafal, Tetapi Harus Diterapkan dalam Kehidupan

KOMPAS.com - Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Hilmar Farid mengatakan bahwa pengamalan nilai-nilai Pancasila harus diterapkan pada kehidupan masyarakat berbudaya, bukan hanya pada seberapa hafal teks Pancasila.

Hal itu disampaikan Hilmar saat menjadi narasumber kegiatan “Aku, Kamu, Dia, dan Pancasila” melalui Webinar dengan topik “Menjadi Milenial yang Pancasilais” dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila dari Pusat Penguatan karakter (Puspeka) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

“Bentuk kecintaan Pancasila di masa kini yang bukan pada seberapa hafal akan Pancasila, namun harus bisa dilihat dalam praktek kehidupan sehari-hari,” kata Hilmar dalam siaran pers yang diterima Kompas.com.

Menurut Hilmar, pengamalan Pancasila di era milenial saat ini dapat diwujudkan dalam bentuk crowdsourcing informasi seperti kawalpemilu, kawalcovid; ikut berpartisipasi dalam crowdfunding seperti kitabisa, patreon; berkolaborasi secara digital dalam memproduksi karya budaya; dan ikut serta dalam kerja kesukarelawanan di masa bencana secara spontanitas.

Hilmar juga menekankan para generasi milenial untuk terus mengenali sejarahnya dan kekuatannya untuk dapat saling bantu dan melakukan sesuatu yang luar biasa.

”Kenali sejarahmu, kenali kekuatanmu untuk saling membantu dapat melakukan sesuatu yang luar biasa,” ujarnya.

Selain Hilmar, turut hadir narasumber lainnya rektor termuda di Indonesia, yaitu Rektor Institut Teknologi dan Bisnis Asia Malang, Risa Santoso. Pada kesempatan ini, Risa membagikan tips pentingnya gotong-royong untuk kesuksesan bersama.

Ide sebagus apapun selain memerlukan eksekusi yang tepat juga memerlukan kolaborasi dari berbagai pihak.

“Kolaborasi menjadi hal yang paling kuat diantara critical thinking, creativity, communication, dan collaboration,” papar Risa.

Acara yang dibuka oleh Kepala Puspeka, Hendarman ini juga menghadirkan Safhira Alfarisi, alumni Institut Pertanian Bogor yang berprestasi di bidang vokasi dan Ronal Kayogo, siswa SMA Negeri 1 Wamena yang menjadi juara I Tari Kreasi pada peringatan Hari Pendidikan Nasional Tingkat Provinsi Papua 2019.

Pada kesempatan ini, Safhira menyampaikan bagaimana generasi muda dapat mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satu contohnya yaitu pengamalan sila ke-3, Persatuan Indonesia melalui toleransi antar ras, suku, bahasa, dan berbagai perbedaan; bangga menggunakan Bahasa Indonesia dalam keseharian; serta bijak dalam bersosial media.

“Generasi muda harus bijak bersosial media. Kita anak muda harus bijak, jangan pernah menggunakan media negatif sebagai engagement kita,” ucapnya.

Safhira Alfarisi, merupakan alumni mahasiswa yang berprestasi di bidang vokasi tingkat I Nasional, juga merupakan Founder & CEO Xchange Hamada program pertukaran pelajar ke luar negeri serta Founder dan Presiden dari Yayasan Beasiswa 10.000.

Webinar “Aku, Kamu, Dia, dan Pancasila” dengan topik “Menjadi Milenial yang Pancasilais” ini mendapatkan animo yang luar biasa dari masyarakat umum.

Jumlah peserta yang hadir mencapai 1.512 orang berasal dari 34 provinsi di Indonesia serta beberapa peserta dari luar negeri, seperti Mesir dan Kinabalu, Malaysia.

Webinar ini merupakan webinar pertama dari rangkaian webinar “Aku, Kamu, Dia, dan Pancasila”. Webinar kedua dengan topik “Aktualisasi New Normal (Kenormalan Baru) akan diselenggarakan pada Rabu, 17 Juni 2020 yang juga akan diselenggarakan secara daring melalui aplikasi Zoom dan siaran langsung melalui kanal Youtube Cerdas Berkarakter Kemdikbud RI.

https://edukasi.kompas.com/read/2020/06/11/213032671/pancasila-bukan-sekedar-hafal-tetapi-harus-diterapkan-dalam-kehidupan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke