Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mendidik Anak Berkebutuhan Khusus, Praktisi PAUD: Fokus Pada Potensi

KOMPAS.com - Setiap anak memiliki potensi, meski kondisi setiap anak bisa berbeda-beda.

Anak dengan keterbatasan fisik, psikis atau kemampuan otak yang berbeda, sejatinya memiliki potensi walau cara mengasahnya memerlukan cara yang tak biasa.

Itulah mengapa, mendidik Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) bisa menjadi tantangan sendiri bagi orangtua. Namun, orangtua harus percaya kalau mereka bisa tumbuh mandiri dan punya prestasi.

Merangkum laman Sahabat Keluarga Kemendikbud, Praktisi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Dyah M Sulystiati dari Kelompok Belajar Little Starkids, Salatiga, Jawa tengah mengatakan agar ABK dapat berpartisipasi dalam pembelajaran, maka orangtua perlu fokus pada potensinya.

Mereka, lanjut dia, membutuhkan pendampingan khusus dari berbagai pihak untuk mengurangi berbagai hambatan.

“Caranya, orang tua perlu fokus pada potensinya, bukan pada disabilitasnya," ujar Dyah dalam Webinar Orang Tua Berbagi "Rumahku Sekolahku Episode ke-8: Mendukung tumbuh kembang anak usia dini yang berkebutuhan khusus selama masa BDR”, Sabtu (22/8/2020).

Dyah mengingatkan orangtua bahwa setiap anak, apapun kondisinya, mempunyai hak yang sama seperti anak lainnya untuk mandiri dan berprestasi sesuai potensi dan minatnya.

“Orang tua, keluarga, dan masyarakat wajib memenuhi hak-hak anak dalam segala aspek kehidupannya," kata Dyah.

Dukung anak ABK berprestasi

Dyah memberi sedikit tips pada orangtua bagaimana mengasuh dan mendidik ABK.

Orangtua lebih dulu wajib mengenali anak dan menerima sepenuh hati kondisinya dengan ikhlas.

“Lakukan segala upaya untuk menemukan minat dan potensi si anak, kalau perlu meminta pertolongan pada ahlinya dan bergabung dengan komunitas yang mempunyai masalah yang sama untuk saling tukar pengetahuan dan pengalaman," sarannya.

Menurutnya, anak usia dini dalam tahap perkembangan fisik dan psikis serta sosial harus diidentifikasi, difasilitasi dan diberikan stimulus sedini mungkin.

“Salah satu penyebab munculnya ABK adalah kurangnya stimulus dari orang tua sehingga tumbuh kembangnya terhambat," imbuh dia.

Prinsip dasar dalam mendidik anak usia dini, jelas Dyah, adalah bahwa setiap anak itu butuh rasa percaya diri dan dihargai.

Kedua kebutuhan itu harus dipenuhi oleh orang tua bekerja sama dengan guru.

Ia menyarankan, guru dan orang tua perlu melakukan beberapa langkah dalam mendidik ABK.

Langkah pertama ialah mengenali kemampuan anak atau hal-hal yang bisa dilakukan anak setiap harinya.

Kedua, kenali minat dan kesukaannya. Ketiga, fasilitasi alat atau sarana yang dibutuhkan anak sesuai minat dan kemampuannya.

Lalu, bantu anak untuk selalu berpartisipasi dalam proses pembelajaran.

Menurut Dyah, guru berperan sebagai konsultan dan peneliti bagi anak dengan beberapa kegiatan, seperti:

  • Memberikan ide kegiatan pada orang tua Mendokumentasikan kegiatan anak
  • Lakukan analisa atas perkembangan anak
  • Dari hasil analisa itu, berikan masukan pada orang tua mengenai kegiatan yang bisa dilakukan
  • Membuat analisa perkembangan anak dan memberikan laporannya pada orang tua

Sedangkan orang tua berperan dalam:

  • Menerapkan pembiasaan baik setiap harinya Melakukan stimulasi dan terapi dengan cara memberi kesempatan pada anak untuk bermain sesuai minat dan potensinya
  • Mendokumentasikan kegiatan anak
  • Berkonsultasi dengan guru atau terapis

https://edukasi.kompas.com/read/2020/08/25/190000671/mendidik-anak-berkebutuhan-khusus-praktisi-paud--fokus-pada-potensi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke