JAKARTA, KOMPAS.com – Siswa yang ingin segera bekerja umumnya memilih masuk ke sekolah menengah kejuruan (SMK) daripada sekolah menengah atas (SMA). Selama bersekolah, siswa SMK dibekali keterampilan sesuai dengan bidangnya untuk siap diterjunkan ke dunia kerja.
Bekal keahlian yang didapatkan selama sekolah tersebut bisa langsung dipraktikkan di tempat kerja usai menamatkan pendidikan.
Kebanyakan lulusan SMK pun diterima di perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang industri, otomotif, dan pariwisata yang lebih memerlukan tenaga kerja dengan kemampuan praktikal.
Namun, setelah beberapa tahun bekerja dan mendapatkan penghasilan, tidak sedikit lulusan SMK yang ingin meningkatkan kemampuannya dengan melanjutkan kuliah.
Pasalnya, meski telah disiapkan untuk dunia kerja, pendidikan di bangku kuliah—terlebih di jurusan yang linear saat di SMK—dapat membuka kesempatan lulusan SMK untuk menjadi tenaga ahli di bidang tersebut.
Bukan hanya itu, jika berhasil menyandang gelar sarjana, mereka juga bisa menapaki jenjang karier yang lebih tinggi.
Hal tersebut disadari oleh Aldo (24), seorang lulusan SMK yang langsung bekerja sebagai operator welding di perusahaan otomatif setelah lulus.
Aldo bercerita, sejak awal, ia merasa kebanyakan perusahaan tidak memberikan kontrak pekerjaan yang panjang bagi para lulusan SMK. Ini membuatnya berpikir untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi.
“Kalau di perusahaan tempat aku bekerja sebelumnya, paling lama lulusan SMK hanya dikontrak dua tahun saja,” ujar Aldo kepada Kompas.com, Jumat (28/8/2020).
Maka dari itu, ia pun memutuskan kuliah dan mengambil jurusan teknik industri sesuai dengan pekerjaan yang dilakoni. Ia ingin mendapatkan jenjang karier yang pasti.
Ia juga mengakui, faktor usia jadi salah satu tantangan bagi pekerja dengan bekal ijazah SMK. Jika usia sudah berada di atas 25 tahun, lanjutnya, lulusan SMK akan susah untuk mendapatkan atau melanjutkan pekerjaan.
Akhirnya, tak sedikit para lulusan SMK yang memutuskan untuk mengambil kuliah kelas karyawan. Mereka mengambil program kuliah di sela-sela kesibukan bekerja, sama seperti Aldo.
Program kelas karyawan biasa mengadakan perkuliahan pada malam hari selepas jam kantor atau akhir pekan. Meski demikian, secara teknis tidak ada perbedaan antara kelas karyawan dan kelas kuliah reguler pada siang hari.
Mahasiswa akan mendapatkan pelajaran dengan jumlah satuan kredit semester (SKS) yang sama pula dengan kuliah reguler. Bahkan, tugas yang didapatkan juga tidak berbeda.
Kesamaan tersebut pada akhirnya jadi tantangan bagi para mahasiswa kelas karyawan. Mereka biasanya terkendala dengan manajemen waktu karena harus mampu menyelesaikan kuliah sambil bekerja.
Hal itu dialami oleh Tata (26), seorang lulusan SMK yang memutuskan melanjutkan kuliah jurusan hukum. Ia mengungkapkan bahwa manajemen waktu jadi kendala baginya.
Pasalnya, setelah lelah bekerja di kantor, ia kerap kesulitan untuk mengikuti perkuliahan hingga malam hari.
“Aku sering ngantuk kalau (ikut) kelas malam hingga pukul 11 (malam),” ujarnya.
Walau begitu, ia berusaha untuk lulus kuliah tepat waktu. Sebab, menunda berarti harus mengeluarkan biaya lebih banyak lagi. Apalagi, biaya kuliah ia tanggung sendiri dari penghasilan yang didapatkan selama bekerja.
“Selama kuliah aku cuma fokus untuk belajar. Jadi, enggak ada acara nongkrong atau main-main layaknya mahasiswa lain,” kata Tata.
Kuliah sambil kerja jadi lebih mudah
Tak bisa dimungkiri, waktu dan biaya menjadi kendala yang harus dihadapi lulusan SMK saat bekerja sambil kuliah. Kendala tersebut membuat mereka ragu untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.
Seperti Aldo dan Tata, sebetulnya lulusan SMK bisa dan mampu melanjutkan kuliah. Hanya saja, mereka harus memiliki komitmen dan manajemen waktu yang baik jika ingin lulus tepat waktu tanpa harus mengorbankan pekerjaan
Untuk program kuliah, sekalipun yang diambil kelas karyawan, carilah kampus dengan metode pembelajaran yang mendukung kepentingan bekerja.
Misalnya, Binus Online Learning milik Universitas Bina Nusantara. Kuliah berbasis online tersebut menawarkan program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) bagi lulusan SMK maupun sederajat yang sudah bekerja minimal tiga tahun.
Program RPL memberikan keuntungan bagi para pekerja. Sebab, mereka dapat tetap bekerja dengan semestinya dan juga lebih fleksibel menyesuaikan jadwal kuliah online yang akan diambil.
Selain perkuliahan yang diadakan secara online, program ini memiliki keunggulan yang membuat lulusan SMK lebih cepat lulus kuliah.
Dalam program RPL, pengalaman kerja bisa digunakan atau dikonversi pada SKS. Dengan demikian, perkuliahan S1 bisa lebih cepat selesai karena mereka hanya perlu menyelesaikan sisa SKS setelah dikurangi dengan konversi pengalaman kerja.
Dengan waktu kuliah yang lebih cepat, idealnya biaya yang dikeluarkan pun menjadi lebih hemat.
Jurusan yang bisa dipilih para lulusan SMK atau sederajat dalam Binus Online Learning pun beragam, yakni Accounting, Computer Science, Industrial Engineering, Information Systems, dan Business Management.
Informasi lebih lanjut mengenai program Rekognisi Pembelajaran Lampau dan Binus Online Learning bisa diakses melalui tautan ini.
https://edukasi.kompas.com/read/2020/09/02/073300071/kerja-sambil-kuliah-demi-tingkatkan-karier-ini-tantangan-yang-dihadapi