KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 di seluruh dunia belum berakhir. Bahkan di Indonesia setiap hari jumlah pasien terus bertambah lebih dari seribu orang.
Dimasa kenormalan baru ini, semua orang bisa beraktivitas asalkan tetap menerapkan protokol kesehatan dengan baik, salah satunya wajib memakai masker ketika berada di luar rumah.
Meski demikian, kasus orang yang terjangkit virus corona tetap bertambah. Karena itu, dibutuhkan kedisiplinan masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
Guru Besar Statistika Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Prof. Dedi Rosadi dan timnya memberikan prediksi terbaru terkait akhir dari pandemi Covid-19 di Indonesia.
Tetapi, dia menyebut bahwa prediksi akhir pandemi itu bergantung pada kebijakan pemerintah dan kedisiplinan masyarakat mematuhi protokol kesehatan.
"Kebijakan pemerintah dan kedisiplinan masyarakat terhadap protokol new normal adalah kunci untuk menghadang penambahan pasien Covid-19," ujarnya seperti dikutip dari laman resmi UGM, Senin (20/7/2020).
Dia bersama rekannya alumni FMIPA UGM, Drs. Joko Kristadi, MSi. dan Dr. Fidelis Diponegoro, S.Si., MM., memperhitungkan prediksi akhir pandemi.
Prediksi akhir pandemi
Berdasarkan tracking data terakhir dan menggunakan berbagai pendekatan pemodelan data-driven (berbasis pergerakan data), terdapat kenaikan nilai proyeksi kasus positif di akhir pandemi yang cukup signifikan.
Ini dibanding estimasi yang disampaikan sebelumnya pada Juni 2020 yang lalu. Prediksi paling optimis diperoleh dengan menggunakan model hybrid kompartemen SIR-Regresi-runtun-waktu.
Diperkirakan pandemi akan berakhir di awal November 2020 dengan total kasus positif sekitar 112.000 penderita.
Namun dengan model Probabilistic Data Driven Model Covid-19 Indonesia diperoleh pandemi akan berpuncak di akhir Juli sampai akhir Agustus 2020 dan berakhir di akhir Februari 2021.
Untuk estimasi total kasus positif sekitar 227.000 penderita. Sedangkan dari pantauan terlihat bahwa angka penularan (Rt) masih di atas 1 yakni bernilai 1.08 pada 17 Juli 2020.
Catatan penting
Dari prediksi itu, ada beberapa catatan penting dari Dedi, yakni:
Angka perhitungan Rt Covid-19 Indonesia dalam beberapa hari terakhir masih di sekitar 1.08. Angka ini menunjukkan secara nasional masih harus diwaspadai adanya penularan lokal di beberapa wilayah provinsi atau kabupaten yang menjadi episentrum penyebaran Covid-19.
Melihat situasi beberapa negara seperti Jepang, Australia, Maroko, Yunani, Hongkong,
Kroasia, Israel terlihat kemunculan pola gelombang kedua dari kasus positif covid setelah dilakukan relaksasi dari kebijakan lock down.
Pola ini belum terlihat untuk negara Indonesia. Namun, di Indonesia terlihat adanya peningkatan jumlah penambahan pasien harian (insidensi) dibandingkan masa sebelum dilakukannya era adaptasi kebiasaan baru.
Karena itu perlu dilakukan pengendalian penyebaran secara lebih optimal di episentrum utama di Indonesia yakni Jawa Timur, DKI Jakarta, Sulawesi Selatan, serta Kalimantan Selatan.
Langkah pengendalian yang dimaksud dengan lebih menggencarkan Tracing, Test & Treatment (3T) seiring dengan pendisiplinan masyarakat.
"Pengendalian provinsi-provinsi lain yang berpotensi membahayakan seperti Jawa Tengah, Sumatera Utara, Bali, Sumatera Selatan dan Papua perlu dioptimalkan agar Indonesia dapat semakin optimis menatap ke depan," jelasnya.
https://edukasi.kompas.com/read/2020/07/21/052000871/akhir-pandemi-indonesia-pakar-ugm--tergantung-kedisiplinan-masyarakat