KOMPAS.com - Setiap manusia pasti membutuhkan makan untuk hidup. Bahkan sampai kapanpun manusia akan terus makan. Hal inilah yang menjadi prospek baik akan bisnis pangan di masa depan.
Seperti diungkapkan Rektor IPB University, Prof. Dr. Arif Satria mengaku bisnis paling menjanjikan di masa depan adalah bisnis di bidang pertanian.
"Yang abadi di dunia ini satu adalah perubahan dan kedua adalah pangan. Karena semua orang di dunia ini pasti akan makan sampai akhir zaman nanti," ujar Prof. Arif seperti dikutip dari laman IPB University, Jumat (28/8/2020).
Akan tetapi, anak-anak muda masih sedikit jumlahnya yang tertarik dengan dunia pertanian. Padahal dengan sentuhan teknologi, bidang pertanian bisa menarik.
Para milenial harusnya bangga
Menurut Prof. Arif, teknologi smart farming seharusnya para milenial bangga bahwa pertanian itu bisa dikelola secara industrial dan kemudian bisa bergengsi.
"Tentu dari sisi ekonomi dan bisnis sangat menjanjikan dan sangat menguntungkan," tambah Prof. Arif.
Dia mencontohkan, teknologi pertanian modern yang dikelola di ATP IPB University. Penggunaan teknologi di ATP IPB University mampu mendongkrak pendapatan pertanian mencapai Rp 390 juta per tiga minggu.
Untuk itulah dia ingin membuktikan bahwa pangan dan pertanian adalah adalah sektor yang paling potensial untuk menang dalam era pandemi Covid-19.
IPB akomodasi petani sekitar
Dijelaskan, selain memanfaatkan teknologi smart farming, ATP IPB University juga mengakomodasi petani di sekitar kampus untuk secara bersama-sama membangun pertanian.
ATP IPB University juga mengakomodasi akses pasar bagi petani sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani mitra.
"Tidak hanya aspek teknologi semata, tetapi juga membuka pasar, karena yang paling penting adalah akses pasar," ucapnya.
"Kalau ini bisa dibuka di seluruh kampus di Indonesia, menurut saya ini harapan besar untuk kemajuan pertanian Indonesia di masa depan," pungkas Prof. Arif Satria.
https://edukasi.kompas.com/read/2020/08/29/123803471/rektor-ipb-ini-bisnis-paling-menjanjikan-di-masa-depan