Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Di Tengah Pandemi, Alumni Chevening Tetap Gelar Program Mentoring

KOMPAS.com – Walaupun tidak bisa bertemu secara tatap muka karena pandemi Covid-19, Chevening Alumni Association Indonesia (CAAI) bekerja sama dengan Kedutaan Besar Inggris masih membantu calon penerima beasiswa Chevening lewat program mentoring.

“Harapannya kita betul-betul bisa mendampingi mereka, bukan memanjakan,” jelas Ketua CAAI Gita Syahrani pada Selasa (8/9/2020).

Dalam acara virtual “Pembukaan Aplikasi Beasiswa Chevening Periode 2021-2022”, Gita pun berharap agar program mentoring ini bisa mengarahkan calon penerima beasiswa S2 Chevening untuk menjadi calon pemimpin Indonesia.

Dwi Rahardiani selaku alumni, kreator, dan orang yang mengimplementasikan program mentoring Chevening menambahkan, program ini berguna agar proses berpikir calon penerima semakin terasah.

“Kami melihat bahwa ada banyak masalah yang dihadapi oleh pelamar dan yang lebih penting mereka membutuhkan seseorang untuk diajak bicara,” ujar Dwi lewat Zoom dan siaran langsung di akun YouTube British Embassy Jakarta.

Dengan menghubungkan calon penerima beasiswa (mentee) dengan mentor dari latar belakang yang sama, Dwi berharap timbulnya diskusi yang sangat jujur supaya ide-ide mentee dapat terbentuk untuk menulis esai.

Sebelum pelamar memasuki tahap wawancara, program mentoring CAAI ini juga akan mendampingi mentee dengan cara membuka sesi tanya jawab.

“Ikuti media sosial kami @IDCheveningAlumni. Kami sudah membuka pendaftaran untuk semua pelamar sehingga kami dapat mencocokkan Anda dengan semua mentor,” imbuh Dwi.

Salah satu penerima beasiswa Chevening yang masih mengerjakan disertasi di Inggris, Stella Nau, memperjelas bahwa mentee memang perlu menyisihkan tenaga untuk bertanya kepada mentor.

Alasannya karena Chevening fokus pada esai yang dibuat calon penerima beasiswa. Namun, program mentoring tidak menjadi jaminan semua akan diterima dalam program beasiswa ini.

“Bukan berarti program mentoring ini memastikan Anda dapat Chevening, tetapi semua balik lagi ke diri masing-masing ya. Bagaimana kalian memperjuangkan esai tersebut, bagaimana kalian bisa belajar serta menambah networking,” kata Stella.

Cari bakat yang beragam

Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins ingin penerima Chevening berasal dari latar belakang yang berbeda-beda.


“Kami mencari bakat dari Sabang sampai Merauke karena kami ingin program ini mewakili seluruh Indonesia,” kata Owen.

Pasalnya, beasiswa dengan pendanaan penuh dari program Chevenings memang membuka kesempatan secara global agar masyarakat bisa mendapat kesempatan belajar pada jurusan apapun dan universitas di Inggris manapun.

“Mereka mungkin pembuat kebijakan, mungkin ada pemimpin bisnis, akademisi, ilmuwan, seniman, atau penulis, pejuang lingkungan, pengusaha pemula atau punya latar belakang teknologi. Namun terlepas dari bidang yang dipilih, kami mencari bakat yang beragam,” jelasnya.

Program mentoring CAAI juga mencari mentor dan mentee dari berbagai daerah. Apalagi masa pandemi membuat acara ini dapat terlaksana secara daring sehingga bisa terjangkau siapa pun dan di mana pun.

Kekhawatiran saat pandemi

Terkait isu kesehatan, Owen menjelaskan calon mahasiswa akan mengikuti protokol kesehatan dan melakukan isolasi mandiri dalam waktu 14 hari sebelum bisa keluar dan mulai belajar.

“Kami tentu saja akan mengambil langkah-langkah kesehatan terbaik, tapi kita tidak berpikir bahwa itu tidak akan mencegah orang untuk bergabung,” pungkas Owen.

Menambahkan Owen, Kepala Program Chevening di Indonesia Nick Faulkner mengatakan, sebenarnya ia tidak bisa memprediksi apa yang akan terjadi di masa depan.

“Sepertinya akan ada beberapa pendidikan online saat memulai, tapi semoga para pelajar dapat menikmati pembelajaran tatap muka,” sambungnya.

Selain itu, Nick juga berharap tahun depan tidak mengalami penurunan kuota pengiriman penerima beasiswa Chevening.

Pasalnya tahun ini, Chevening menurunkan kuota penerima beasiswa dari 62 hingga 51 orang karena harus memprioritaskan dana saat terjadi pandemi COVID-19.

“Kami mencoba mengirim pelajar Indonesia dan Timor Leste saya ke Inggris dalam program ini semampu kami," pungkas Nick. 

https://edukasi.kompas.com/read/2020/09/08/204943971/di-tengah-pandemi-alumni-chevening-tetap-gelar-program-mentoring

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke