KOMPAS.com - Menteri Pendidikan Kebudayaan Nadiem Makarim melihat, dalam 10 tahun terakhir Universitas Terbuka (UT) telah melakukan transformasi pesat dalam mengikuti perkembangan teknologi untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh.
"UT telah melaksanakan pembelajaran jarak jauh secara daring sepenuhnya mulai dari penerimaan mahasiswa baru proses pembelajaran hingga ujian," ungkap Mendikbud Nadiem melalui video conference pada peringatan dies natalis ke-36 UT pada Jumat (4/9/2020).
Mendikbud juga mengungkapkan telah memberikan akses pendidikan tinggi kepada masyarakat Indonesia dari kota hingga pelosok Tanah Air, termasuk daerah tertinggal, terdepan, dan terluar yang belum terjangkau oleh kampus lain.
"Bahkan, UT juga memberikan layanan pendidikan kepada warga negara Indonesia di 42 negara, antara lain di Malaysia, Singapura, Korea Selatan, Hong Kong, Arab Saudi, dan lainnya," ujar Nadiem.
Nadiem juga menyebutkan, selama 36 tahun perjalanan, UT telah menghasilkan 1,7 juta lulusan.
"Luar biasa, suatu jumlah yang sulit ditandingi oleh perguruan tinggi mana pun di Indonesia. Untuk itu, saya sampaikan apresiasi dan penghargaan atas kinerja UT dalam memberikan layanan pendidikan tinggi berbiaya terjangkau bagi semua lapisan masyarakat," lanjut Mendikbud.
Menjadi pelopor dan referensi
Selain itu, Nadiem juga memberikan apresiasi kepada UT atas upayanya menjaga kualitas pendidikan tinggi melalui akreditasi perguruan tinggi maupun internasional, sehingga menjadi salah satu kiblat penjaminan mutu pendidikan jarak jauh di dunia.
Oleh karena itu, Mendikbud mendorong UT menjadi contoh dan juga dapat bersinergi dengan perguruan tinggi tradisional untuk mengakselerasi penggunaan teknologi digital dalam pembelajaran.
"Rencana pembangunan Indonesia Cyber University Institute atau Universitas Terbuka Siber UTS harus segera direalisasikan," tegas Mendikbud.
Berbekal pengalaman UT melakukan PJJ, lanjut Nadiem, UT diharapkan dapat menjadi platform bagi PTN dan PTS lain menerapkan program PJJ.
"Saya berharap UT dapat mengimplementasikan Kampus Merdeka dalam mengejar pengalaman, memperkuat soft skill dan hard skill mahasiswa melalui kegiatan magang, membangun desa, program kemanusiaan, proyek mandiri, dan kegiatan lainnya," ujarnya.
Harapan yang sama disampaikan Prof Mohammad Nasir, Menristekdikti Kabinet Kerja, "Dengan usianya yang telah 36, mudah-mudahan UT ke depan menjadi universitas yang makin maju, berkembang, dan berkualitas untuk mendidik masyarakat Indonesia."
Prof Nasir juga mengungkapkan, pandemi Covid-19 justru menjadi kesempatan emas bagi UT untuk terus berkembang sebagai pelopor pembelajaran jarak jauh.
"(UT) inilah yang akan menjadi referensi bagi universitas-universitas lain. Universitas-universitas lain akan belajar atau mengikuti Universitas Terbuka," ujar Nasir.
Menanggapi hal tersebut, Rektor UT Prof Ojat Darojat secara khusus mengungkapkan, hal ini sejalan dengan tema yang diangkat dalam dies natalis ke-36 UT, yakni "UT Terdepan dalam Inovasi Pembelajaran Jarak Jauh".
"Tema ini sangat penting bagi kita untuk memberikan darah, semangat, motivasi bagi UT untuk menjadi yang terdepan dalam penyelenggaraan pendidikan jarak jauh," papar Prof Ojat.
Motor penggerak UT Siber
Dalam kesempatan tersebut, Prof Ojat menjelaskan, transformasi UT dilakukan mulai dari pendaftaran, pembelajaran, hingga ujian yang telah dilakukan sepenuhnya secara daring melalui sistem manajemen pembelajaran yang terintegrasi.
Terkait permintaan Mendikbud mengenai akselerasi terbentuknya UT Siber (UTS), Prof Ojat menyatakan, pihaknya siap untuk menjadi motor penggerak dari lembaga yang menjadi "marketing galery" pendidikan jarak jauh PTN dan PTS yang ada di Indonesia.
"Pembangunan grand design-nya sudah beres, termasuk juga platform di dalam UTS dan learning management system (LMS) yang ada di perguruan-perguruan tinggi sudah menyatu. Jadi soal migrasi data sudah bisa dilakukan," jelas Prof Ojat.
Ia menambahkan, UTS ini nantinya akan memonitor kualitas pembelajaran daring ini terjaga. "Dengan adanya UT Siber dan institut ini akan dilihat kualitas konten, media, IT, dan pembelajaran," terang Prof Ojat.
Dalam kesempatan dies natalis ini, UT secara khusus memberikan penghargaan "Tokoh Pendidikan Jarak Jauh" kepada Prof Mohamad Nasir yang kini menjabat Staf Khusus Wakil Presiden.
Rektor UT menjelaskan, penghargaan ini diberikan karena Prof Nasir dipandang telah memberikan dukungan kepada UT dalam mengemban tugas pemerintah mencapai target 1 juta Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan tinggi.
Selain itu, dalam dies natalis yang juga dihadiri Wali Kota Tangerang Selatan Airin dan Gubernur Sumatera Barat Herman Deru ini, UT meluncurkan empat buku karya dosen dan guru besar UT, yaitu Dewan Guru Besar UT dan 36 Tahun UT karya Prof Tian Belawati, Profil Guru Masa Depan karya Prof Asnah Said, dan buku Antologi CPNS.
https://edukasi.kompas.com/read/2020/09/07/070000771/dies-natalis-ke-36-ut-kian-ditantang-jadi-inovator-pembelajaran-jarak-jauh