Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Akademisi UNS: Ini Pentingnya Tanaman Obat Keluarga bagi Kesehatan

KOMPAS.com - Dalam masa pandemi ini, masyarakat harus tetap sehat. Tentu agar bisa terhindar dari virus corona. Selain menjalankan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), masyarakat juga tetap menjalankan protokol kesehatan.

Agar tetap sehat di rumah, masyarakat juga harus bisa mewujudkan kemandirian obat. Salah satunya dengan menanam tanaman obat keluarga.

Terkait hal itu, Tim Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKM-M) Ayoga Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengadakan webinar tentang tanaman obat bertema "Pentingnya Tanaman Obat Keluarga dalam Mewujudkan Kemandirian Obat".

Adapun PKM-M Ayoga UNS menghadirkan Sapto Purnama, S.T. dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Surakarta dan Dr. Sugihardjo, Dosen Prodi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian (PKP) Fakultas Pertanian (FP) UNS.

Generasi muda kurang familiar

Menurut Sapto Purnama, Tanaman Obat Keluarga (Toga) saat ini tidak begitu familiar untuk adik-adik atau generasi muda. Selain itu untuk mendapatkan pelatihan secara fisik juga cukup sulit.

Dijelaskan, sejarah tanaman toga dimulai pada tahun 500 Sebelum Masehi (SM) yang mana kiblat peradaban terdapat di Mesir.

"Mereka menggunakan tanaman sebagai obat. Kemudian bangsa Yunani mulai menggunakan tanaman obat pada sekitar tahun 400 SM," ujarnya seperti dikutip dari laman UNS, Senin (31/8/2020).

Di Indonesia sendiri, lanjut Sapto Purnama, pemanfaatan toga sudah dilakukan sejak lama, bahkan sudah ada peraturan yang membahas pemanfaatan toga.

Hal tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2016 mengenai Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga.

"Usia kakek buyut kita relatif lebih panjang karena mereka mengonsumsi sesuatu yang masih alami baik makanan maupun obat-obatannya," katanya.

Indonesia merupakan negara tropis yang banyak keanekaragaman hayati seperti toga yang dapat dimanfaatkan dan cenderung lebih murah dari pada buatan pabrik.

Jika tidak memiliki perkarangan yang luas, menanam tanaman obat dapat dilakukan dengan media tanam vertikal dengan botol bekas atau polybag.

Fungsi toga:

  • meningkatkan gizi dan kesehatan
  • sarana penghijauan
  • mencegah penyakit secara herbal atau alami

"Mengonsumsi obat kimia dapat membuat ginjal bekerja lebih banyak lagi. Tanaman herbal dapat dijadikan pilihan atau alternatif yang dapat dikombinasikan dengan tanaman herbal lainnya," jelasnya.

Akademisi UNS, Dr. Sugihardjo menyampaikan materi tentang perilaku yang mencerminkan prinsip ekologi. Menurut dia, saat ini pencemaran udara, air, dan tanah semakin meningkat.

Kendala yang muncul:

  • bencana alam semakin menjadi
  • flora dan fauna banyak yang punah
  • munculnya penyakit baru

Pentingnya menanam toga

Untuk mengatasi masalah tersebut pemerintah dapat memberi pemahaman agar masyarakat mengenal lebih lanjut tentang lingkungan.

"Salah satu upaya untuk mewujudkan hal tersebut yakni dengan mengadakan sekolah adiwiyata yang memanfaatkan tanaman toga," kata Sugihardjo.

Menurut dia, masyarakat saat ini harus memiliki kesadaran untuk menanam tanaman yang bermanfaat dan dapat meningkatkan nilai ekonomi.

"Ekologi makhluk merupakan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungan hidupnya. Toga dapat membentuk iklim mikro yang sejuk dan nyaman di lingkungan rumah," jelasnya.

Untuk itu, perlu adanya keterlibatan masyarakat khususnya siswa SD, SMP, hingga SMA untuk menjadi agen-agen yang mendukung penanaman toga sebagai upaya menyediakan kemandirian obat baik di lingkungan sekolah maupun rumah.

Namun, agar semua tercapai maka perlu dukungan dari orang tua, guru, dan masyarakat. Tentu agar masyarakat bisa menjaga kesehatannya di tengah pandemi Covid-19 ini.

https://edukasi.kompas.com/read/2020/09/03/140030971/akademisi-uns-ini-pentingnya-tanaman-obat-keluarga-bagi-kesehatan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke