KOMPAS.com - Tidak bisa dipungkiri lagi, jumlah perempuan peneliti di Indonesia masih rendah. Tentu hal ini menjadi perhatian banyak pihak, selain di luar negeri juga di Indonesia.
Rendahnya perempuan peneliti terutama di Indonesia tentu juga karena ada stereotipe yang berkembang di masyarakat mengenai perempuan yang berakhir di dapur atau sumur. Bahkan ada diskriminasi di dunia pekerjaan menjadi salah satu faktor pendukung.
Namun di sisi lain, kelebihan perempuan yang teliti dan multitasking menjadikan perempuan mampu berkarya dalam bidang science. Serta akan memperkaya khasanah penelitian di Indonesia.????
Untuk mengubah pandangan itu, maka ForMIND Institute (ForTi) yang didukung Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek/BRIN) mengadakan Lomba Essay "Girls in Science".
Lomba yang ditujukan bagi mahasiswi S1/D1-D4 semua semester tersebut telah usai dan didapatkan juaranya.
Pada Talkshow "Girls in Science" lewat Zoom, Sabtu (8/8/2020) sore telah diumumkan nama-nama pemenangnya.
Dari 290 peserta se-Indonesia yang ikut, untuk pemenang dari lomba diraih oleh Yuriska Nurhastuti dari Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Sedangkan runer up ialah Ananda Grace dari Universitas Tadulako.
Menurut Sastia Putri, Ketua ForMIND Institute, isi dari konten essay peserta ialah:
1. Biografi singkat penulis (1 paragraf).
2. Alasan penulis memilih jurusan sains, dan cita-cita setelah lulus.
3. Alasan atau pandangan mengapa jumlah mahasiswi wanita di bidang sains rendah.
4. Solusi agar jumlah peneliti wanita di Indonesia bisa ditingkatkan.
Acara tersebut juga dihadiri Menristek/Kepala Badan Riset dan Inovasi Indonesia (BRIN) Prof. Bambang Brodjonegoro.
Menurut Menristek, perempuan memiliki kemampuan multitasking. Yakni bisa menjadi seorang ibu sekaligus bisa melakukan apa saja yang dilakukan oleh laki-laki.
Namun, terkait bidang Science, Technology, Engineering and Mathematics (STEM), peran perempuan peneliti masih sedikit.
Berikut ini yang harus dimiliki perempuan peneliti:
1. Mengajar dan melakukan penelitian (termasuk bersama mahasiswi).
2. Sikap ilmiah dan berbasis bukti (fakta vs opini atau fiksi).
3. Selalu ada alternatif untuk yang terbaik.
4. Kerja tim.
5. Berkomunikasi, publikasikan dan buat diri terkenal.
6. Keingintahuan, keberanian, kreatif, inovatif, komitmen.
7. Mengidentifikasi isu-isu strategis untuk pengambilan keputusan.
8. Melakukan penelitian yang mendalam untuk topik tertentu.
9. Analisis data.
10. Analisis tren.
11. Diskusi sebagai metode pengumpulan data.
https://edukasi.kompas.com/read/2020/08/11/052000271/ini-juara-lomba-esai-forti-menristek--indonesia-kekurangan-perempuan