KOMPAS.com - Setiap orang pasti punya kemampuan berpikir kritis. Hal itu tentu bisa diajarkan pada anak usia dini. Tujuannya demi menyiapkan generasi hebat di abad 21.
Namun sebelumnya, apakah orang tua sudah paham apa itu kemampuan berpikir kritis? Padahal, kemampuan ini sangat penting dikembangkan untuk anak usia dini.
Merangkum akun resmi Instagram Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Selasa (7/7/2020), berikut ini tips melatih kemampuan anak berpikir kritis.
1. Dorong anak untuk menjelaskan sesuatu
Ketika anak bermain membangun sesuatu (misalnya rumah-rumahan), tanyakan pada anak kenapa dia membangun rumah tersebut, dan minta anak untuk menjelaskannya.
2. Dorong anak untuk dapat melakukan evaluasi
Orang tua atau guru dapat memberikan kesempatan pada anak untuk mengevaluasi karyanya sendiri. Misalnya ketika anak selesai menggambar bunga. Tanyakan pada anak bagaimana pendapat dia tentang bunga itu.
3. Beri komentar dan ajukan pertanyaan
Coba ajukan pertanyaan yang mendorong anak untuk membuat prediksi. Ketika membacakan cerita, orang tua atau guru dapat meminta anak untuk menebak kelanjutan isi cerita sebelumnya.
Tentu dengan menceritakannya dengan utuh, misalnya tanyakan pada anak "kira-kira apa yang akan terjadi selanjutnya?"
4. Dorong anak untuk dapat membangun hipotesis
Tanyakan kepada anak "jika kita melakukan ini, apa yang kamu pikir akan terjadi?" atau "mari kita memprediksi apa yang kita pikirkan akan terjadi selanjutnya?"
5. Dorong anak untuk dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya
Ketika anak menemukan masalah, ajukan pertanyaan seperti "apa ide lain yang bisa kita coba?" atau dorong anak untuk menghasilkan pilihan dengan mengatakan, "mari kita pikirkan semua solusi yang mungkin bisa kita lakukan?"
Sebenarnya, mengajarkan berpikir kritis pada anak bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja. Ini 6 kunci kemampuan berpikir kritis anak:
1. Menjelaskan
Kemampuan anak untuk menjelaskan sesuatu atau mengemukakan idenya terhadap suatu objek yang diamati, peristiwa yang terjadi ataupun pengalamannya sendiri.
2. Evaluasi
Kemampuan untuk melakukan evaluasi atau penilaian terhadap sesuatu berdasarkan sudut pandangnya.
3. Memprediksi
Kemampuan untuk melakukan prediksi apa yang akan terjadi berdasarkan apa yang sudah diketahui sebelumnya.
4. Membuat proyek
Ketika anak-anak dilibatkan dalam suatu topik atau kegiatan, akan membuka peluang bagi mereka untuk melakukan bereksperimen dan mengeksplorasi pengetahuannya.
5. Mengembangkan hipotesis
Meluangkan waktu untuk membuat hipotesis selama bermain adalah latihan berpikir kritis yang membantu mengembangkan keterampilan.
6. Penyelesaian masalah
Kemampuan anak untuk menemukan solusi atas masalah yang ditemuinya dalam kehidupan sehari-hari.
https://edukasi.kompas.com/read/2020/07/08/133753071/orangtua-berikut-5-tips-melatih-anak-berpikir-kritis