KOMPAS.com - Sejak dini, anak harus diajarkan untuk berpikir kritis. Ketika bermain atau sedang melakukan sesuatu, pasti akan menemukan masalah.
Maka anak itu harus bisa menyelesaikan masalah tersebut dengan sendirinya. Tetapi bagaimana caranya agar anak memiliki kemampuan berpikir kritis.
Melansir akun resmi Instagram Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Minggu (26/7/2020), berikut ini 6 kunci kemampuan berpikir kritis anak:
1. Menjelaskan
Kemampuan anak untuk menjelaskan sesuatu ketika mengemukakan idenya terhadap suatu objek yang diamati, peristiwa yang terjadi ataupun pengalamannya sendiri.
Jadi, orang tua harus mengajarkan pada anaknya untuk bisa menjelaskan suatu peristiwa yang dia lihat sendiri.
2. Evaluasi
Suatu kemampuan untuk melakukan evaluasi atau penilaian terhadap sesuatu berdasarkan sudut pandangnya.
Setelah melakukan sesuatu, anak harus diajari untuk mengevaluasinya dan memberikan penilaian.
3. Memprediksi
Anak memiliki kemampuan untuk melakukan prediksi apa yang akan terjadi berdasarkan apa yang sudah diketahui sebelumnya.
4. Membuat proyek
Ketika anak-anak dilibatkan dalam suatu topik atau kegiatan, akan membuka peluang bagi mereka untuk melakukan bereksperimen dan mengeksplorasi pengetahuannya.
5. Mengembangkan hipotesis
Meluangkan waktu untuk membuat hipotesis selama bermaian adalah latihan berpikir kritis yang membantu mengembangkan keterampilan.
6. Penyelesaian masalah
Kemampuan anak untuk menemukan solusi atas masalah yang ditemuinya dalam kehidupan sehari-hari.
Jika anak bisa dengan cepat menyelesaikan masalahnya, maka kedepannya anak memiliki kemampuan berpikir kritis.
https://edukasi.kompas.com/read/2020/07/27/072749971/berikut-6-kunci-kemampuan-berpikir-kritis-anak